Mohon tunggu...
Yulianus Magai
Yulianus Magai Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis mudah Papua
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Yulianus magai, anak mudah Papua Yang kini aktif menulis di di www.wagadei.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuhan Pisahkan Kami Dua

25 November 2022   15:52 Diperbarui: 25 November 2022   15:56 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Kita bangun cinta terlarang

Kita sudah tahu, Dunia pasti Larang cinta kita, Namun kita punya tekat, keyakinan dan kepercayaan atas cinta kita,  bahwa bahagian tidak harus di dasari dengan persetujuan yang kuat.

Aku sudah mengiakan bahwa engaku dan aku "kita"adalah kedua insan yang punya satu rasa, di antara  NYAMAN Dan cinta, kemudia kita bangun cinta terlarang, akan ku bersaksi bahwa ini bukanlah sebuah sandiwara yang  aku telusuri di pulau terlarang bukan juga  sebuah dongen atau khayalan yang hanya ada di cerita Namun ini adalah kenyataan yang kita perihara.

Kau benar benar menali berjiwa asmara yang mekar di jiwa  ku,   kau beri kekuata atas kejam nya dunia  ini di tamabh lagi dengan larangan yang keras atas cinta suci  yang kita bangun bertahun tahun, apakah  Tuhan pernah larang orang jatuh cinta.?

Di tengah larangan yang kuat itu, permintaan ku hanya I tetap percaya pada cinta, permintaan ku  biarkan takdir yang berbicara akan perpisahan kita nanti, cinta ku untuk mu sayang ku.

Ia begitu, dunia itu kejam, Tuhan tetap jaga kita, harapku kau tetap jadi medali ku kekasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun