Love,
Aku kerap kali bertanya pada diriku sendiri. Jika keberadaan cinta di antara kita selama ini membuat kita tak bersatu, jadi untuk apa kita habiskan sekian ribu detik duduk bersama dan melahap begitu banyak mangkuk berisi kesetiaan dan kegembiraan.
Love,
Tahukah dirimu ? Bahwa sejak kehadiranmu. Aku makin kerap menangisi kerinduanku sendiri.
Tangisku yang pecah bisa membuat bahuku sampai berguncang-guncang. Bahkan debaran jantungku menjadi begitu sulit ku kendalikan. Degupnya membuat aku tak bisa lagi memimpikan apapun selain bermimpi tentang kamu.
Love,
Sebenarnya untuk apa kita saling setia dalam pengharapan, jika kenyataannya kita malah seperti terperangkap dalam dimensi tak bernama.
Love,
Tahukah kamu ? Sesaat kamu ucapkan kata “Kita harus selalu saling mencintai hingga usai. Hingga dunia setelah kita hidup, aku akan selalu jatuh cinta padamu”
Love,
Mendengarnya membuat airmataku berderai-derai. Linangannya menganak sungai. Ketulusanmu tak kuragu. Kesabaranmu tak pernah usai. Kasih sayangmu selalu ada.
Kamu memupuk setiamu dengan cara yang indah. Rasa berharapmu padaku kau rawat dengan rasa iman yang sejuk.
Love,
Dalam hitungan tak terkalkulasi kita berjarak, hadirmu bagiku seperti pahlawan yang datang tepat waktu.
Aku yang tengah luluh, yang begitu karib dengan airmata, ditemukan kembali olehmu.
Lirihku pada sepertiga malam di sujud ibaku, tersampaikan dengan hadirnya sapamu esok harinya. Tanyamu, “Apakah kamu bahagia, atau saat ini justru sebaliknya”
Love,
Aku sangat merasa dirimu kini jauh berubah. Dirimu yang dulu pengasih padaku, kini makin pengasih. Karena pada waktu-waktu tertentu, teguranmu selalu ada, mengingatkan bahwa sebagai manusia ada kewajiban yang harus di lakukan. Adab manusia beriman pada Tuhannya.
Tapi Love,
Entah mengapa, dalam pikiranku terbersit kemungkinan yang gila. Bahwa mungkin karena dirimu yang begitu setia padaku. Setia pada harapanmu, sehingga Dia tak memberi kesempatan untukku, untuk kita segera bersanding.
Jika benar begitu, bagaimana jika aku menyuruhmu untuk menjadi laki-laki yang tidak setia. Bagaimana jika kamu memilih seorang wanita selain aku, kemudian saat bersamanya hampirilah aku.
Bagaimana menurutmu, Love ?
Ah, aku sudah tahu jawabanmu.
Kamu sangat mengenalku, Love. Aku perempuan yang menurutmu sangat manja, pecemburu, kekanakan, mana mau berbagi suatu hal dengan perempuan lain. Bahkan pada nafas yang keluar masuk di parumu pun aku kerap cemburu.
Love,
Sebenarnya aku sangat ingin mengirimkan surat ini padamu, tapi aku yakin dirimu pasti akan nampakkebingungan.
Karena walaupun kamu pintar mencintaiku, namun kamu terlalu bodoh untuk membaca sebuah surat cinta.
Kamu bahkan kesulitan dan tak bisa mengartikan apapun kata-kata cinta yang keluar dari bibirku. Bagimu pembuktian rindu dan cinta tak bisa di tulis dalam kata-kata atau sebuah kalimat. Kecuali dengan bukti dan tindakan.