Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anu

31 Oktober 2013   15:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba-tiba pagutan liar mengkoloni bibirku. Lidahnya bermain liar pada setiap rongga mulutku.

“Aku mencintaimu karena kamu mirip lontong. Aku mohon tetaplah menjadi begini, agar kita terus bersama” pintanya.

“Dan jangan pernah lagi mengucapkan pertanyaan yang menjijikan itu padaku” Lirihnya dengan lembut menggoda.

Tatapan cengengku perlahan memudar. Dan berubah menjadi tatapan jalang seekor kucing yang melihat seonggok ikan segar. Memerah dan mengeong.

“Arghhh… Dinda..betapa aku menginginkanmu sedari dulu, kini bahkan hingga mati.”

“Aku pun demikian adanya, Sayang. Terutama inginkan “anu-mu” untuk tetap sempurna, menutupi kekurangan fisikmu.”

Waktu-waktu malampun terlewati dengan banyak kisah berpeluh.

&&&

Aku kerap bercermin, memperhatikan betapa buruknya fisik ini. Mulai dari anggota tubuh paling atas hingga paling bawah, kuperhatikan dengan seksama. Tidak sempurna. Tidak normal. Tidak bagus.

Tanganku kini menyusuri sesuatu yang berada tepat di antara tulang selangkanganku, adalah “anu-ku”. “Sempurna” batinku puas.

Ya..ya..ya..pada akhirnya aku mengerti bahwa cinta dan kepuasan seperti dua sisi mata uang. Saling terkait.

Rupanya bagi sebagian orang sebuah cinta juga membutuhkan campur tangan kepuasaan “anu” didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun