Peserta 104
Oleh :Inem Ga Seksi
Kekasihku, kemarilah
Cumbulah aku yang semakin renta
Ijinkan aku lebih lama berbaring dalam dekapmu
Mendengar detak jantungmu yang kini tak teratur ritmenya
*
Kekasihku, ceritakanlah sebuah kisah
Cerita heroikmu saat dirimu seusia cucu kita, si Fahri
Dengan pendengaranku yang mulai tuli
Kupastikan, dengan tekun aku menyimaknya
*
“Seusia Fahri, aku tak begitu mengenal cinta pada perempuan,
kecuali cinta pada negeriku.
Negeri yang saat itu dikuasai oleh penjajah.
Mereka datang silih berganti.
Dan dengan seenaknya mereka menguliti kemerdekaan negeri ini.
Seusia Fahri, aku tak begitu memikirkan balasan setimpal apa kan kudapat
jika ku korbankan jiwa dan ragaku.
Bahkan, saat aku sungguh jatuh cinta padamu,
aku kesampingkan hasrat meminangmu.
Karena rupanya, negeri ini lebih membutuhkanku daripada kamu”
*
Kekasihku, apakah kini
setelah kau saksikan penjajah pergi
Jiwamu senang
Ragamu bergembira
*
Kekasihku, dekap aku. Jangan kau paksa bibirmu tuk menjawab tanyaku
Dalam diam dan dari suara nafasmu yang memburu
Aku tahu, ada duka lara menggantung di dadamu
Seperti katamu, melawan penjajah lebih mudah daripada melawan bangsa sendiri
*
Duh Kekasih, abaikan sejenak gundah kecewamu
Ini aku. Lihatlah aku lekat-lekat
Bukankah aku juga adalah hasil jerih payah perjuanganmu,
di masa muda
Balikpapan, 17 Agustus 2015
*karya ini orisinil dan belum pernah di publiskasikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H