Â
Bagi pecinta film khususnya horror pasti sudah tahu betul mengenai bagaimana perkembangan dunia perfilman horror khususnya di Indonesia.Â
Jika dibandingkan dengan tahun 2000an kini perfilman horror di negara kita sudah mengalami kemajuan yang pesat dari berbagai sisi, mulai dari alur cerita, efek suara, pengambilan gambar, pesan moral, maupun adegan-adegan inti hingga make-up yang semakin terus mengalami inovasi.
Dulu ketika orang mengatakan akan menyaksiksan film horror Indonesia pasti akan menjadi hal yang tabu, terutama dikalangan orang tua. Hal ini dikarenakan saking melekatnya image " pornografi " dengan film horror di Indonesia, bahkan bintang-bintang utama dalam setiap produksi tidak lepas pula dengan public figure yang dalam artian melekat dengan image keseksiannya.
Sebagaimana yang dilansir dari www.duniaku.net bahwasanya film horror Indonesia sempat mengalami masa kejayaan dan membentuk relasi yang kuat terhadap masyarakat pada tahun 90an dimana kita tahu alm. Susana pada saat itu menjadi icon film horror dengan puluhan judul yang tayang di tv yang kemudian menyusul si manis jembatan ancol.
Semenjak ramainya perfilman Horror Indonesia dengan image seksi nampaknya menggerus segmentasi pasar yang diiringi dengan banyaknya kritik dari berbagai kalangan mengenai hilangnya etika maupun pesan moral dari film-film horror tersebut. Sejak saat itulah perfilman bergenre horror di Indonesia sempat mengalami vakum dalam jangka waktu yang cukup lama.
Namun kini seperti yang kita tahu, setiap akan menyaksikan film di Bioskop pasti sudah antri berderet-deret  cooming soon berbagai film horror Indonesia. Pada tahun 2017 saja setidaknya ada belasan judul film horror dengan berbagai latar belakang yang dikemasan  lebih fresh dan modern hingga pencapaian penonton yang jutaan seperti halnya Pengabdi Setan, Danur dan Jailangkung.
Berikut daftar film-film horror Indonesia pada tahun 2017
Film Horor Gaib Rilisan Januari-Juni 2017
1. The Promise (Bambang Drias, 2 Februari)
2. Gunung Kawi (Nayato Fio Nuala, 15 Februari)
3. Ular Tangga (Arie Azis, 8 Maret)
4. Danur: I Can See Ghosts (Awi Suryadi, 30 Maret)
5. The Curse (Muhammad Yusuf, 27 April)
6. Parakang: Manusia Jadi-jadian (18 Mei)
7. Jailangkung (Jose Poernomo & Rizal Mantovani, 25 Juni)
Film Horor Gaib Rilisan Juli-Desember 2017
1. The Doll 2 (Rocky Soraya)
2. Psikopat (Ekadi Katili & Jito Banyu)
3. 12:06 Rumah Kucing (Chiska Doppert alias Fransiska Fiorella)
4. The Real Parakang: Warisan Berdarah (Ibnu Agha)
5. Petak Umpet Minako (Billy Christian)
6. Hantu Jeruk Purut Reborn (Koya Pagayo alias Nayato Fio Nuala)
7. Gerbang Neraka (Rizal Mantovani)
8. Pengabdi Setan (Joko Anwar)
9. Ruqyah: The Exorcism (Jose Poernomo)
10. Hantu Sei Ladi (Ibonk Hermawan)
11. Mereka Yang Tak Terlihat (Billy Christian)
12. Gunung Bawankaraeng (Iwan Kurniawan & Syaiful HR)
13. Devil's Whisper (Koproduksi MD Pictures)
14. Gasing Tengkorak (Jose Poernomo)
15. After School Horror 2 (Nayato Fio Nuala)
16. Keluarga Tak Kasat Mata (Hedy Suryawan)
17. Mata Batin (Rocky Soraya)
18. Leak (Mimi Jegon) - terbatas di satu bioskop Bali
Kini setiap kita akan ke Bioskop dan akan menyaksikan film horror pasti tidak akan menjadi hal tabu lagi seperti dulu, bahkan kini generasi muda adalah segmentasi paling besar bagi industri film yang terbukti banyaknya film horror Indonesia kini menggaet artis-artis muda sebagai tokoh utama seperti halnya Sebelum Iblis Menjemput yang dibintangi Chelsea Islan dan Pevita Pearce; Jailangkung 2Â Jeffry Nickhol dan Amanda Rawles; Danur Prilly Latuconsia, dan serangkaian film horror Indonesia lain yang dibintangi artis-artis muda berbakat . Tidak heran jika kini anak SD dan TK ikut serta dalam menyaksikan film horror di bioskop. Hal ini adalah salah satu bukti besar bahwa perfilman kita khususnya genre horror telah memperbaiki diri dalam memberikan tayangan yang benar-benar pure hiburan menididik tanpa ada lagi image seksi maupun pornografi yang menempel seperti dulu kala.
Salah satu hal yang tidak dapat kita abaikan pula adalah bangkitnya kreator dalam mengemas sebuah film horror menjadi alur yang cantik, dalam artian tidak hanya menyuguhkan efek suara mengagetkan maupun menampakkan sosok hantu dengan make-up mengerikan. Di era digital ini semua kalangan dapat mengakses berbagai informasi sebanyak-banyaknya hingga terkadang seolah kita ( sebagai penonton ) merasa sudah seperti pakar perfilman yang jago dalam menilai dan menkritisi setiap film horror yang tayang. Sebagai netizen yang pintar alangkah baiknya kita selalu mengapresiasi setiap karya anak bangsa, namun bukan berarti kita tidak berhak untuk menilai atau merasa kecewa ketika tidak sesuai ekspektasi
. Maksudnya adalah kita harus mengedukasi satu sama lain, sebelum mengkritik sebuah film carilah dulu latar belakang pembuatan film dan informasi sebanyak-banyaknya sehingga tidak tercipta opini yang malah menjatuhkan karya anak bangsa.
Mari saling bahu-membahu membawa Indonesia lebih baik khususnya dalam industri perfilman genre horror.
*Novendaning Sabrina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H