"Sudah selesai, Nona," ucap Mulan.
"Terima kasih," katanya riang.
Sebentar lagi Pangeran Yu akan datang. Selin menunggu dengan cemas.
"Putriku, keluarlah! Pangeran sudah datang dan ingin bertemu denganmu," suara Nyonya Lin dari luar kamar.
Selin pun bergegas keluar. Ketika pintu kamar terbuka, Nyonya Lin sungguh terkejut melihat putrinya. Penampilan Selin buruk sekali. Gaunnya kebesaran dan riasan wajahnya berantakan. Tapi Nyonya Lin tidak bisa berbuat apa-apa. Tak mungkin membiarkan Pangeran menunggu lebih lama. Nyonya Lin dan Selin pun menemui Pangeran.
"Maaf, menunggu lama, Pangeran," ucap Selin lembut.
Ketika melihat Selin, Pangeran langsung tertawa terbahak-bahak. Ia jadi kebingungan. Perdana Menteri yang mendampingi Pangeran turut tersenyum.
"Ada apa Pangeran? Apakah ada yang lucu?" tanya Selin.
"Maafkan aku, Nona. Aku sungguh tak tahan untuk tertawa, hahaha ...," Pangeran terpingkal-pingkal.
"Tapi ... terima kasih karena kau membuatku tertawa hari ini," Pangeran menjabat tangan Selin.
"Sejak kecil Pangeran jarang tersenyum. Tapi hari ini Nona bisa membuatnya tertawa," jelas Perdana Menteri seolah tahu pertanyaan yang akan diajukan Selin selanjutnya.