Bahkan suatu hari aku pernah bermimpi bertemu dengan Eros.
Sesaat sebelum Eros menarik busurnya, dia sempat bertanya padaku. Apakah aku sudah siap untuk cinta lagi, setelah berkali-kali jatuh.
Dengan tenang, akupun menjawab. "Aku siap wahai Eros, bilamana panahmu menembus jantungku. Dan menghujamku pada dasarnya kerajaan Hades."
Tak berapa lama, ada yang berdesir, terasa dingin, seperti rasa yang sudah menyublimkan dirinya sendiri. Tak berwujud namun beraroma. Bahkan sinusitis tak menghalangi aroma itu untuk melesak masuk. Dan bercokol di ragaku.
Ku tutup mata ini dan menikmati sublimasi rasa, mengucap dalam hati " Semoga terminologi dan etimologi sebuah cinta akan berpihak padaku"
Suatu ketika juga pernah seseorang berkata padaku.
" Bahwa dalam perjalanan sebuah waktu, akan selalu ada pihak-pihak yang setia membuntuti kita. Adalah, kenangan namanya."
Aku termangu.
"Ting" ku jentikan jariku pada punggung gelas itu.
Sebuah rasa sesal hinggap, " Mengapa harus limun ?"
Mengapa zat cair yang sering di panggil H2O itu sukses menjebloskanku dalam sebuah ruangan. Sebuah ruangan yang dengan gambaran sebuah gudang tua dengan gembok penuh karat, dan cat yang terkelupas di setiap sudutnya. Bahkan, sebagian gentingnya yang tertutup lumut serta rumput, lebih menyerupai kawasan tudra.