Mohon tunggu...
Nova Rachmawati
Nova Rachmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMKN Prigen

Vahira Horse Stable

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

20 Februari 2024   21:49 Diperbarui: 20 Februari 2024   21:58 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas Aksi Nyata

Modul 3.1  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Oleh : Nova Rachmwati

Dalam tulisan kali ini saya akan berbagi dengan rekan guru atau pun yang membutuhkan dalam pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin untuk menyelesaikan tugas saya dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 untuk modul 3.1.

Tujuan Pembelajaran Khusus pada tugas Aksi Nyata Modul 3.1 adalah: CGP (saya) dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah saya (lembaga lama)

Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, saya akan mendapat kesempatan untuk mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah saya.

Aksi Nyata pada modul ini adalah saya akan mencari kasus nyata yang mengandung unsur dilema etika untuk melakukan wawancara dengan kepala sekolah kemudian membuat tulisan berupa rangkuman, kesimpulan, refleksi yang menunjukkan pengetahuan dan pengalaman saya selama belajar modul 3.1.

Saya tidak ditugaskan untuk melaporkan implementasinya melalui LMS. Saya berkesempatan untuk mendiskusikan pengalaman dan refleksi dari aksi nyata ini bersama pendamping pada saat pendampingan individu kelima nanti.

Di samping itu, saya juga diharapkan dapat membagikan pengalaman dan pengetahuan yang didapat selama mempelajari modul ini melalui berbagai media, termasuk situs portofolio digital saya, agar jiwa dari pengambilan keputusan sebagai pemimpin bisa semakin kuat, dikenal, dipahami, serta dipraktikkan di Indonesia.

1.Rangkuman Modul 3.1: Pengambilan Keputusan dalam Konteks Dilema Etika dan Bujukan Moral

Modul 3.1 membahas konsep pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika dan bujukan moral, dengan fokus pada paradigma pengambilan keputusan, prinsip-prinsip dasar, dan langkah-langkah yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Konsep Dilema Etika dan Bujukan Moral:

*Dilema etika adalah situasi di mana individu dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang semuanya melibatkan pertimbangan moral atau nilai-nilai yang bertentangan.

*Bujukan moral adalah tekanan atau pengaruh yang datang dari nilai-nilai moral atau etika yang bertentangan dengan keputusan yang akan diambil.

Empat Paradigma Pengambilan Keputusan:

*Paradigma individu vs. kelompok: Pertimbangan antara kepentingan individu dan kelompok dalam pengambilan keputusan.

*Paradigma keadilan vs. kasihan: Pertimbangan antara keputusan yang adil secara objektif dan keputusan yang penuh dengan kasihan atau empati.

*Paradigma kebenaran vs. kesetiaan: Pertimbangan antara kewajiban untuk berbicara yang benar dan kesetiaan terhadap individu atau kelompok tertentu.

*Paradigma jangka pendek vs. jangka panjang: Pertimbangan antara manfaat jangka pendek dan manfaat jangka panjang dalam pengambilan keputusan.

Prinsip-Prinsip Pengambilan Keputusan:

*Berpikir Berdasarkan Tujuan Akhir: Pertimbangan konsekuensi jangka panjang dari keputusan yang diambil.

*Berpikir Berdasarkan Peraturan: Mengikuti peraturan, norma, dan aturan yang berlaku.

*Berpikir dengan Rasa Peduli: Memperhatikan dampak keputusan pada individu atau kelompok yang terlibat.

Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan:

1.Pengenalan Nilai-Nilai yang Bertentangan: Mengidentifikasi nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang bertentangan dalam dilema etika.

2. Identifikasi Pihak yang Terlibat: Mengenali semua individu atau kelompok yang akan terpengaruh oleh keputusan.

3. Pengumpulan Fakta Relevan: Mengumpulkan informasi yang relevan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

4. Pengujian Kebenaran: Memeriksa kebenaran dari fakta-fakta yang dikumpulkan.

5. Pertimbangan Paradigma: Memikirkan implikasi dilema etika dengan menggunakan paradigma yang relevan.

6. Penerapan Prinsip Resolusi: Menggunakan prinsip-prinsip pengambilan keputusan untuk mencari solusi yang sesuai.

7. Penyelidikan Opsi Trilema: Mencari tiga pilihan yang mungkin untuk mengatasi dilema etika.

8.Pembuatan Keputusan: Memilih salah satu dari tiga opsi trilema atau mencari solusi yang lain.

9. Refleksi Terakhir: Merenungkan keputusan yang diambil dan dampaknya, serta belajar dari pengalaman.

Pengaruh pada Pengajaran dan Kepemimpinan:

*Konsep-konsep dalam modul ini dapat membantu dalam mengambil keputusan yang lebih bijaksana dalam konteks pengajaran dan kepemimpinan.

*Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika dapat menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan individu.

*Keterampilan pengambilan keputusan yang lebih baik dapat meningkatkan efektivitas dalam mengelola masalah dan konflik, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat.


2. Refleksi Sebagai Guru Penggerak Setelah Mempelajari Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan


Setelah mempelajari Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan dalam konteks dilema etika dan bujukan moral, saya sebagai guru penggerak mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana memproses dan menyelesaikan situasi dilema etika  yang melibatkan nilai-nilai dan tanggung jawab yang  sama-sama benar tapi bertentangan.

Berikut adalah refleksi saya tentang proses pengambilan keputusan yang baru-baru ini saya alami:

Kasus

Konteks Kasus dari Kepala SMKN Prigen.

Saya (Kepala SMKN Prigen), mendapatkan laporan dari Ketua Konsentrasi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) bahwa ada dua (2) muridnya yang bernama W dan I, tidak mau belajar praktik produktif TBSM, padahal dua minggu lagi akan menghadapi kegiatan Pra UKK (Uji Kompetensi Keahlian) dan UKK di minggu depannya lagi. Bahkan terdengar mereka bicara bahwa mereka pasti lulus meskipun tidak bisa dalam mengerjakan UKK, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan pengaruh yang tidak baik untuk murid yang lain. Ketua Konsentrasi Keahlian juga menyampaikan bahwa siswa tersebut memang sering tidak mengerjakan/ mengikuti kegiatan pembelajaran beberapa mata pelajaran, sering melibatkan wali kelas agar dua murid tersebut mau mengerjakan sesuai arahan guru mata pelajaran. Karena itu solusi yang diberikan agar siswa tersebut dapat mengikuti pembelajaran dalam waktu dua minggu ini maka, walimurid diharapkan bisa mengawasi dan mendampingi anaknya belajar di sekolah selama dua minggu ini, sampai siswa bisa mengikuti Pra UKK dan UKK dengan baik.

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan:

1. Mengenali Nilai-nilai yang Bertentangan:

Saya mengidentifikasi dua nilai yang bertentangan dalam kasus ini, yaitu sikap adil apabila dua murid tersebut tidak diperbolehkan mengikuti UKK dikarenakan banyak pembelajaran yang belum diselesaikan. Dan rasa kasihan karena siswa sudah terdaftar nominatif, waktu belajar tinggal sebentar dan rasa tanggung jawab murid terhadap belajar dan tanggung jawab guru sebagai pengajar untuk menguatkan niat dan minat murid dalam belajar di tahap akhir kelas XII.

Jangka pendek lawan jangka panjang, bahwa apabila murid tersebut tidak ada tindak lanjut, maka dapat memengaruhi teman atau bahkan adik-adik kelasnya dengan pemikiran yang sama seperti dua murid tersebut.

2. Menentukan Siapa yang Terlibat:

Pihak yang terlibat adalah saya sebagai kepala sekolah, Ketua Konsentrasi Keahlian, Wali Kelas, dua murid W dan I dan murid kelas XII TBSM


3. Kumpulkan Fakta-fakta yang Relevan:

Saya mengumpulkan fakta-fakta bahwa:

  • Dua murid tersebut sering tidak mengikuti pembelajaran dengan baik dan masih banyak tugas yang belum diselesaikan (berdasarkan laporan dari wali kelas dan guru mata pelajaran)
  • Dua murid tersebut dapat mempengaruhi murid lain agar mengikuti apa yang disampaikan
  • Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua selama di rumah.


4. Pengujian Paradigma Benar vs Benar:
Uji legal : tidak ada pelanggaran hukum

uji regulasi : tidak ada pelanggaran kode etik

uji intuisi : saya merasa kasihan kalau murid tersebut tidak mendapatkan ilmu yang baik atau sampai tidak lulus UKK yang diuji oleh penguji eksternal dari industri atau tidak mengikuti rangkaian ujian kelas XII. 

Uji panutan : saya yakin banyak pengajar yang akan melakukan hal yang sama untuk memperjuangkan muridnya agar menjadi lebih baik.

Individu vs Kelompok: Dalam konteks pengambilan keputusan ini, saya merasa dilema antara memprioritaskan kepentingan murid yang lain utamanya kelas XII yang akan melaksanakan UKK di sekolah dan kepentingan dua murid tersebut.

5. Melakukan Prinsip Resolusi:
*Berpikir Berbasis Hasil Akhir:
Saya mempertimbangkan dampak jangka panjang dari pilihan tersebut, manfaat jangka panjang dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas sekolah

*Berpikir Berbasis Rasa Peduli: Saya juga mempertimbangkan perasaan dan komitmen saya terhadap sekolah, siswa, dan wali murid.

Pengujian paradigma benar lawan benar, rasa keadilan dan rasa kasihan dan jangka pendek lawanjangka panjang.

6. Investigasi Opsi Trilema:

*Pilihan pertama: Orang tua murid mengawasi dan mendampingi belajar anaknya di sekolah selama dua minggu ini, sampai dilaksanakannya Pra UKK dan UKK

Pilihan kedua : Apabila orang tua murid tidak dapat mengawasi anaknya belajar di sekolah selama dua minggu karena sama-sama bekerja, maka saudara atau wali yang lain bisa menggantikan mengawasi dan mendampingi dua murid tersebut

*Pilihan ketiga:Jika tidak ada orang tua, saudara atau wali yang lain tidak dapat mengawasi dan mendampingi anaknya, maka pihak sekolah akan menyerahkan kepada orangtua atau walimurid bagaimana yang terbaik untuk anaknya.

7. Buat Keputusan:

Saya memutuskan untuk memilih opsi pertama, yaitu orang tua murid harus ikut mengawasi dan mendampingi belajar anaknya di sekolah selama dua minggu ini, sampai dilaksanakannya Pra UKK dan UKK. Orang tua dan murid harus hadir di sekolah dan harus melakukan presensi di BK dan di Ketua Konsentrasi Keahlian TBSM.

8. Lihat Lagi Keputusan dan Refleksikan

Setelah mengambil keputusan, saya terus memonitor dampaknya agar pembelajaran dan UKK berjalan dengan baik, semua murid bisa mengikuti kegiatan Pra UKK dan UKK.

Pengalaman Belajar

Proses pengambilan keputusan ini diperlukan pertimbangan dan kehati-hatian, mengajarkan saya pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai dan tanggung jawab yang ada dalam situasi dilema agar keputusan efektif, dapat dipertanggungjawabkan dan tidak ada penyesalan di kemudian hari. Keputusan diambil juga dengan mempertimbangkan dan memperhatikan keberpihakan murid, humanisme, dan merdeka belajar.

Saya juga memahami bahwa mencari solusi kreatif bisa menjadi pilihan yang baik ketika nilai-nilai bertentangan. Komunikasi yang baik dengan semua pihak yang terlibat juga kunci untuk memahami dan menerima keputusan.

Kesimpulan:

Pengambilan keputusan yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan dan pertimbangan moral adalah kunci dalam situasi
dilema seperti ini. Dalam memimpin pembelajaran, saya akan terus mengintegrasikan prinsip-prinsip ini untuk memastikan keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.

Semoga bermanfaat

Wassalamu'alaikum..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun