Mohon tunggu...
Noveit Parana Nandhiyar
Noveit Parana Nandhiyar Mohon Tunggu... Guru - Guru yang hobi menulis dan ingin menghasilkan tulisan bermanfaat agar dapat membuat inspirasi dan meninggalkan jejak literasi

Guru, praktisi self healing, praktisi totok punggung, hobi menulis, novelis, facebooker, pembelajar, emak, istri, diri sendiri. Keep strong, be fight💪😘❤️

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berlayar dengan Kapal Perang TNI

19 September 2024   04:43 Diperbarui: 19 September 2024   04:45 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Siapa yang hobi jalan??? cungggg...!!! pasti banyak deh, tapi nggak semua orang dapat kesempatan untuk jalan-jalan dengan teman sefrekuensi yang belum saling kenal tapi punya vibes positif. 

Jadi ceritanya saya dapat kesempatan untuk naik kapal perang TNI AL KRI Radjiman Wedyodiningrat 992 bersama komunitas Travelers Kompasiana (Koteka) trip 26 dalam acara Deklarasi Gerakan Nasional Penguatan Pancasila untuk Generasi Millenal dan Gen Z

Acara tersebut diprakarsai oleh BPIP RI (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia) bersama TNI Angkatan Laut Koarmada I dan peserta dikoordinir oleh Wisata Kreatif Jakarta dan alhamdulilah Koteka mendapat slot pada acara tersebut. 

Hari Sabtu, sudah saya tandai jauh hari sejak saya terpilih menjadi salah satu peserta. Sebenarnya Sabtu, 31 Agustus saya sudah mendaftar untuk mengikuti workshop menulis di Taman Ismail Marzuki, akhirnya saya berikan tiket saya pada teman sehobi untuk mengikuti workshop itu, karena kapan lagi dapat kesempatan untuk berlayar dalam kapal perang TNI? awalnya saya mau berangkat pukul 4.00 WIB subuh, tetapi apa daya, saya baru bangun jam 5.00 pagi, setelah salat subuh dan persiapan ini itu, pukul 06.00 pagi saya baru on the way dari Bekasi. 

Menggunakan moda transportasi KRL berangkat dari stasiun Tambun dengan tujuan stasiun Tanjung Priok. Sayangnya saat tiba di stasiun Jakarta Kota, KRL rute tanjung priok baru akan tiba sekitar 30  menit kemudian. Ya sudahlah saya naik ojek online hingga pelabuhan Tanjung Priok. 

Dari pengalaman itu, saya baru tahu ternyata bisa saja turun di stasiun Bandan atau stasiun Ancol lanjut ojek ke Pelabuhan Tanjung Priok, lebih murah dan lebih dekat pula. Driver ojol sangat ramah dan saya diantar hingga terminal penumpang karena jika hanya di pintu masuk, jalan lagi ke terminal penumpang cukup jauh juga, belum lagi luasnya pelabuhan akan buat siapapun yang baru pertama menginjak pelabuhan celingak celinguk kebingungan apalagi saat itu saya dituntut cepat berlomba dengan waktu, telat sedikit bisa ditinggal berlayar nanti. 

Pengalaman berlayar itu membuat saya memiliki pengetahuan dan teman-teman baru yang sangat positif. Ternyata KRI Radjiman Wedyodiningrat adalah kapal bantu rumah sakit dan belum lama dikirim ke Palestina untuk misi kemanusiaan distribusi obat-obatan dan kesehatan untuk korban perang. 

Di dalam kapal sendiri tersedia ruang rawat sampai ruang melahirkan, juga tersedia 2 ambulans berbentuk kapal kecil yang diletakkan di kanan kiri sayap kapal, ada pula sekoci yang dapat digunakan dalam keadaan darurat. 

Oh ya sebelum berlayar, semua peserta diberikan panduan jika terjadi kebakaran atau lambung kapal bocor bagaimana menggunakan safety vest atau jaket pelampung. 

Ternyata hanya ditiup kecil, jaket itu sudah menggembung layaknya balon. Saat itu saya berdoa, semoga saja perjalanan berlayar itu aman dan lancar tanpa perlu merasakan situasi kegawat daruratan yang dipaparkan. 

Saat kapal sudah lepas jangkar, wahhh...tidak terasa sama sekali jika kapal berlayar. Saya sampai memastikan apakah benar kapal sudah berjalan dengan melihat pelabuhan dan kapal-kapal lain menjauh. 

Memandang laut, melihat burung-burung terbang, merasakan angin berembus, mencium aroma air laut adalah kebahagiaan tersendiri. Suasana di kapal sendiri sangat ramai karena susunan acara dipandu oleh moderator handal juga reporter dari TV One. 

Saya mengikuti acara talkshow yang seru dan jadi tahu mengapa Indonesia banyak diincar penjajah jaman dulu dan mengapa Indonesia banyak rempah-rempah?? jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah karena Indonesia terletak di tengah-tengah yang dilalui oleh garis khatulistiwa dan dipengaruhi oleh gerakan sentrifugal, hal tersebut menyebabkan inti bumi dan semua kebaikan berkumpul di tengah-tengah, diantaranya Indonesia. 

Nah, hal tersebut salah satu yang memperkaya wawasan kebangsaan saya sebagai warga negara Indonesia. Jadi punya alasan untuk bangga menjadi WNI. Ternyata ada hal seru lain yang berlangsung di atas kapal, yaitu simulasi pembajakan kapal. 

Wah, ternyata personil TNI-AL memang sekeren itu ya!! benar-benar seperti adegan pembajakan sesungguhnya, suara tembakan, penyelamatan dari kapal boat, suara granat, dan adegan baku hantam membuat suasana sedikit mencekam dan diakhiri oleh applause gemuruh dari semua peserta. 

Wah, pelayaran ini juga ditemani oleh hiburan dari band ternama yang mengiringi peserta saat makan siang. kapan lagi merasakan makan siang ramai-ramai di atas kapal dengan aroma laut?? Saat acara telah selesai, saya masih diberi kesempatan untuk melihat dek kapal. Waaaahhhh, tidak saya sia-siakan. 

Sejak dari rumah, saya sudah berniat untuk membaca puisi di atas kapal. Saat diperkenankan untuk melihat dek, sudah terbayang tempat sunyi untuk membaca puisi. 

Ada dua puisi yang saya siapkan, keduanya memang untuk kompetisi lomba membaca puisi. Bingung karena datang sendiri, tidak ada yang dimintai tolong untuk merekam, tak kurang akal, saya gunakan tripod yang sangat membantu dalam acara tersebut. 

Beberapa peserta hilir mudik melihat saya serius membaca puisi. Dalam hati malu sebenarnya, tapi karena pengiriman video hanya tinggal menghitung hari, saya abaikan dan mulai serius membaca. siapa sangka ada salah satu peserta yang excited menemukan bisa-bisanya ada peserta yang membaca puisi di atas dek kapal?? beliau salah satu founder dari lingkar pena, yang sangat senang berpuisi. 

Terbukti saat improvisasi puisi tentang Pancasila tanpa teks, enak saja diksi indah mengalir lancar. 

Beruntung sekali saya dapat mengenal orang-orang baik dalam acara tersebut. 

https://www.instagram.com/p/C_UrkBQyR5B/?igsh=MTloNTNxbjhqYmZsNA==

https://www.instagram.com/reel/C_W35WeSrrR/?igsh=MWtiZzlxYTZzYWhwMw==

Terimakasih Koteka (Komunitas Travelers Kompasiana Trip ke-26 serta Wisata Kreatif Jakarta atas kesempatan berlayar dengan kapal perang KRI Radjiman Wedyodiningrat 992. Follow instagram saya, mungkin kapan waktu kita akan dapat kesempatan jalan-jalan bareng kembali. 

https://www.instagram.com/reel/C_XvwWzye40/?igsh=MXB5aGhob2NlcHE3ZQ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun