Untuk pertama kalinya aku memijakkan kaki di Tanah Papua, tepatnya di Kaimana -- Papua Barat.
Cerita yang dimulai dari penugasan organisasi. Perjalanan itu kumulai pada 16 Agustus 2021.
Keberangkatan ini lebih dahulu dari tanggal penugasan dikarenakan pesawat yang masuk ke Kaimana hanya satu kali saja dan hanya ada di hari Senin, pada saat itu.
Keluar dari Student Center Pengurus Pusat GMKI pada 15 Agustus 2021, Pukul 23.00 WIB menuju Bandara.
Pukul 02.30 WIB aku berangkat dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, penerbangan ini sekitar kurang lebih 2 jam 30 menit menuju transit di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dengan perbedaan waktu 1 jam karena sudah memasuki Waktu Indonesia Tengah (WITA). Di  Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin hanya transit sebentar sekitar kurang lebih 15 menit.
Setelah itu penerbangan dilanjutkan ke Bandar Udara Internasional Domine Eduard Osok Sorong, perjalanan ini menempuh waktu sekitar kurang lebih 2 jam 15 menit dengan perbedaan waktu 1 jam karena sudah memasuki Waktu Indonesia Timur (WIT). Di  Bandar Udara Internasional Domine Eduard Osok ini transit sekitar kurang lebih 30 menit seharusnya, namun dipercepat karena sudah terlambat akibat cuaca yang kurang baik saat itu.
Setelah itu penerbangan dilanjutkan ke Bandar Udara Utarom Kaimana, perjalanan ini sekitar kurang lebih 1 jam.
Tiba dengan selamat di Kaimana sekitar pukul 12.00 WIT. Perjalanan pertama ke Tanah Papua dengan estimasi waktu perjalanan yang lumayan panjang.
Pada saat turun dari pesawat, saya Bersama rekan saya yang juga Pengurus Pusat Koordinator Wilayah XII GMKI kami menunggu di bawah pesawat kurang lebih 30 menit, karena ada penyambutan Bapak Kapolres Kaimana yang baru pada saat itu.
Setelah itu kami diminta untuk berjalan ke arah pintu masuk bandara. Begitu menakjubkan aku melihat penyambutan yang ternyata sudah dipersiapkan oleh Civitas GMKI Cabang Kaimana. Disambut dengan tarian papua oleh adik-adik kecil yang lucu, dibalut dengan pakaian adat papua yang begitu indah.
Tidak hanya itu, sebelum masuk saya diminta untuk menginjakkan kaki di atas piring besar, kata mereka itu adat penyambutan disana sebagai penerimaan dan rasa syukur yang luar biasa. Setelah itu di kepala saya disematkan mahkota perempuan yang telah diukir dengan indah, penyematan ini diberikan oleh Bapak Wakil Bupati. Setelah itu saya juga diberikan pengalungan bunga oleh Ketua GMKI Cabang Kaimana.
Begitu terharunya saya menerima prosesi penyambutan yang luar biasa ini, hingga air mata pun berlinang terharu disambut dengan hangat dan begitu indah. Terimakasih banyak untuk penyambutan yang luar biasa yang telah diberikan, terkenang selalu.
Setelah itu, saya bersama dengan rekan-rekan GMKI memeriksa barang bagasi, namun ternyata tas yang berisi pakaian tertinggal di Bandar Udara Internasional Domine Eduard Osok Sorong, akibat percepatan proses pergantian pesawat tadi, sehingga sistem transit bagasi kurang berjalan dengan baik.
Tertinggalnya tas itu agak membuat kaget dikarenakan semua pakaian yang rencana akan dipakai selama di Kaimana ada di dalam tas tersebut. Namun hal tersebut tidak terlalu kuambil pusing dikarenakan badan sudah sangat lelah dan lapar.
Kami pun keluar dari Bandara menuju penginapan Hotel Grand Papua untuk menaruh tas kecil yang berisikan laptop dengan piring besar dan segala perlengkapan penyambutan tadi.
Setelah itu kami menuju ke tempat makan untuk makan siang sembari berbincang hangat. Setelah makan dan perbincangan selesai, kami menuju Pasar Kaimana untuk mencari pakaian perempuan yang dapat saya gunakan selama disana. Sedikit mengalami kesulitan karena sedikitnya penjual pakaian perempuan untuk anak muda perempuan. Sore harinya kami mengikuti kegiatan yang telah dipersiapkan oleh GMKI Cabang Kaimana yaitu membagikan 1.000 Masker di jalanan Kaimana. Setelah kegiatan pembagian masker kami pun menikmati kota Kaimana dengan gorengan dan the hangat di pinggir pantai.
Pada 17 Agustus 2021, kami pun merayakan hari kemerdekaan Indonesia di Tanah Papua. Malam harinya kami bersilahturahmi dengan Pimpinan Sinode Gereja yang ada disana. Mereka menyebut saya orang Ambon, karena katanya begitu manis dan lembut
Pada 18 Agustus 2021, kami bertemu dengan Bapak Bupati Kaimana di kantornya, disambut dan berdiskusi hangat atas banyak hal yang terjadi medan layan Kaimana.
Pada 19 Agustus 2021 Saya Bersama rekan saya Korwil XII PP GMKI ikut Bersama Bapak Bupati untuk menikmati keindahan alam di Kaimana.Â
Kami mnegunjungi Pulau Namatota dengan slogannya toleransi, karena disana mayoritas masyarakat muslim namun terdapat sekolah Yayasan Pendidikan Kristen di dalamnya.Â
Di Pulau Namatota terdapat suku Kuripasai, Miereh, Maerasi, Irarutu, Koiway, Oburau, Madewana dan Kuri, serta ada juga suku pendatang dari luar wilayah, seperti Buton, Jawa, Bugis dan lainnya.Â
Kami pun dikenalkan dengan Anak Raja Namatota, disana kami dijamu dengan makanan ikan segar, kasbi, kue lontar, dan sekai yang artinya semacam tarian kebersamaan. Namatota begitu luar biasa.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Kampung Lobo untuk mendistribusikan listrik dalam mensukseskan visi Kaimana Terang. Suku asli yang tinggal di kabupaten Kaimana adalah suku Kuripasai, Miereh, Maerasi, Irarutu, Koiway, Oburau, Madewana dan Kuri, serta ada juga suku pendatang dari luar wilayah, seperti Buton, Jawa, Bugis dan lainnya.Â
Di Kampung ini mayoritas masyarakat kristen, namun toleransi juga tinggi. Kami disambut dengan hidangan enak dan ramahnya setiap keluarga disana. Lobo begitu indah.Â
Agak sedikit jauh dari sana terdapat juga Pulau tempat Burung Garuda ditemukan, namun kami tidak kesana karena kendala waktu untuk akses masuk ke dalamnya.
Setelah dari Lobo, kami melanjutkan perjalanan ke vila Bapak Bupati, menikmati lautan biru yang begitu tenang sambal minum air kelapa, dan bercanda ria dengan bapak bupati. Begitu nyaman sekali.
Pulang dari sana, malam hari tiba di Kaimana Kembali, saya dengan rekan saya korwil menuju ke lokasi persiapan Konferensi Studi Lokal dan Konferensi Cabang GMKI Cabang Kaimana. Setelah persiapan selesai kami pun beristirahat.
Keesokan harinya pada 20 Agustus 2021 kegiatan Konferensi Studi Lokal dan Konferensi Cabang GMKI Cabang Kaimana pun resmi dibuka. Dimulai dengan ibadah, upacara nasional dan upacara organisasi, serta makan siang bersama Bapak Bupati.Â
Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan Konferensi Studi Lokal, yang mana saya sendiri juga turut membawakan materi "Ekonomi Kerakyatan". Usai selesainya kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan Pembukaan Konferensi Cabang GMKI Cabang Kaimana dengan agenda persidangannya.Â
Kegiatan ini memakan waktu dua hari, dengan dinamika yang sangat membangun, hingga akhirnya terpilihlah Mandataris GMKI Cabang Kaimana Masa Bakti 2021-2023 dengan Ketua Samuel Luanmasar dan Sekretaris Sury Saragih.
Setelah itu kami pun beristirahat di penginapan. Aktivitas pun dimulai lagi pada 23 Agustus 2021, rekan-rekan mandataris terpilih dengan tim formatur merumuskan struktur fungsionaris Badan Pengurus Cabang GMKI Cabang Kaimana.Â
Saya diminta untuk memberikan pemahaman kepada tim formatur. Pada 24 Agustus 2021 saya diminta untuk membawakan materi Masa Perkenalan untuk calon anggota baru GMKI Cabang Kaimana dengan materi Sejarah GMKI.Â
Pada 25 Agustus 2021 saya diajak jalan-jalan menikmati Pantai Sisir dan menikmati airnya yang begitu biru dan segar. Pada 26 Agustus 2021 kami berjalan-jalan menikmati Kota Senja Kaimana, berjalan di Jembatan Jodoh, Taman Jokowi-Iriana, sembari menikmati hangatnya matahari terbenam di Kaimana.
Pada 27 Agustus 2021 kami mengikuti GMKI Cabang Kaimana mempersiapkan Pelantikan Badan Pengurus Cabang. Kami pun menyempatkan diri untuk bertemu dengan kawan kawan KNPI yang ada disana untuk berdiskusi, dan juga bertemu dengan calon kandidat Ketua KNPI yang dimintakan tolong oleh seorang kawan untuk bertemu dan berdiskusi.
Pada 28 Agustus 2021 saya ditugaskan oleh Pengurus Pusat GMKI untuk melantik Badan Pengurus Cabang GMKI Cabang Kaimana Masa Bakti 2021-2023, dilanjutkan dengan silahturahmi dengan Ibu Pendeta yang juga Senior GMKI disana.
Pada 29 Agustus 2021 saya diajak jalan-jalan menikmati Teluk Triton Kaimana, pada saat masuk ke dalam Teluk saya diberikan tanah ke jidat, sebagai tanda menghormati leluhur disana.Â
Wisata alam ini dikenal dengan keindahan bawah air, kekayaan biota, serta warisan budayanya yang bersejarah. Teluk ini dijuluki "The Lost Paradise" oleh para wisatawan.Â
Teluk ini tidak kalah jauh dengan Raja Ampat. Teluk Triton menyimpan banyak keindahan dan kekayaan bawah laut, terumbu karang, ikan ikan besar kecil yang cantik, air yang hangat dan udaranya yang begitu segar.Â
Di teluk ini juga terdapat spesies hiu paus yang menjadi daya tarik tersendiri. Di Kawasan ini terdapat juga udang lobster dan penyu hijau. Teluk Triton ini dikelilingi oleh lukisan di batu batu besar yang mengelilingi Teluk Triton ini, lukisan pada Tebing Maimai berisi tulisan dan gambar-gambar dengan pewarna alami.
Usai kegiatan saya belum dapat kembali ke Ibu Kota, dikarenakan penerbangan yang terbatas hanya ada satu kali seminggu dengan pesawat kecil yang menyebabkan saya masih harus berada di Kaimana.
Pada 30 Agustus 2021 saya diminta memberikan pemahaman kepada Badan Pengurus Cabang GMKI Cabang Kaimana. Pada 31 Agustus 2021 sampai dengan 01 September 2021 saya diajak bersilahturahmi ke rumah rumah senior yang ada disana.Â
Kami ke Rumah Bapak Clif Kiruwa yang telah memberikan saya Marga Kiruwa, terimakasih banyak Bapak baik dengan Ibu dan adik-adik, saya merasa terharu dengan pemberian marga tersebut, saya pun dengan senang hati mengatakan bahwa nama saya Novelin Silalahi Kiruwa hehe.Â
Kami juga bersilahturahmi ke rumah Usi Cory dan Kaka Laki-Laki, Bung Richo dan Kaka Dokter Perempuan. Pada 04 September 2021 saya diminta untuk membawakan materi Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik Lengguru Kaimana Tahun Akademik 2021 dengan materi organisasi eksternal kampus, pentingnya berorganisasi dan membentuk jati diri mahasiwa.Â
Disambut hangat oleh Ibu Direktur yang juga begitu mengenal Lampung tempat saya dilahirkan. Bercerita banyak hal dan harapan beliau untuk Perguruan Tinggi di Kaimana.
Pada 06 September 2021 saya pun bersiap untuk kembali ke Ibu Kota diantarkan oleh Ketua BPC Kaimana, Bendahara BPC Kaimana, Kaka Dokter, BPC Kaimana, TNI Angkatan Darat Kaimana. Pemberangkatan ini dilepaskan dengan doa dan ucapan terimakasih yang begitu haru. Saya pun menangis haru di Penginapan dan Bandara.
Tepat tiga minggu saya berada di Kaimana Papua Barat. Mengenal, menjalani, menikmati, membagikan, membuka ruang-ruang peluang, mensyukuri kasih dan anugerah Tuhan, merenung dan merefleksikan pergumulan panjang dan melepaskan rasa penat dan lelah, disambut dan dijaga dengan hangat, baiknya setiap keluarga disana.Â
Begitu luar biasa perjalanan itu, terimakasih banyak untuk kesempatan yang telah diberikan, terimakasih banyak untuk mama-mama yang telah menganggap saya seperti anak, terimakasih banyak untuk Bapa Kiruwa yang telah mengangkat saya seperti anak sendiri dengan pemberian Marga Kiruwa.Â
Terimakasih banyak untuk Pemerintah Daerah yang ada disana yang telah menerima segala aspirasi dan memperhatikan kawan kawan mahasiswa disana, terimakasih untuk Kampus Polietknik Lengguru, dan yang terutama terimakasih banyak untuk Civitas GMKI Cabang Kaimana yang begitu luar biasa mempersiapkan segala sesuatunya, dari penyambutan, perjalanan dan seluruhnya. Terimakasih banyak untuk penugasan yang diberikan oleh Pengurus Pusat GMKI. Terimakasih banyak untuk Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan.
Saya optimis GMKI Cabang Kaimana akan terus hidup, GMKI Cabang Kaimana akan menjadi Garam dan Terang, menjadi berkat bagi Internal dan Medan Layan Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat di Kaimana. Saya mengimani Kaimana akan terus berkembang dan maju, Kaimana akan terus menjadi teladan baik bagi banyak daerah daerah lainnya.
Rasa syukur yang begitu dalam, rasa kasih yang begitu besar kepada semesta. Kaimana Papua Barat telah membuatkan jatuh cinta dengan Tanah Papua, dengan keindahan alam dan seluruh isinya.Â
Bagiku Kaimana Papua Barat telah menjadi rumah yang begitu hangat. Bila ada kesempatan Aku ingin Kembali lagi kesana, ke Tanah Papua, mengenal Tanah Papua yang begitu luar biasa. Rasa damai, rasa tenang, rasa aman dan nyaman. Terimakasih banyak dan sampai bertemu kembali. Tuhan jaga selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H