Mohon tunggu...
Novi Daipah
Novi Daipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Olahraga, berenang, membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tentang kenaikan UMP sebesar 6,5n PPN sebesar 12% terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kota serang

16 Desember 2024   20:28 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:28 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

1. Dampak Kenaikan UMP terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Kenaikan UMP sebesar 6,5% diharapkan dapat membantu menjaga daya beli pekerja, terutama di tengah inflasi yang diproyeksikan mencapai 4,1% pada 2025. Namun, kenaikan ini dianggap tidak cukup signifikan untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup, termasuk harga barang dan jasa yang terdampak langsung oleh kenaikan PPN. Bagi masyarakat di Kota Serang, yang memiliki proporsi besar pekerja di sektor informal, kenaikan UMP hanya akan dirasakan oleh pekerja formal, sementara mayoritas pekerja informal tidak mendapatkan manfaat langsung dari kebijakan ini【7】【9】.


Di sisi lain, kenaikan UMP berpotensi meningkatkan pengeluaran rumah tangga pekerja. Namun, dengan harga barang konsumsi yang juga naik akibat kenaikan PPN, daya beli riil tetap berpotensi menurun, terutama pada kelompok berpendapatan rendah. Hal ini dikhawatirkan akan memperburuk situasi ekonomi masyarakat marginal di Kota Serang, yang sebagian besar pengeluarannya dialokasikan untuk kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, dan biaya kesehatan【8】.

2. Kenaikan PPN dan Beban Pajak Masyarakat
Kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% merupakan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara. Namun, kebijakan ini memiliki dampak langsung terhadap daya beli masyarakat karena berkontribusi pada kenaikan harga barang dan jasa. Data menunjukkan bahwa beban PPN lebih berat dirasakan oleh kelompok berpendapatan rendah, yang cenderung menghabiskan proporsi pendapatan lebih besar untuk kebutuhan konsumsi. Dampak ini semakin terlihat di Kota Serang, di mana tingkat pendapatan masyarakat cenderung lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional【8】【9】.

Peningkatan tarif PPN juga dapat memperburuk kesenjangan sosial. Kelompok masyarakat berpendapatan tinggi, meskipun juga merasakan kenaikan beban pajak, memiliki kapasitas finansial yang lebih besar untuk menyerap dampaknya. Sebaliknya, kelompok masyarakat berpendapatan rendah berisiko terjerumus ke dalam kemiskinan akibat kenaikan harga barang kebutuhan pokok【8】【9】.

 3. Dampak pada Sektor Usaha dan Pekerja
Kombinasi kenaikan UMP dan PPN dapat menimbulkan tekanan berat pada sektor usaha, terutama di Kota Serang yang didominasi oleh sektor industri dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Kenaikan UMP meningkatkan biaya tenaga kerja, sementara kenaikan PPN mengurangi daya beli konsumen. Kondisi ini dapat mengurangi margin keuntungan pengusaha dan berpotensi memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor padat karya【7】【9】.

Beberapa pengusaha mengungkapkan bahwa kenaikan UMP, meskipun bermanfaat bagi pekerja, akan menambah biaya operasional perusahaan. Bagi UMKM, yang merupakan tulang punggung ekonomi di banyak wilayah termasuk Kota Serang, kenaikan PPN dapat berdampak langsung pada kenaikan harga produk, sehingga berisiko menurunkan daya saing produk lokal di pasar domestik dan internasional【9】.

 4. Implikasi pada Perekonomian Lokal Kota Serang
Kota Serang, sebagai salah satu wilayah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada sektor industri dan perdagangan, menghadapi tantangan unik. Kombinasi kenaikan UMP dan PPN dapat memengaruhi stabilitas ekonomi lokal. Kenaikan harga barang yang disebabkan oleh kenaikan PPN dapat menurunkan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya memengaruhi konsumsi rumah tangga sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga dapat berdampak pada penurunan pendapatan sektor usaha lokal yang bergantung pada daya beli masyarakat setempat【8】.

Selain itu, inflasi lokal di Kota Serang dapat meningkat akibat kenaikan harga barang dan jasa, sehingga menggerus kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memengaruhi tingkat investasi di Kota Serang karena biaya operasional yang lebih tinggi dan daya beli yang lebih lemah【9】.

5. Rekomendasi Kebijakan
Untuk memitigasi dampak negatif dari kebijakan ini, beberapa rekomendasi dapat dipertimbangkan, seperti:
- Insentif bagi UMKM dan sektor usaha lokal: Pemerintah dapat memberikan keringanan pajak atau subsidi untuk sektor usaha kecil yang terdampak kenaikan UMP dan PPN.
- Pengendalian inflasi: Pemerintah perlu memastikan stabilitas harga barang kebutuhan pokok melalui pengawasan distribusi dan produksi.
- Program perlindungan sosial: Bantuan langsung tunai (BLT) atau subsidi khusus dapat diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan kenaikan biaya hidup.
- Dialog sosial yang inklusif: Pemerintah perlu melibatkan pekerja, pengusaha, dan masyarakat sipil dalam proses evaluasi kebijakan untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya.

Pembahasan ini menyoroti pentingnya pendekatan kebijakan yang seimbang untuk mencapai tujuan fiskal dan perlindungan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

# Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun