Tidak hanya itu, sebelum masuk saya diminta untuk menginjakkan kaki di atas piring besar, kata mereka itu adat penyambutan disana sebagai penerimaan dan rasa syukur yang luar biasa. Setelah itu di kepala saya disematkan mahkota perempuan yang telah diukir dengan indah, penyematan ini diberikan oleh Bapak Wakil Bupati. Setelah itu saya juga diberikan pengalungan bunga oleh Ketua GMKI Cabang Kaimana.
Begitu terharunya saya menerima prosesi penyambutan yang luar biasa ini, hingga air mata pun berlinang terharu disambut dengan hangat dan begitu indah. Terimakasih banyak untuk penyambutan yang luar biasa yang telah diberikan, terkenang selalu.
Setelah itu, saya bersama dengan rekan-rekan GMKI memeriksa barang bagasi, namun ternyata tas yang berisi pakaian tertinggal di Bandar Udara Internasional Domine Eduard Osok Sorong, akibat percepatan proses pergantian pesawat tadi, sehingga sistem transit bagasi kurang berjalan dengan baik.
Tertinggalnya tas itu agak membuat kaget dikarenakan semua pakaian yang rencana akan dipakai selama di Kaimana ada di dalam tas tersebut. Namun hal tersebut tidak terlalu kuambil pusing dikarenakan badan sudah sangat lelah dan lapar.
Kami pun keluar dari Bandara menuju penginapan Hotel Grand Papua untuk menaruh tas kecil yang berisikan laptop dengan piring besar dan segala perlengkapan penyambutan tadi.
Setelah itu kami menuju ke tempat makan untuk makan siang sembari berbincang hangat. Setelah makan dan perbincangan selesai, kami menuju Pasar Kaimana untuk mencari pakaian perempuan yang dapat saya gunakan selama disana. Sedikit mengalami kesulitan karena sedikitnya penjual pakaian perempuan untuk anak muda perempuan. Sore harinya kami mengikuti kegiatan yang telah dipersiapkan oleh GMKI Cabang Kaimana yaitu membagikan 1.000 Masker di jalanan Kaimana. Setelah kegiatan pembagian masker kami pun menikmati kota Kaimana dengan gorengan dan the hangat di pinggir pantai.
Pada 17 Agustus 2021, kami pun merayakan hari kemerdekaan Indonesia di Tanah Papua. Malam harinya kami bersilahturahmi dengan Pimpinan Sinode Gereja yang ada disana. Mereka menyebut saya orang Ambon, karena katanya begitu manis dan lembut
Pada 18 Agustus 2021, kami bertemu dengan Bapak Bupati Kaimana di kantornya, disambut dan berdiskusi hangat atas banyak hal yang terjadi medan layan Kaimana.
Pada 19 Agustus 2021 Saya Bersama rekan saya Korwil XII PP GMKI ikut Bersama Bapak Bupati untuk menikmati keindahan alam di Kaimana.Â
Kami mnegunjungi Pulau Namatota dengan slogannya toleransi, karena disana mayoritas masyarakat muslim namun terdapat sekolah Yayasan Pendidikan Kristen di dalamnya.Â
Di Pulau Namatota terdapat suku Kuripasai, Miereh, Maerasi, Irarutu, Koiway, Oburau, Madewana dan Kuri, serta ada juga suku pendatang dari luar wilayah, seperti Buton, Jawa, Bugis dan lainnya.Â