Mohon tunggu...
Novan Noorwicaksono Bhakti
Novan Noorwicaksono Bhakti Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

Berusaha menebarkan kebaikan dalam media dan kondisi apapun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Corak Kehidupan Manusia Pra Aksara di Indonesia, Masa Bercocok Tanam dan Berternak

16 April 2024   17:08 Diperbarui: 16 April 2024   17:11 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

B. Corak Kehidupan Sosial-Ekonomi

Kedatangan orang Dong Son menyebabkan jumlah penduduk saat itu relatif padat. Hal itu disebabkan karena adanya kohabitasi dan peningkatan kesejahteraan penduduk. Peningkatan tersebut juga disebabkan oleh pola tempat tinggal penduduk yang sudah menetap dan mengembangkan kehidupan bercocok tanam dan berternak. Pada masa ini, pencemaran lingkungan pertama mulai muncul ketika manusia mulai menumpuk sampah dan kotoran. Pada masa ini juga muncul berbagai jenis penyakit infeksi.

1.  Pola Aktivitas Ekonomi

Saat pola hidup berburu dan mengumpulkan makanan ditinggalkan, manusia mulai mengembangkan pola pastoralisme. Manusia mulai memelihara berbagai jenis hewan tertentu. Sebagian manusia yang tinggal di pesisir pantai mulai memproduksi garam dan mencari ikan.

Kegiatan bercocok tanam dilakukan dengan cara slash and burn. Pohon-pohon dan belukar dibakar untuk membuka ladang. Manusia tetap melakukan aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan untuk memenuhi kebutuhan protein tambahan. Tanaman yang dikembangkan di antaranya adalah keladi, kelapa, salak, duku, rambutan, dan sukun. Jenis hewan yang diternak adalah ayam, kerbau, anjing dan babi.

Aktivitas bercocok tanam dan berternak memberikan manusia lebih banyak waktu luang. Kesempatan itu menghasilkan berbagai inovasi untuk menciptakan peralatan hidup. Mereka menciptakan beragam barang kerajinan tangan dari batu dan gerabah. Barang-barang ini kemudian bisa digunakan untuk barter.

2.  Pola Tempat Tinggal

Pada masa ini manusia mulai mengembangkan pola hidup menetap secara berkelompok di perkampungan. Awalnya rumah mereka terbuat dari kayu atau bambu berukuran agak kecil. Bentuknya membulat, atapnya tertutup dedaunan dan terhubung langsung ke permukaan tanah. Bentuk rumah seperti ini sampai sekarang masih bisa dijumpai di Timor, Kalimantan Barat, Nikobar, dan Andaman.

3.  Pola Kepemimpinan dan Pembagian Kerja

Manusia mulai mengenal gotong royong untuk menebang hutan, membakar belukar, menabur benih, memetik hasil, membuat gerabah, kegiatan barter, berburu, dan menangkap ikan. Mereka juga melakukan pembagian kerja. Kaum laki-laki biasanya melakukan kegiatan berburu, menangkap ikan, menebang pohon dan melakukan berbagai pekerjaan berat atau aktivitas yang jauh dari rumah. Kegiatan kaum perempuan adalah merawat anak, memasak, dan sebagainya.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, kegiatan untuk memenuhi kebutuhan bersama di perkampungan mulai diatur dan dibagikan. Pola kepemimpinan primus interpares mulai muncul dan memainkan peran signifikan dalam pemerintahan masyarakat pada fase kehidupan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun