Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menghindarkan Anak dari Kejahatan Seksual Sejak Dini

7 Oktober 2015   16:18 Diperbarui: 8 Oktober 2015   00:11 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghindarkan Anak dari Kejahatan Seksual Sejak Dini | Kompas.com

Sekarang ini...iya sekarang ini, hampir setiap hari kita membaca, mendengar atau melihat berita tentang kejahatan seksual terhadap anak-anak dan remaja. Dari informasi yang di himpun stasiun-stasiun TV, pada umumnya kejahatan seksual yang menimpa anak-anak dan remaja tersebut biasanya dilakukan oleh orang terdekat. Bisa paman, kakak, tetangga, pengasuh, guru bahkan orang tua sendiri. Saat ini... iya saat ini, anak-anak dan para remaja yang tinggal di kota ataupun di desa, yang berasal dari keluarga berkecukupun ataupun keluarga sederhana, sedang berada dalam kondisi “bahaya besar” Bahaya yang mengancam kenyamanan, keselamatan fisik dan jiwa. Adalah kejahatan seksual, perkosaan dan incest (hubungan kelamin antar anggota keluarga kandung).

Kejahatan seksual adalah kegiatan atau aktivitas seksual yang dilakukan oleh orang dewasa atau oleh anak yang lebih besar, terhadap anak yang lebih kecil. Dan kegiatan itu bisa berupa: 

1. Menunjukan diri atau kemaluannya;
2. Membelai atau meremas-meremas bagian tubuh;
3. Melakukan perkosaan.

Sebenarnya kejahatan seksual tidak akan merebak menjadi sebuah “bencana” jika kita bisa lebih peka, menyadari bahwa di sekitar kita sekarang ini sudah bertebaran arus informasi yang berisi tautan-tauatan pornografi. Tautan-tautan ini bisa berupa majalah atau tabloid dewasa yang bisa didapatkan dengan mudah, sinetron, videoklip yang tidak sepantasnya, dialog seputar seks dan pergaulan yang tidak sehat bahkan games dan beberapa aplikasi dewasa bisa sangat mudah di akses melalui telepon selular, tablet atau laptop. Dan seseorang yang terpapar tontonan atau bacaan bermuatan pornografi mempunyai dorongan yang besar untuk melakukan kejahatan seksual.

Disamping efek dari arus informasi yang kebablasan, kalangan masyarakat kita masih beranggapan bahwa membicarakan perihal/perilaku sex dengan seorang anak dan remaja adalah sikap yang tabu alias pamali. Padahal membicarakan perihal/perilaku sex dengan seorang anak dan remaja sama artinya menambah wawasan tentang potensi ancaman dirinya bila ia bersama orang lain atau orang asing.“Ketidakmampuan” orang tua/dewasa dalam menyampaikan informasi seputar seks bisa jadi disebabkan karena ketidaktahu-an bagaimana memulainya, ketidaktahu-an kapan waktu yang tepat untuk menyampaikannya, ketidaktahu-an/kurang paham akan sejauh mana menyampaikan informasi seputar seks pada anak dan remaja.

Akan tetapi, di era digital yang serba mudah dan modern ini, hal-hal yang nampak tabu atau pamali tersebut sebenarnya bisa diminimalisir cara penyampaiannya. Menggali informasi sebanyak mungkin melalui internet atau media sosial adalah beberapa langkah untuk mempermudah orang tua/dewasa menggenalkan perihal/perilaku seks pada anak dan remaja.

Beberapa contoh yang paling sederhana mengajarkan perilaku seks pada anak dan remaja adalah dengan menjelaskan beberapa jenis sentuhan. Hal ini perlu dilakukan dengan sabar dan berulang-ulang, sebab kondisi kejiwaan seorang anak atau remaja belum semapan kondisi kejiwaan orang dewasa.

Bahwa ada 3 jenis sentuhan yang harus diketahui, ketika bergaul yaitu: 
1. Sentuhan yang diperbolehkan, adalah sentuhan yang dilakukan seseroang pada bahu hingga kepala, contohnya adalah menepuk bahu atau mengusap kepala;
2. Sentuhan yang tidak boleh dilakukan, adalah sentuhan yang dilakukan seseorang pada bagian tubuh yang ditutupi, seperti dada, paha, kemaluan, pantat dan dubur
3. Sentuhan yang membingungkan, adalah sentuhan yang dilakukan seseorang, yang gerakannya tidak beraturan. Mula-mula menyentuh bagian yang diperbolehkan namun lama kelamaan mulai menyentuh bagian-bagian tubuh yang di larang.

Selain memberi pengertian tentang mana sentuhan yang boleh dan tidak, memberikan penjelasan bahwa menjadi tidak patuh pada orang dewasa atau yang lebih besar akan menjadi sikap yang dibenarkan jika perilaku tersebut mulai mengarah ke hal yang tidak pantas. Hal ini di maksudkan bahwa ketegasan mengatakan TIDAK MAU, TIDAK, JANGAN BEGITU bisa menjadi perisai dari perilaku seks menyimpang orang dewasa atau orang yang lebih besar.

Selain itu, sebagai orang tua/dewasa hendaknya mampu menyakinkan seorang anak atau remaja bahwa kita adalah tempat berbagi paling nyaman. Sebab kejahatan seksual atau perkosaan selalu dilakukan dengan bujukan “Jangan bilang siapa-siapa” dan ancaman-ancaman. Tentunya jika ingin trik ini berhasil, maka sebagai orang tua/dewasa, kita pun di tuntut untuk bisa benar-benar mencerminkan diri sebagai orang yang bisa dipercaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun