Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

{CERMIN} Nasehat Seorang Penjual Koran

22 September 2015   19:39 Diperbarui: 22 September 2015   20:06 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita itu lirih mengucapkannya. Air yang menggantung di pelupuknya mulai bersiap-siap luruh. Rona kesedihan tergambar di wajahnya yang tirus, seperti tumpukan-tumpukan rasa sesal.

“Aku, rindu...”

Lirihnya kini berubah menjadi teriakan. Ibarat lolongan serigala yang terpisah dari kawanannya.

Tapi siapa yang mendengar ? payung raksasa yang menaungi cakrawala telah berubah menjadi milyaran rinai air hujan.

Masih dengan langkah kaki yang cepat, wanita itu berjalan menerobos hujan yang kian lebat. Ritme hujan yang turun, seirama dengan ritme air matanya yang luruh.

“Aku, rindu kamu. Aku. Rindu. Kamu” ucapnya terbata.

“Aku menyesal, mengapa aku tak punya waktu menemanimu. Menemuimu kamis itu. Setahun yang lalu”

***


Inilah kisah wanita itu. Seorang wanita biasa dengan cinta yang biasa namun menyesal luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun