Puisi Puisi Kamu dan Senyum mu. oleh Yulianus magai
Senyumlah saat anda bisa tersenyum,bibirmu nampak poles sedap di mataku.
Tertawalah sebelum orang lain melarangmu tertawa, agar jiwamu terus tumbuh.Menarilah saat kau bisa melihat semuanya itu indah, bumi bahkan isinya pun ikut menarilah.
Lihatlah dunia makin luas saat anda masih muda, jiwamu akan bergemah berlabu tua Belajarlah, sebelum masa muda itu jadi kenangan lalu ditinggal oleh usia.
Gadis pujaanku, berjuba hutan berambut keriting berombak, lesun di pipi kananmu, Kamu adalah wanita Mapia yang kukenal, gadis cipta alam Angkrek.
Aku anggap ia adalah wanita hebat dengan tingkah dan karya. Setiap kali aku jumpai di mimbar rayuan cinta, ia membuatku harapan itu ada,ya memang utuh.
ia adalah gadis pujaanku yang kuidamkan saat aku jumpa, hingga saat ini masih terselip dalam nuranikuDengannya, harapanku ada semoga harapanku tetap ada bersamamu. indah nan subur mewangiHingga akhirnya, waktu membisikku, "inilah waktunya untuk tong dua bersatu. Tuhan Jangan pisahkan kami dua. Â
Yulianus magai Jayapura,30/6/2021
     Lemah Janji.
Kau tamankan Janji akan pertemuakn kita, Â kau pula patahkan pertemuan akan kita.
kau duluan hancurkan rumah harapan kita, Rumah yang akan kita jumpai.
 Di atas negeri awan, kau sempat buat garis pendidikan dan janji akan pertemuan.
 Setelah 3 tahun usai pendidik sma, janji itu kau kubur hidup hidup. Kau bawah pulang janji itu dengan sangat kejam, aku marah.  marah akan kepergian mu kawanku.
kini di nabire, dogiyai, Paniai Deiyai, dan mapia kau sudah tidak ada, di mana batang hidung mu.
Rindu ini sangat membukit, janji mu hilang di telang oleh sang waktu dank au kubur hidup hidup itu nyata.
akhir bulan desember, janjian yang kita sudah bangun di 2 tahun yang lalu 2018, itu perlahan menhilang di telan waktu. semakain menjadi, janji hanya sebatas kata, penantian ku menantimu di ruang rindu.
 Tiupan angina sejuk bibir pantai,  datang menguasailku satu tetes angin pun AKU tidak dapat arahkan.
Rindupun hal yang sama, rindu datag sesuai waktunya alam dogiyai jadi saksi.Rindu berat, rinduku bagaikan gunung kobouge yang ku pikul akan ku menenti kehadiran dirimu walaupun kita beda alam. Selamat natal kawan.
Karya Yulianus magai
Di Antara Nyaman dan Famaly.
begitulah cinta, ketika hati bertemu dengan hati lagi. Â kekurangn tidak lagi akan terlihat di antara kedua insan yang mempunyai rasa yang sama.
 pengorbanan bukan lagi ukuran. kesetiaan akan di uji dengan perngorbanan, pengorbanan tak akan terlihat lagi.Â
waktu itu sempat aku bahagia sampai lupa pulang, memang begitulah cinta, sejati. Dengan mu, itu indah, hingga pernah aku bayangkan akan aku nyaman jika masa hidupku bersama mu hingga nanti mau jemput kita.Â
Namun itu hanya beberapa bulan lalu berlalu begitu saja. aku pernah bayangkan alangka indahnya jumpa dengan wanita seperti mu, Â memiliki mata yang penuh dengan kejujuran, hati yang belum lama aku kenal.Â
namun itu semua berujung pada perpisahan, bahagia lalu terluka lagi. budaya benar benar kejam, takbir berabicara tidak sesuai harapan kita, hal yang ku tak suka adalah melarang untuk bersatu di atara kedua insan yang tak berbeda rasanya, seperti engkau dan aku KITA.
Sayang.. cinta sejati tidak harus memiliki, justru cinta sejati harus melepaskan, untuk menentukan kebahagiaan sendiri. Â
pergilah temukan bahagian mu, sebab aku tak berhak untuk melarang mu menemukan kebahagiaan mu. Â
hal yang aku inginkan kau tetap tersenyum dan bahagia. Jika kebahagiaan mu menjemputmu jangan lupa tersenyum alasanku aku mau kau tetap tersenyum walaupun itu tersakiti.
Aku tak bisa berbuat apa apa, selain merelakanmu pergi, untuk menentukan kebahagiaan mu, sebab aku bukan penhalan untuk melarang mu bahagian.
 semoga kau bertemu dengan orang yang benar tidak seperti aku yang selalu bertemu dengan orang salah. KASIH, jangan lupa bahagia
 Kau medali berjiwa Asmara, Aku Tetap Jadi Hujan Untuk Bungah mu.
Kamu, Mutiara? Â Wanita Unik beda dari Yang lain, Â di depan ku kau tetap unik, Senyum mu Yang selalu mengembang itu kau tetap anggu, keanggunan mu aku makin Jatuh cinta pada mu.
kamu, Kamu adalah jawaban Yang paling Bijak, Walaupun Semua pembicaraan  ini akan menjadi salah.
Teruntuk kamu Yang membuat harapan di depan mata, aku mencintaimu dalam diam ku, kau adalah harapan ku.
Kamu membuat Hari hari ini making berwarna, kamu  adalah asmara yang bangun harapan,  tujuan yang sama dengan ku Tidak terlepas dari cinta ku pada mu dan cinta mu padaku.
Â
Kita akan bersatu, dengan kekuatan cinta Hanya saja, Kita harus, salin hargai, Setia, Dan percaya, untuk bangun kekuatan cinta
Â
Kau adalah medali berjiwa, jiwa bangun, jiwa harapan, jiwa sederhana, jiwa cinta Yang besar, Jiwa Jiwa inilah Cinta kita Making Merdeka. Sayang Kita akan menang
Kamu, selagi aku menjadi Hujan untuk Bungah mu, Jangan jadikan Hujan di pagi hari sebagai tempat persembunyian Air matamu. Sebab Aku tak Mau Air mata itu Jatuh.
Yulianus magai, tanah kolonial 10/11/2021.
Teruntuk kamu Yang membuat harapan di depan mata, aku mencintaimu dalam diam ku, kau adalah harapan ku.
kita adalah asmara yang bangun harapan, tujuan yang sama. Tidak terlepas dari cinta ku pada mu dan cinta mu padaku.
harapan itu akan terwujud ketika kita salin hargai, Setia, Dan percaya, antara kau dan aku alasan saat ini engkau ada aku sudah menjadi kitam.
Kau adalah medali berjiwa, jiwa bangun, jiwa harapan, jiwa sederhana, jiwa cinta Yang besar, semua ini menjadi motivasi untuk kita tetap bersama, walau badai sedang mencoba memisahkan kita berdua. "Tuhan Jang pisahkan Tong dua"
Yulianus magai, tanah kolonial 10/11/2021
Guruku, Orang Terhormat ku.
Aku lupa, memberikan Hormatku padamu, walaupun engkau adalah orang terhormat dalam pertumbuhan ku, sang guru.
Sang guruku, kau adalah pendidik ampuh setia, saat engkau mendidik aku menjadi orang yang jauh lebih baik hari ini.Â
 hormatku padamu hanya sebatasAku sadar, aku sadar ketika aku berada jauh dari keramaian, guru engkau adalah pahlawan yang terhormat dalam pertumbuhanku.
 maaf hormatku padamu batas semampuku.Mendidikmu, aku adalah seorang buta yang kini menjadi orang yang jauh dikenal dengan seorang pelajar, kebanggagaanku padamu seperti gunung Siclop. Namun untuk ungkapkan aku tak tahu dengan cara apa aku harus rangkai.
Menyakitimu, banyak yang aku salah di hadapanmu, bukan sedikit kulakukan tindakan yang membuat luka di hatimu, walaupun kadang hatimu terluka karena perbuatanku, engkau tetap sabar dan jadi orang terhormat dalam membinaku, mengajar dan mendidikku.Guru ku orang terhormat dalam tumbuhku.
Puisi Karya Yulianus MagaiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H