Artikel ini terdiri dari empat pembahasan utama. Pertama membahas perubahan sosial dan sebab-sebab terjadinya perubahan sosial. Pada bagian pertama karya ini akan mengetengahkan hakikat perubahan sosial, pandangan para ahli, teori-teori, dan bentuk-bentuk perubahan sosial. Bagian kedua membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial. Bagian kedua terdiri dari faktor penyebab perubahan sosial secara internal dan eksternal serta faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial. Ketiga tentang perubahan sosial dan perubahan hubungan antarindividu dan antarkelompok. Bagian keempat menyinggung perubahan sosial dan dampaknya terhadap kesenjangan sosial di masyarakat.
A. Perubahan Sosial dan Sebab-Sebab Terjadinya Perubahan Sosial
1. Â Â Hakikat Perubahan Sosial
Pada dasarnya perubahan sosial merupakan modifikasi struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Hal ini didasari karena manusia selalu tidak pernah puas dengan pencapaiannya dan selalu mencari sesuatu yang baru. Perbedaan perubahan antara masyarakat yang satu dengan yang lain dan masyarakat dari kurun waktu tertentu dengan waktu lainnya terletak pada tingkat kecepatan perubahan tersebut. Secara sosiologis, perubahan sosial akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu yang dapat dipelajari. Perubahan sosial bisa berupa kemajuan (progress) dan kemunduran (regress).
2. Â Â Pandangan Para Ahli Terkait Perubahan Sosial
Berikut ini pandangan beberapa ahli terkait perubahan sosial.
a. Â Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
b. Â Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
c. Â George Ritzer
Perubahan sosial mengacu pada variasi-variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu.
d. Â William Ogburn
Perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial.
3. Â Â Teori-teori Perubahan Sosial
Beragam fenomena yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat mendorong munculnya beragam teori yang membahas perubahan sosial, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Â Teori Siklus
Teori siklus melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang telah terjadi sebelumnya. Dalam konteks teori ini, tidak ada batasan antara pola-pola kehidupan primitif, tradisional, dan modern.
Menurut Pitrim A. Sorokin, semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yaitu :
1) Â Â Kebudayaan ideasional (ideational culture), didasari oleh nilai perasaan dan kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural)
2) Â Â Kebudayaan idealistis (idealistic culture), berisi kepercayaan terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas berdasarkan fakta saling bergabung dalam menciptakan masyarakat yang ideal.
3) Â Â Kebudayaan inderawi (sensational culture), segala hal yang dapat dilihat adalah tolak ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.
b. Â Teori Perkembangan (Linier)
Penganut teori ini meyakini bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu. Teori perkembangan di bagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi. Penganut teori ini adalah August Comte, Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Max Weber.
1) Â Â Teori Evolusi
Memandang bahwa masyarakat berkembang dari primitif, tradisional, dan modern. menurut Comte, masyarakat bergerak dalam tiga tahap, yaitu :
a) Â Tahap teologis (theological stage), masyarakat diarahkan oleh nilai-nilai adikodrati (supernatural)
b) Tahap metafisik (methaphysical stage), tahap peralihan dari kepercayaan terhadap unsur-unsur supernatural menuju prinsip-prinsip abstrak, yang berperans ebagai dasar perkembangan budaya.
c) Â Tahap positifis atau alamiah (positive stage), masyarakat diarahkan oleh kenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
Menurut Herbert Spencer, hanya orang-orang yang cakap dan terampil yang mampu memenangkan perjuangan hidup. Tahapan perkembangan masyarakat menurut Spencer adalah :
a) Â Masyarakat sederhana
b) Masyarakat kompleks
c) Â Masyarakat lebih kompleks
d) Peradaban
Menurut Max Weber, masyarakat berubah secara linier, dari masyarakat yang diliputi pemikiran mistik dan takhayul menuju masyarakat rasional. Sedangkan menurut Emile Durkheim, masyarakat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Solidaritas mekanik adalah masyarakat tradisional yang mementingkan keseragaman sosial yang diikat oleh ide bersama yang bersifat informal. Solidaritas organik adalah cara hidup masyarakat lebih maju yang berakar pada perbedaan yang bersifat formal dan terbagi dalam proses diferensiasi kerja.
2) Â Â Teori Revolusi
Menurut Karl Marx, masyarakat berubah secara linier dan secara revolusioner. Masyarakat berkembang dari feodalis menjadi kapitalis. Sistem kapitalisme akan mendapat perlawanan dari kelas pekerja yang dieksploitasi secara luar biasa. Karl Marx memperkenalkan konsep dialektika, yaitu sistem berpikir dengan konsep perpaduan antara tesa dan antitesa yang kemudian menghasilkan sintesa. Kapitalisme yang dikembangkan oleh kaum kelas menengah akan mendapat perlawanan dari kelas buruh. Perlawanan itu dilakukan dalam sebuah gerakan revolusioner. Kelak revolusi berakhir ketika masyarakat dunia mencapai titik di mana tidak ada lagi kelas sosial. saat itu, masyarakat sudah memiliki kesejahteraan yang setara dan merata.
3) Â Â Teori Gerakan Sosial
Penganut teori ini adalah Piotr Sztompka dan David Aberle. Menurut Sztompka, ketidakpuasan di dalam masyarakat ada kalanya menimbulkan gerakan sosial, di mana sejumlah orang mengorganisir diri untuk melakukan perubahan. Perubahan yang terjadi dari satu peradaban ke peradaban lain terjadi tidak selalu melalui jalan damai. Sejarah membuktikan bahwa peradaban mengalami perubahan juga melalui gerakan-gerakan sosial atau gerakan kolektif. Berikut ini Komponen gerakan sosial menurut Sztompka.
a) Â Kolektivitas orang yang bertindak bersama
b) Kolektivitasnya tersebar dan derajatnya di bawah kelompok formal
c) Â Memiliki tujuan bersama, yaitu perubahan di dalam masyarakat
d) Memiliki spontanitas yang tinggi dalam bertindak, tidak melembaga dan bentuknya tidak konvensional
Di dalam teorinya, Sztompka juga mengemukakan kaitan antara perubahan sosial dan gerakan sosial yang dapat dilihat melalui tiga variabel berikut ini.
a) Â Gerakan sosial memiliki tujuan dalam perubahan
Tujuan positifnya adalah memperkenalkan sesuatu yang bermanfaat, tujuan negatifnya adalah mencegah atau menghentikan adanya perubahan dilihat dari pergeseran nilai.
b) Gerakan sosial dalam hubungan timbal balik
Perubahan sifat mempengaruhi hubungan internal dan eksternal di dalam masyarakat terjadi karena adanya hubungan timbal balik.
c) Â Gerakan sosial dalam berbagai status
- sebagai penyebab utama
- sebagai dampak atau gejala yang menyertainya
- sebagai  mediator atau wahana pembawa perubahan
Berikut ini adalah klasifikasi perubahan sosial menurut David Aberle.
a) Â Alternative Movement
Bertujuan untuk mengubah sebagian perilaku seseorang.
b) Redemptive Movement
Bertujuan untuk mengubah seluruh perilaku seseorang.
c) Â Reformative Movement
Bertujuan untuk mengubah masyarakat dilihat dari ruang lingkup segi-segi tertentu saja.
d) Transformative Movement
Bertujuan untuk mengubah masyarakat secara menyeluruh.
Menurut Wood dan Jackson, keterkaitan antara gerakan sosial dan perubahan sosial yang dihasilkannya, adalah basis yang menentukan gerakan sosial itu. Wood dan Jackson memberikan klasifikasi gerakan sosial sebagai berikut.
a) Â Gerakan sosial menurut lingkup atau bidang perubahan yang diinginkan
- Gerakan reformasi, untuk mengubah aspek kehidupan masyarakat dan menginginkan perubahan di dalam, bukan secara menyeluruh.
- Gerakan radikal, menginginkan perubahan yang lebih mendalam dan menyentuh landasan sosial masyarakat.
- Gerakan revolusi (transformative social movement), mengingingkan perubahan menyeluruh di segala aspek inti struktur masyarakat.
b) Gerakan sosial berdasarkan kualitas perubahan yang diinginkan.
- Progressive movement (sayap kiri), menekankan pada inovasi untuk memperkenalkan suatu institusi baru.
- Conservative movement (sayap kanan) cenderung mempertahankan atau mengembalikan nilai-nilai atau institusi lama yang mulai tergerus.
c) Â Gerakan sosial berdasarkan target perubahan yang diinginkan.
- Gerakan yang berfokus pada perubahan struktur sosial,
> Â Gerakan sosial politik nasional
Berupaya mengubah stratifikasi politik, ekonomi, dan kelas sosial.
> Â Gerakan sosio-kultural
Ditujukan pada aspek keyakinan, nilai, norma dan pola hidup sehari-hari
- Gerakan yang berfokus pada perubahan menyeluruh atas perilaku seseorang.
> Â Gerakan keagamaan
Bersifat mistik, religius, dan suci yang bertujuan untuk menghidupkan semangat keagamaan.
> Â Gerakan sekuler
Ditujukan pada perbaikan nilai moral atau mental anggota masyarakat, tanpa melihat agama dan kepercayaan.
4) Â Â Teori Modernisasi
Teori ini melihat bahwa perubahan yang terjadi di negara-negara terkebelakang akan mengikuti perubahan yang terjadi di negara-negara industri maju di Dunia Barat. Perubahan itu terjadi melalui cara modernisasi. Hingga pada akhirnya negara keterbelakang menjadi negara maju. Negara-negara keterbelakang masih memiliki banyak kekurangan yang harus mereka tanggung untuk menuju tahap era tinggal landas (take off).
Menurut Eva Etzioni-Halevy dan Amitai Etzioni, dalam masa transisi, sebuah negara akan mengalami revolusi demografi dengan ciri-ciri berikut ini.
a) Â Menurunnya angka kematian dan kelahiran
b) Menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga
c) Â Terbukanya sistem stratifikasi
d) Peralihan dari struktur feodal ke suatu birokrasi
e) Â Menurunnya pengaruh agama
f) Â Beralihnya sistem pendidikan dari keluarga dan komunitas kepada pendidikan formal
g) Munculnya kebudayaan massa
h) Munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi
4. Â Â Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
Beragam fenomena yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat mendorong munculnya beragam teori yang membahas perubahan sosial, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Â Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan ini terjadi dalam waktu yang lama. Biasanya perubahan ini merupakan rangkaian perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lamban. Dalam konsep evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa rencana atau kehendak. Berikut ini teori-teori perubahan evolusi.
1) Â Â Unilinier Theories of Evolution
Manusia, masyarakat, dan kebudayaannya akan berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, dari bentuk sederhana menuju bentuk kompleks, sampai mencapai tahap sempurna. Wilfredo Pareto mengajukan teori Cyclical Theory, yang menyatakan bahwa masyarakat dan kebudayaannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang membentuk lingkaran, tahap tertentu dapat dilalui secara berulang. Pendukung lain dari teori ini, Pitrim A. Sorokin menyatakan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap yang masing-masing didasari pada suatu sistem kebenaran.
2) Â Â Universal Theories of Evolution
Perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok heterogen.
3) Â Â Multilined Theories of Evolution
Penekanan teori ini ada pada tahap-tahap perkembangan tertentu yang ada pada masyarakat. Misalkan dalam satu tahap peralihan kehidupan manusia dari berburu dan mengumpulkan makanan ke bertani, terdapat perubahan sistem matapencaharian.
b. Â Perubahan Cepat (Revolusi)
Revolusi merupakan perubahan dasar-dasar kehidupan masyarakat yang berlangsung secara cepat. Perubahan ini dapat direncanakan atau tidak dan dapat terjadi dengan dan tanpa kekerasan. Ukuran kecepatan dalam revolusi bersifat relatif. Berikut ini syarat terjadinya revolusi.
1) Â Â Ada keinginan dari masyarakat untuk berubah;
2) Â Â Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan;
3) Â Â Ada pemimpin yang dapat menampung keinginan atau aspirasi masyarakat dan merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja;
4) Â Â Ada tujuan konkret yang ingin dicapai; dan
5) Â Â Ada momentum tepat.
c. Â Perubahan Kecil
Perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
d. Â Perubahan Besar
Perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya
e. Â Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau perubahan yang direncanakan (planned change) merupakan perubahan yang diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang berkepentingan atau pihak ingin melakukan perubahan di dalam masyarakat. Pihak berkepentingan ini disebut sebagai agent of change. Agent of change mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan. Mereka akan melakukan perencanaan sosial (social planning).
Â
f. Â Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) atau perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau berada di luar jangkauan manusia. Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan sebenarnya memiliki kaitan erat. Hal itu terjadi karena akibat perubahan yang direncanakan biasanya timbul efek samping yang berada di luar dugaan atau keinginan masyarakat.
g. Â Perubahan Struktural dan Perubahan Proses
1) Â Â Perubahan Struktural
Perubahan yang sangat mendasar, yang menyebabkan munculnya reorganisasi dalam masyarakat.
2) Â Â Perubahan Proses
Perubahan yang sifatnya tidak mendasar, yang hanya berupa penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan SosialÂ
1. Â Â Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial
a. Â Faktor Internal
1) Â Â Bertambah atau berkurangnya penduduk
Mempengaruhi lembaga sosial yang sudah ada, seperti perubahan sistem pembagian kerja, hak kepemilikan dan sebagainya
2) Â Â Penemuan baru
a) Â Invention
Proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengkombinasi atau menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan lama dalam masyarakat.
b) Discovery
Penemuan unsur budaya baru, baik dalam bentuk konsep gagasan atau kebendaan. Â Discovey akan menjadi invention ketika masyarakat mengakuinya atau bahkan menerapkannya.
3) Â Â Pertentangan masyarakat (konflik sosial)
Pertentangan terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
4) Â Â Pemberontakan atau revolusi
Semakin tinggi intensitas pemberontakan atau revolusi akan semakin tinggi tingkat perubahan sosialnya.
b. Â Faktor Eksternal
1) Â Â Lingkungan fisik
2) Â Â Peperangan
3) Â Â Pengaruh kebudayaan lain
2. Â Â Faktor Pendorong Perubahan Sosial
a. Â Kontak dengan kebudayaan lain
b. Â Kemajuan dalam penerapan sistem Pendidikan formal
c. Â Sikap menghargai hasil karya orang lain
d. Â Keinginan dan itikad baik untuk maju
e. Â Toleransi yang tinggi terhadap pengaruh dari luar dan mau menerima pengaruh-pengaruh baru
f. Â Terbukanya sistem lapisan masyarakat
g. Â Heterogenitas penduduk
h. Â Ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi atau situasi tertentu
i. Â Orientasi ke masa depan
j. Â Penerapan nilai-nilai bahwa manusia selalu berusaha untuk memperbaiki hidup
3. Â Â Faktor Penghambat Perubahan Sosial
a. Â Masyarakat yang masih tradisional
b. Â Kurangnya kontak dengan pengaruh dari luar
c. Â Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
d. Â Kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat
e. Â Kuatnya ideologi yang tertanam dalam masyarakat
f. Â Pemahaman bahwa tidak diperlukan perubahan
g. Â Adat istiadat atau kebiasaan yang kuat
C. Perubahan Sosial dan Perubahan Hubungan Antarindividu dan Antarkelompok
Perubahan sosial bisa berupa kemajuan atau kemunduran. Perubahan ini menggambarkan proses perkembangan yang sedang terjadi di dalam masyarakat. Perubahan di dalam kehidupan masyarakat akan menyebabkan perubahan dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan yang paling menonjol dalam kehidupan masyarakat adalah perubahan dalam bidang teknologi.
Perubahan akibat perkembangan teknologi menyebabkan berkurangnya frekuensi sebagian besar individu untuk bertatap muka dalam berinteraksi. Hal ini menyebabkan perubahan dalam pola hubungan antarindividu. Dalam perubahan sosial, individu atau kelompok bisa berperan sebagai objek dan subjek. Sebagai objek, individu atau kelompok berperan sebagai pihak yang menerima sebuah perubahan. Sebagai subjek, individu atau kelompok berperan sebagai pelaku perubahan.
D. Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kesenjangan Sosial Di Masyarakat
Masyarakat merupakan suatu organisasi yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan satu kesatuan, yang disebut sebagai sistem. Apabila salah satu bagian dari sistem tidak berfungsi, maka akan mengganggu bagian yang lain. Ketidakserasian unsur dalam masyarakat akan mengakibatkan timbulnya disorganisasi. Apabila kondisi itu terus berlangsung, maka dapat menyebabkan disitegrasi sosial.
Disintegrasi sosial merupakan proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat karena perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Disintegrasi yang dibiarkan terjadi terus menerus dapat menciptakan kondisi chaos (kacau). Dalam kondisi seperti itu, akan muncul situasi anomie (tanpa aturan), yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak memiliki pegangan mengenai hal yang baik dan buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H