Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menurut pada Mamak

4 Januari 2016   22:09 Diperbarui: 4 Januari 2016   22:57 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mamak pun tak pernah menyadari raut wajahku yang kerap murung, setelah menikah.

“Duh, Tuhan. Aku mohon padaMu. Ingatlah setiap kemurunganku ini. Jadikan hal ini sebagai jembatan memasuki surgaMu.” Pinta yang selalu aku haturkan pada Tuhan. sebagai pengingat untukNya bahwa aku bukan seorang anak pembantah. Dan karena aku bukan pembantah, tentu saja neraka bukanlah imbalan untukku.

*

“Inemmm...!!!” sebuah suara yang kukenal memanggilku “Ambilkan aku handuk!” katanya dengan nada memerintah. Layaknya juragan pada pegawainya.

“Iya, Mas Amir,” jawabku singkat.

Perihnya dibagian “itu” masih agak terasa, membuatku harus berjalan agak tertatih. Namun, menurut Mamak, seorang istri harus patuh pada suaminya.

Dan inilah aku, Inem, gadis berusia 15 tahun yang telah menjadi “korban” doktrin orangtua dan agama.

**
Oil City, 04-01-15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun