Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FF150] Sekantung Darah

10 November 2015   15:47 Diperbarui: 10 November 2015   16:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Peserta No 12 

Tentu saja aku bisa memahami kecemasan Mamaku yang terus menangisi keadaan adikku. Sudah tiga kantung darah masuk ke tubuh adikku, namun Hbnya belum juga stabil. Padahal, ada tindakan medis yang harus disegerakan, adalah endoskopi, demi bisa mengetahui mengapa adikku yang di diagnosa Typhus, tapi Hbnya di bawah rata-rata, hanya 6. Normalnya adalah 14.

***

“Kenapa sih, Mbak. Kamu yang pendonor aktif, malah ga bisa jadi pendonor untuk adikmu sendiri.”

“Datang bulan, Ma.” Jawabku singkat.

Papa menepuk pundakku, seperti memahami rasa mahfumku. “Udah, jangan murung. Menanam kebaikan pasti memanen kebaikan juga. Jangan menyesal menjadi seorang pendonor aktif, hanya karena saat ini kamu tidak bisa memberikan sekantung darah untuk adikmu sendiri”

Aku tersenyum getir.

***

Denting ponselku berbunyi. Sebuah pesan singkat masuk, dari Galih. “Kay, maaf hape baru aktif. Golongan darahku sama dengan adikmu. Aku meluncur kesana.”

Aku tersenyum. Tidak getir.

“Alhamdulillah. Akhirnya ada seorang ‘Pahlawan’  untuk adikku” Aku memekik dalam hati.

 

Oilcity, 10-11-15

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun