Mohon tunggu...
Aisyah N.
Aisyah N. Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa

Praktisi advokasi paruh waktu dan pegiat walking tour penuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sejarah yang Terulang: Indonesia Pelopor Perdamaian Dunia

2 Maret 2016   17:08 Diperbarui: 2 Maret 2016   17:17 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah yang terulang. Ya, itulah yang selalu ditunjukkan oleh bangsa Indonesia di kancah internasional. Dalam hal ini, hubungan bilateral terkait dengan perdamaian dunia. Sebagai manifestasi dari politik bebas aktif yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, mata internasional sudah berkali-kali menunjukkan peran serta bangsa Indonesia sebagai salah satu pelopor untuk perdamaian dunia.

Konferensi Asia-Afrika 1955 menjadi pijakan awal bangsa Indonesia untuk menunjukkan eksistensi Indonesia di mata dunia internasional. Bahwa Indonesia tidak ingin masuk dalam polarisasi negara Barat yang saat itu dipimpin oleh Amerika Serikat  maupun negara Timur yang kala itu dimotori oleh Uni Sovyet. 

Perang dingin antara dua kutub dunia yang menimbulkan ketegangan dunia saat itu membuat Indonesia yang  dipimpin oleh presiden Soekarno  bersama lima pemimpin dunia membentuk dan melahirkan gerakan Non-Blok. Itulah fakta sejarah yang tak kan terbantahkan hingga kapan pun. Bahwa Indonesia memiliki peran yang amat besar dalam kancah dunia internasional khususnya dalam perdamaian dunia.

Sejarah yang terulang. Ya, baru saja tahun 2015 kemarin, Indonesia dipercaya dunia internasional menggelar peringatan Konferensi Asia Afrika  (KAA) di Bandung, kini kepercayaan dunia kalau tidak boleh dibilang pengakuan dunia kepada Indonesia kembali terbukti. Kesuksesan menggelar acara peringatan Konferensi Asia Afrika 2015 di Bandung, menjadi nilai lebih bagi eksistensi Indonesia di kancah dunia internasional.

Pengakuan itu kini datang dari negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Organisasi yang beranggotakan  negara-negara Islam itu memberikan kepercayaan penuh bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Konferensi tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI yang akan berlangsung 6-7 Maret besok di Jakarta. Padahal, sebelumnya KTT OKI ini sudah ditunjuk Maroko untuk menjadi tuan rumah.

 Namun, karena ketidaksiapan Maroko ditambah oleh desakan dari Arab Saudi dan permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, maka Indonesia dipercaya untuk menggantikan posisi Maroko sebagai tuan rumah KTT OKI. Apalagi tahun 2015 kemarin Indonesia sukses besar menyelenggarakan peringatan Koneferensi Asia-Afrika di Bandung. Sejarah kembali terulang.

 [caption caption="Diambil dari Twitter @HMSoeharto1921"][/caption]

Saat Ini

KTT Luar Biasa OKI kali ini menjadi sangat penting artinya bagi Indonesia, bagi OKI dan juga bagi dunia. Pasalnya, ditengah buntunya proses perdamaian di Palestina sejak Mei 2015 ditambah kekerasan terus terjadi antara Israel dan Palestina pascabentrokan di Masjid Al-Aqsa akhir tahun lalu, maka perlu kiranya masalah Palestina ini menjadi fokus pembahasan. Oleh karena itu, dalam KTT Luar Biasa OKI ini fokus pembahasan memang hanya akan mengerucut kepada kemerdekaan Palestina dan posisi Al-Quds Al-Syarif. Maka dari itu, KTT Luar Biasa OKI ke-5 ini akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama kalinya yang khusus membahas masalah Palestina dan Al-Quds Al-Syarif.

Tanggal pelaksanaan KTT Luar Biasa OKI ini bertepatan dengan meletusnya intifadah ketiga di Tepi Barat sejak awal Oktober 2015 lalu. Gerakan intifadah pertama kali dicetuskan pada tahun 1987 hingga 1993. Sedangkan intifadah kedua terjadi pada tahun 2000-2005.

Dalam KTT Luar Biasa OKI ini akan mengundang 56 negara anggota OKI yang berasal dari Asia, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Selatan. Selain itu ada pula negara peninjau seperti Thailand, Rusia, Bosnia dan Afrika Tengah. KTT Luar Biasa OKI ini juga akan mengundang lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang selama ini memiliki hak veto yaitu Amerika, Rusia, Inggris, Perancis, dan China. Kehadiran kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu menjadi sangat penting karena selama ini merekalah yang diberikan legitimasi oleh dunia internasional untuk mengupayakan perdamaian Palestina-Israel.

KTT Luar Biasa OKI ini nantinya akan menghasilkan dua dokumen yaitu dokumen resolusi dan dokumen deklarasi. Dokumen resolusi akan menegaskan kembali dukungan negara-negara OKI kepada kemerdekaan Palestina dan posisi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Sedangkan dokumen deklarasi akan berisi hal yang lebih detail, singkat dan padat yang berisi langkah lebih kongkret ke depan untuk menindaklanjuti hal-hal yang disepakati negara-negara OKI terkait dan Yerusalem.

Kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah, meski ditunjuk secara mendadak, semata-mata merupakan bentuk komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Ini menjadi langkah nyata Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.

Keprihatinan yang sangat mendalam pemerintah Indonesia terhadap situasi terkini di Palestina dan Al-Quds Al-Syarif yang terus memburuk menjadi salah satu faktor pendorong Indonesia bersedia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI ini. Eskalasi kekerasan terhadap warga Palestina serta semakin dibatasinya akses beribadah yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Al-Quds Al-Syarif masih terus berlangsung hingga sekarang tanpa bisa dikendalikan.

Diharapkan dengan adanya KTT ini bisa memunculkan terobosan baru untuk mengaktifkan kembali proses perdamaian di Timur Tengah yang selama ini tertunda dan semakin berlarut-larut tanpa ada solusi penyelesaian.

*Tulisan adalah hasil kerjasama dengan Anil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun