Mohon tunggu...
Dwi Noviantoro
Dwi Noviantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Penjaga toko

Seorang pemuda yang tertarik dengan dunia sastra

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Setiap Orang Itu Spesial: Move to Heaven

23 November 2024   21:07 Diperbarui: 23 November 2024   21:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Halo, man-teman! Apa kabar? Kali ini saya akan menceritakan drama korea (drakor) favorit saya. Move to Heaven (2021) adalah merupakan salah satu drakor yang populer di Netflix, Move to Heaven juga memiliki karakter dengan kondisi difabel autisme, yaitu sindrom Asperger. 

Karakter utama yang bernama Han Geu-ru adalah seorang remaja laki-laki yang terlahir dengan sindrom Asperger dan tinggal bersama ayahnya. Ia membantu ayahnya yang bekerja sebagai pembersih TKP yang lekat dengan hal-hal dan cerita mengharukan

Geu-ru  (Tang Jun-sang), yang mengidap sindrom Asperger, dan pamannya yang mantan narapidana, Sang-gu (Lee Je-hoon) bertemu untuk pertama kalinya setelah kematian mendadak ayah Geu-ru. 

Dipercaya sebagai wali Geu-ru, Sang-gu bergabung dengan keponakannya untuk membantu menjalankan perusahaan pembersihan trauma keluarga "Move to Heaven", di mana dalam perjalanan bisnis mereka mengungkap kisah-kisah yang tak terungkap tentang almarhum sementara Sang-gu mencoba menghadapi masa lalunya yang menyakitkan dengan ayah Geu-ru serta insiden traumatis yang membuatnya masuk penjara. 

Move to Heaven  16 episode dan berjumlah 1 season.

Dari episode awal sampai akhir, penonton akan akan terbawa suasana cerita serial ini yang sesuai dengan kehidupan nyata, selayaknya drama ini kental dengan cerita yang mengharuhkan tentang kisah sebuah keluarga daripada kisah romansa. 

Kisah Geu-ru selalu tokoh utama pengidap autisme. Kebetulan, drakor ini sendiri diangkat dari kisah nyata seorang pengisap autisme sindrom Asperger. Jadi tak heran sangat relevan dengan kehidupan nyata.

Kehidupan Han Geu-ru yang diperankan Tang Jun-sang dibawakan dengan sangat bagus. Tang Jun-sang sangat mendalami perannya hingga terlihat nyata bagaimana penderita sindrom Asperger kesusahan untuk beradaptasi. Selain itu, Joon-Sang memainkan perannya dengan natural dan gaya bicara khas orang yang mengalami disable, membuat penonton lebih mengetahui bagaimana penderita Asperger berinteraksi.

Akting Lee Je-hoon yang memerankan Sang-gu juga patut diacungi jempol. Lee Jee-hoon sukses membawakan karakter paman Geu-ru yang dingin baik dari sifat, sikap, dan ekspresi. Karakter yang dibawakan Lee Je-Hoon juga terlihat natural dengan setiap mimik muka yang dikeluarkan. 

Ekspresi datar yang dimainkan Geu-ru di setiap episode bertemu dengan Sang-gu yang awalnya tak menyukai Geu-ru dan menunjukkan ekspresi tidak suka dengan keadaannya membuat kita menjadi lebih memahami setiap karakter dengan baik. 

Perubahan sikap Sang-gu ke Geu-ru dari tak suka menjadi respek terlihat sangat natural. Sepanjang serial, penonton akan dibuat gemas, kesal, sedih, haru, dan beragam ekspresi ketika menonton serial ini terutama melihat interaksi Geu-ru dan Sang-gu.

Hal yang mungkin menjadi kekurangan dari serial ini ada di episode pertama yang menceritakan kematian ayah Geu-ru yang sangat mendadak. Walau sudah diberitahukan bahwa ayahnya akan mati dalam waktu dekat tetap saja ada plot hole di episode pertama itu. Apa penyakit yang diderita ayah Geu-ru? Seberapa parah penyakit itu? Bagaimana kronologi meninggalnya ayah Geu-ru?

Selain plot hole pada episode pertama, serial ini dibungkus dengan cerita yang sangat apik dan menyentuh. Hal itu tentu tak lepas dari tangan dingin selaku sutradara dan para kru film. Ada banyak sekali pesan moral yang dapat kita ambil dari serial ini. Salah satunya memandang bahwa setiap orang itu spesial dalam artian setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal ini diwakili sosok Geu-ru yang terlepas pengidap sindrom Asperger, ia dapat menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan mandiri.

Pesan moral lain yang didapat dari serial ini adalah menghargai/mengapresiasi orang lain. Pekerjaan penghapus trauma bukanlah pekerjaan yang mudah. Butuh ketelitian dan mental yang kuat. Hal lain yang dapat diambil dari serial itu adalah keluarga adalah harta berharga dan kepedulian pada sesama. 

Sudah hal wajib kita selaku makhluk sosial harus peduli pada sesama dan apapun sikonnya, keluarga adalah nomor satu. Sesuai judul serialnya, segala hal yang baik akan membawa kita menuju surga. Amin.

Sekian review drakor favorit saya yakni Move to Heaven. Sampai jumpa di artikel saya berikutnya. Terima kasih! Gasamnida!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun