Mohon tunggu...
Novi Ardiani (Opi)
Novi Ardiani (Opi) Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak yang senang menulis. Mantan dosen dan wartawan yang sekarang bekerja sebagai karyawati BUMN di Jakarta. Ngeblog di www.opiardiani.com. IG @opiardiani. Email: opiardiani@gmail.com.

Ibu dua anak yang senang menulis. Mantan dosen dan wartawan yang sekarang bekerja sebagai karyawati BUMN di Jakarta. Ngeblog di www.opiardiani.com. IG @opiardiani. Email: opiardiani@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

8 Kegiatan yang Akan Alihkan Perhatian Anak dari "Gadget"

20 Juni 2017   12:59 Diperbarui: 21 Juni 2017   06:13 9488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

musik-1-5948b6b44a2fa414ee5fe672.jpg
musik-1-5948b6b44a2fa414ee5fe672.jpg
Tidak masalah apakah suara mereka sumbang atau berisik. Yang penting adalah membiarkan mereka mengekspresikan diri, mengeluarkan semua emosi. Mentransfer emosi negatif menjadi emosi yang positif. Anak-anak kadang juga menyimpan rasa yang sulit diekspresikan dengan kata-kata. Menyanyi dan bermusik, mungkin salah satu cara untuk mengeluarkan emosi itu. Kita hanya perlu mendengarkan dan mendengarkan, mendampingi dan mengapresiasi sebagai bentuk perhatian. Cukup. Mereka hanya butuh diperhatikan dengan cara yang menyenangkan dan cukup.

3. Aktifivas Literasi

Berbagai aktivitas literasi seperti membaca buku bersama di rumah, menulis cerita, atau ke perpustakaan dan ke toko buku juga bisa dipilih untuk pengalihan gadget. Saya termasuk yang mengandalkan buku bacaan untuk membujuk anak-anak. Selama saya tinggal ke kantor, anak-anak akan berada di rumah sepulang sekolah selama sekitar lima jam sampai bertemu kembali dengan ibunya di sore hari. Selama lima jam itu, mereka tidur siang, main di luar, dan main di dalam rumah. Waktu main di dalam rumah inilah yang akhirnya "terpaksa" mereka gunakan untuk membaca buku. Sebab, tidak ada siaran televisi dan gadget. Cuma ada buku bertebaran dan mainan seperti lego, boneka, playdoh, dan semacamnya. 

Seringkali, si sulung menelepon saya di kantor dan mengeluh bosan karena semua sudah dimainkan. Dia mulai merayu agar diperbolehkan main gagdet. Kalau sudah begitu, saya akan mengingatkan tentang kesepakatan bahwa kita hanya akan main gagdet pada akhir pekan. "Mas anak pintar dan kreatif, coba pikirkan apa lagi kira-kira yang bisa dilakukan sambil menunggu Ibu pulang? Kalau semua buku sudah dibaca, apakah Mas ingin buku bacaan yang baru?" Jika si sulung mulai merajuk, saya akan mulai memberinya ide buku-buku bacaan yang mungkin menarik. Saya lebih suka uang habis untuk beli buku selama itu positif.

baca-5948b8f84a2fa41d027eca72.jpg
baca-5948b8f84a2fa41d027eca72.jpg
Aktivitas literasi lain yang bisa dipilih adalah mendongeng dan bercerita. Saya suka sekali mendongeng bahkan ketika bayi saya belum bisa bicara. Membacakan buku untuk anak-anak ketika mereka belum bisa membaca adalah momen yang sangat indah. Ketika anak-anak sudah mulai besar dan masuk sekolah, saya mencoba menerapkan waktu saling bercerita dengan mereka setiap menjelang tidur. 

Mereka saya minta menyiapkan cerita hari itu yang akan diceritakan kepada ibu sebelum tidur. Boleh tentang apa pun. Boleh tentang kejadian di sekolah, tentang teman, tentang mba, tentang diri sendiri atau apa pun. Sebaliknya, ibu juga harus menyiapkan cerita untuk anak-anak. Biasanya saya akan menceritakan kejadian di kereta atau di kantor yang mengandung pesan moral bagi anak-anak. Karena anak-anak sudah beberapa kali saya bawa ke kantor, mereka sudah bisa membayangkan situasi kantor ibunya. Sehingga, ketika saya bercerita, mereka bisa menimpali. 

Aktivitas literasi ini akan melatih anak untuk mengungkapkan perasaan dengan kata-kata. Melatih kemampuan verbal yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan mereka kelak. Suasana yang menyenangkan akan membuat mereka lebih rileks dan mampu bercerita tanpa beban. Momen yang terbangun akan melekatkan kepercayaan mereka kepada ibu. Cerita juga akan menggali empati mereka. Empati terhadap kejadian sekeliling yang juga menyangkut keberadaan mereka di dalamnya. Jauh lebih positif daripada membiarkan mereka main gadget lalu ibu pergi tidur dengan tenang. Lelah sedikit tak apalah Bunda, it is worthed!

4. Berkreasi dengan Barang Bekas

kreasi-5948b996b48b741b637143b2.jpg
kreasi-5948b996b48b741b637143b2.jpg
Pilihan ini cukup seru bagi mereka yang suka mengekplorasi dan berkreasi. Daripada sibuk main gadget, anak-anak bisa diarahkan untuk aktif berkreasi dengan barang-barang bekas yang ada di sekeliling mereka. Biarkan mereka mencoba meramu kembali bentuk-bentuk dari barang-barang bekas. Biarkan imajinasi mereka diwujudkan tanpa batas. Kita hanya perlu meng-encourage mereka. Rumah mungkin akan menjadi sedikit kacau-balau. Tetapi, biarlah. Itu menandakan sebuah dinamika. Yakinlah bahwa kreativitas anak-anak akan berkembang dengan baik melalui ruang ini. Di samping itu, kecintaan mereka pada lingkungan hidup akan sedikit demi sedikit tumbuh. Positif bukan?

5. Fun Cooking

fun-cooking-5948b6e3e217d274075a75f2.jpg
fun-cooking-5948b6e3e217d274075a75f2.jpg
Anak laki-laki dan perempuan sama-sama bisa diajak melakukan aktivitas memasak bersama. Mereka bisa kita ajak membuat puding, pasta, atau kue sederhana yang melatih motorik mereka. Pasti menyenangkan melihat antusiasme anak-anak ketika mengocok telur atau mengaduk adonan. Itu adalah pengalaman yang berharga bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun