Definisi sastra anakÂ
Secara sederhana, sastra anak adalah buku-buku yang biasanya dibaca oleh anak-anak di bawah bimbingan orang dewasa, seperti orang tua atau guru. Buku-buku ini umumnya ditulis oleh orang dewasa, tetapi isinya disesuaikan dengan minat dan pemahaman anak-anak. Dalam praktiknya, sastra anak sangat beragam.Â
Mulai dari buku-buku sederhana seperti buku abjad, hingga cerita yang lebih kompleks seperti dongeng, cerita fantasi, atau kisah nyata tentang orang-orang terkenal.Â
Buku-buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai baik dan pengetahuan baru kepada anak-anak. Sastra anak adalah dunia cerita yang luas dan menarik bagi anak-anak. Cerita-cerita di dalamnya bisa membuat anak-anak tertawa, menangis, atau bahkan terinspirasi. Selain itu, tampilan buku-buku anak juga dirancang semenarik mungkin agar anak-anak tertarik untuk membacanya (Yuliani,. Ocktalia, 2021).
Pentingnya pembelajaran multikultural di kelas  Â
Pendidikan multikultural adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang lebih damai dan bersatu. Dengan membekali siswa dengan pengetahuan dan sikap yang tepat, kita dapat mencegah konflik sebelum terjadi.Â
Pendidikan multikultural adalah sebuah keyakinan bahwa perbedaan budaya dan etnis adalah hal yang wajar dan berharga. Pendidikan ini menekankan pentingnya menghargai dan memahami perbedaan-perbedaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pendidikan dan kesempatan yang dimiliki setiap orang (Banks dalam (Nuraini, 2017)).
 Menurut Yakin mengemukaan bahwa pendidikan multikultural adalah pendekatan yang berusaha memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh siswa, terlepas dari latar belakang mereka, dengan cara memasukkan dan menghargai berbagai macam budaya dalam kegiatan belajar mengajar. (Yuliani,. Ocktalia, 2021).
Hernandaz (1989) mendefinisikan pendidikan multikultural di Indonesia sebagai manifestasi kesadaran akan keberagaman budaya, penghormatan terhadap hak asasi manusia, serta upaya mitigasi atau eliminasi berbagai bentuk prasangka. Tujuan utamanya adalah membangun masyarakat yang adil dan progresif.Â
Pendidikan multikultural memiliki dua mandat utama, yakni membekali bangsa Indonesia untuk menghadapi dinamika budaya global dan mengintegrasikan keberagaman budaya dalam bingkai persatuan bangsa (Suaka, 2022).Â
Pendidikan multikultural tidak hanya memberikan pengetahuan tentang berbagai budaya, tetapi juga membentuk karakter siswa menjadi lebih demokratis, manusiawi, dan mampu menerima perbedaan.