Misalnya, penerapan best practice dari ITIL dalam manajemen layanan TI dapat membantu dalam pemeliharaan preventif dan responsif, mengurangi gangguan operasional dan memastikan layanan yang berkelanjutan.
10. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas
Dengan rerangka pikir, perusahaan bisa mencapai tingkat transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi. Semua aktivitas TI terdokumentasi dengan baik, memudahkan pelacakan dan audit.
Ini tidak hanya membantu dalam kepatuhan regulasi, tetapi juga dalam membangun kepercayaan dengan stakeholder, termasuk pelanggan, mitra bisnis, dan investor.
Implementasi Rerangka Pikir dalam Tata Kelola TI
Setelah tahu kenapa pentingnya rerangka pikir dalam tata kelola TI, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya dengan tepat. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengimplementasikan rerangka pikir dalam tata kelola TI di perusahaan:
1. Memilih Framework yang Tepat
a. Mengenali Kebutuhan Bisnis
Langkah pertama dalam memilih framework yang tepat adalah memahami kebutuhan bisnis perusahaan. Setiap bisnis memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga penting untuk menyesuaikan framework dengan tujuan strategis perusahaan. Misalnya, apakah fokus utama perusahaan adalah keamanan, efisiensi operasional, atau inovasi?
b. Meneliti Framework yang Tersedia
Ada beberapa framework populer yang bisa dipilih, seperti:
- COBIT (Control Objectives for Information and Related Technologies): Cocok untuk manajemen risiko dan kepatuhan regulasi.
- ITIL (Information Technology Infrastructure Library): Fokus pada peningkatan layanan TI dan efisiensi operasional.
- TOGAF (The Open Group Architecture Framework): Ideal untuk manajemen arsitektur TI dan perencanaan jangka panjang.
c. Mengadakan Diskusi Internal
Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan mempelajari berbagai framework, langkah selanjutnya adalah mengadakan diskusi internal dengan stakeholder utama, termasuk manajemen senior, tim TI, dan departemen lainnya. Diskusi ini penting untuk mendapatkan masukan dan memastikan semua pihak sepakat dengan framework yang dipilih.
d. Memilih Framework
Berdasarkan penelitian dan diskusi internal, pilihlah framework yang paling sesuai. Pastikan pilihan ini didasarkan pada bagaimana framework tersebut bisa mendukung tujuan bisnis dan kebutuhan operasional perusahaan.
2. Mengadopsi Prinsip-Prinsip Framework
a. Mengembangkan Rencana Implementasi
Setelah memilih framework yang tepat, langkah berikutnya adalah mengembangkan rencana implementasi yang komprehensif. Rencana ini harus mencakup beberapa bagian, diantaranya:
- Tujuan Implementasi: Jelaskan tujuan dan manfaat yang diharapkan dari implementasi framework.
- Langkah-Langkah Implementasi: Rincian langkah-langkah yang perlu diambil selama implementasi.
- Jadwal: Timeline yang jelas untuk setiap tahap implementasi.
- Anggaran: Estimasi biaya yang diperlukan untuk implementasi, termasuk pelatihan dan pembelian alat atau software.
b. Melakukan Perubahan Struktur Organisasi
Implementasi framework sering kali memerlukan perubahan dalam struktur organisasi. Misalnya, bisa jadi perlu dibentuk tim baru yang khusus mengelola tata kelola TI atau menambahkan peran baru seperti Chief Information Officer (CIO) jika belum ada.
c. Mengembangkan Kebijakan dan Prosedur Baru
Framework biasanya datang dengan serangkaian prinsip dan praktik terbaik yang harus diadopsi. Ini berarti perusahaan mungkin perlu mengembangkan kebijakan dan prosedur baru yang sesuai dengan prinsip-prinsip framework yang dipilih. Misalnya:
- Kebijakan Keamanan Data: Mengatur bagaimana data harus dilindungi dan siapa yang bertanggung jawab.
- Prosedur Manajemen Perubahan: Menentukan bagaimana perubahan pada sistem TI harus diinisiasi, disetujui, dan diimplementasikan.