"Kau petugas dapur baru, ya?" seseorang bertanya tiba-tiba.
"Eh ... benar, Tuan. Kenalkan, nama saya Laras," ia mengulurkan tangan.
"Salam kenal, Laras. Aku Pak Dimas, Koki di sini," lelaki berkumis itu tersenyum ramah sambil menjabat tangan Laras.
Ia pun bercerita panjang lebar tentang makanan kesukaan Raja, cara memilih bahan yang segar, dan resep masakan. Laras jadi kagum padanya. Meskipun sudah jadi koki andal, Pak Dimas tetap rendah hati dan mau berbagi ilmu.
Ketika tengah bercakap-cakap, tiba-tiba seorang pelayan menghampiri mereka.
"Buatkan kolak pisang untuk Raja sekarang!" serunya.
"Baiklah. Anindita, cepat potong bahan-bahannya!" perintah Pak Dimas.
Ia langsung mengambil pisau kemudian memotong pisang dan kolang kaling dengan sigap.
"Cepatlah!" si Pelayan makin panik.
Anindita menyerahkan buah yang telah dipotong pada Pak Dimas. Tangan lelaki berkumis itu lincah mengolah bahan-bahan. Pak Dimas sungguh cekatan. Pantas saja ia jadi Koki Istana. Aroma kolak pisang menggugah selera. Pak Dimas segera menyajikan kolak dalam mangkok berwarna cokelat. Pelayan yang sejak tadi menunggu dengan cemas, kini tersenyum lega. Ia pun mengucapkan terima kasih pada Pak Dimas dan bergegas meninggalkan dapur.
"Kenapa pelayan itu kelihatan cemas sekali, Pak?" Laras penasaran.