Oleh   : Noventy Sari Tamba (20.3650_STT HKBP Pematangsiantar)
Hampir seluruh masyarakat di dunia saat ini merasakan kegelisahan yang mendalam. Kegelisahan ini muncul karena adanya pandemi yang melanda di dunia. Pandemi berupa virus Corona atau yang dikenal dengan COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa.
COVID-19 adalah singkatan dari Corona Virus Disease 2019. Ini adalah sebuah virus yang menyerang sistem pernapasan, menyebabkan infeksi paru-paru hingga berujung kematian. Umumnya menyerang lansia, tetapi mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa termasuk ibu hamil dan ibu menyusui pun bisa terkena virus ini.
Ada sebuah lembaga survei yang mengatakan bahwa pandemi ini sangat mempengaruhi perekonomian warga, khususnya yang bekerja di sektor informal dan kelompok kerja yang mengandalkan pendapatan harian. Ternyata, pandemi ini tidak hanya mempengaruhi aspek perekonomian warga, tetapi juga mempengaruhi segala aspek yang ada terutama dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia.
Dalam dunia pendidikan, virus ini menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan program pendidikan yang biasa dilaksanakan. Di antaranya, sekolah tatap muka dari TK sampai SMA bahkan kuliah pun ditiadakan seperti bulan April yang lalu, ditiadakannya Ujian Nasional bagi semua jenjang pendidikan, penerimaan mahasiswa baru bahkan penundaan proses bimbingan skripsi bagi mahasiswa akhir.
Penyebaran virus ini mengharuskan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan secara online (dalam jaringan). Proses Kegiatan Belajar Mengajar secara daring ini menjadi metode yang baru dan harus diterima bagi setiap pelajar maupun mahasiswa.
Artinya, semua lembaga pendidikan mulai dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi mewajibkan siswa-siswinya untuk belajar di rumah dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Dengan adanya pandemi ini, bagi para guru yang mengajar tidak mengubah sistem yang sudah direncanakan sebelumnya. Seperti yang terjadi di semua institusi pendidikan terlebih di kampus saya yaitu Sekolah Tinggi Theologia Pematangsiantar.
Dimulai dari melaksanakan Virtual Conference sampai Penilaian Ujian Akhir Semester secara online. Bagi para guru, dengan cara seperti ini lebih menguntungkan karena para pelajar dituntut mengerjakan mandiri tanpa terpengaruh teman lainnya. Tentu banyak sekali sisi positif dan tantangan yang cukup sulit untuk para pelajar dan mahasiswa, salah satunya bagi penulis. Dimana dengan belajar secara daring banyak sekali kendala.
Semua mata pelajaran ataupun mata kuliah ikut terganggu akibat pandemi ini, dimulai dari masalah koneksi internet, ekonomi, fasilitas yang kurang memadai, dilanjut juga dengan rasa bosan, lelah karena tugas, dan salah satunya ialah banyak siswa-siswi yang tertinggal materi.
Seperti halnya dalam "Pembelajaran Bahasa Indonesia" ini. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia dan harus berada di depan semua mata pelajaran lain.
Ada yang berpendapat bahwa belajar Bahasa Indonesia ini sangatlah membosankan dan dianggap sepele oleh orang lain sehingga menjadi mata pelajaran yang kurang menarik. Ditambah dengan belajar daring, hal ini semakin membuat mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak disukai. Oleh karena itu, dalam belajar Bahasa Indonesia terutama dalam situasi COVID-19 haruslah bijak.
Para siswa-siswi dapat menggunakan beberapa metode untuk menjadikan pembelajaran Bahasa Indonesia ini asik dan menyenangkan. Salah satunya dengan metode hibur. Dengan metode hibur, akan memungkinkan pembelajaran ini menjadi menarik, santai tetapi serius, dan ini penting karena adanya proses katarsis yang dipahami secara luas sebagai proses penyegaran. Metode ini juga diterapkan oleh kampus saya terutama dalam mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh bapak Junifer Siregar M.Pd.
Menjadikan metode hibur dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ini, membuat para siswa-siswi setelah meninggalkan forum atau kelas daring, akan memiliki pengetahuan dan pengalaman baru yang berkesan tentang penyadaran diri untuk peduli, cinta, dan bangga pada Bahasa Indonesia.
Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengumumkan lewat akun Youtube "KOMPASTV" sekitar dua minggu yang lalu bahwa beliau mengizinkan Sekolah Tatap Muka pada tahun 2021 mendatang. Ini sebuah kabar yang menyentuh bagi semua kalangan masyarakat. Dan dilanjut oleh kabar berita dari bapak Presiden Joko Widodo tentang vaksin COVID-19 sudah diterima di Indonesia.Â
Sebagai salah satu mahasiswa berharap agar Sekolah Tatap Muka segera terlaksanakan dan kehidupan masyarakat dalam segala aspek berjalan seperti semula dengan selalu menjaga kesehatan. Segeralah pulih Indonesiaku, terima kasih untuk semua yang telah berjuang di masa COVID-19 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H