Mohon tunggu...
Novela NurulAryani
Novela NurulAryani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya memiliki senang membaca dan kadang menulis cerita-cerita fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melirik Potensi Desa Kalijambe

6 Agustus 2022   19:50 Diperbarui: 6 Agustus 2022   19:53 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa Kalijambe merupakan salah satu desa di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Desa yang bertitik lokasi dengan perbatasan Magelang-Purworejo ini terdiri dari lima dusun, yaitu Dusun Gamblok, Dusun Sikembang, Dusun Bendo, Dusun Sorogenen, dan Dusun Mantenan. 

Desa Kalijambe memiliki 15 RT dengan pembagian Dusun Gamblok terdiri dari 4 RT, Dusun Si Kembang 3 RT, Dusun Bendo 3 RT, Dusun Sorogenen 3 RT, dan Dusun Mantenan 2 RT. 

Warga Desa Kalijambe terkenal memiliki jiwa seni yang tinggi, hal itu dilihat dari banyaknya pengrajin bambu, pengelola kesenian Jawa, dan lain sebagainya. Mereka sangat kreatif dan bertalenta. Salah satu contohnya ialah mereka dapat mengukir gambar di bambu dan dapat memainkan seni Jathilan. Jathilan merupakan salah satu kesenian yang menjadi ciri khas Kalijambe. 

Jathilan adalah kesenian yang berasal dari dua kata dalam Bahasa Jawa, yaitu jaranne jan thil-thillan tenan, jika dialihkan ke Bahasa Indonesia menjadi, "Kudanya benar-benar joget tak beraturan." Joget tak beraturan (thil-thillan) ini memang bisa dilihat pada kesenian “Jathilan,” utamanya ketika para penari telah kerasukan. 

Istilah ini umumnya lebih banyak digunakan oleh masyarakat di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kesenian Jathilan ini merupakan salah satu kesenian yang digandrungi oleh warga Kalijambe. 

Selain dari corak seni dan budaya, Desa Kalijambe juga memiliki potensi yang tinggi dalam sektor sumber daya alamnya. Kalijambe terkenal sebagai desa penghasil bambu.

 Bambu-bambu tersebut sering digunakan oleh warga Desa Kalijambe untuk membuat besek, furnitur rumah, dan yang terbaru, mereka membuat gazebo untuk diperjualbelikan. Namun, bambu yang digunakan untuk produksi sangat banyak, akibatnya pasokan bambu di desa semakin berkurang. 

Selain digunakan untuk produksi sendiri, ada beberapa pengepul bambu yang memperjualbelikannya kepada konsumen di luar desa, bahkan luar kota. Selain diperjualbelikan dalam bentuk bambu utuh, bambu-bambu itu diolah kemudian digunakan untuk membuat gazebo, furnitur rumah, seperti kursi, meja, dan lain-lain. Selain itu, kerajinan anyaman bambu seperti besek juga sangat mudah ditemukan.

Masyarakat Desa Kalijambe, terlebih pada kalangan wanita, terutama ibu rumah tangga, memiliki kemahiran yang tinggi dalam kerajinan besek. Hal ini terlihat dalam kesehariannya ibu-ibu mengisi waktu luangnya untuk menganyam besek. Menganyam besek sudah menjadi kegiatan turun-temurun yang dilakukan warga Desa Kalijambe sejak mereka kecil. 

Kerajinan anyaman besek pun terus berkembang hingga saat ini. Kerajinan besek hasil buah tangan dari industri rumahan Desa Kalijambe tidak hanya sebatas pada desain besek sederhana saja, melainkan juga menganyam besek yang dapat digunakan sebagai hantaran untuk lamaran dan juga tempat makanan yang biasa digunakan untuk katering. Besek-besek tersebut juga biasa digunakan sebagai interior rumah.

Selain besek, beberapa masyarakat juga memanfaatkan bambu untuk dibuat lincak atau bangku panjang yang terbuat dari bambu. Lincak yang diproduksi oleh masyarakat Desa Kalijambe bukan hanya sekadar lincak biasa yang polos, tetapi sebuah lincak yang dihiasi dengan berbagai ukiran dan gambaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun