Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mendadak Bayern Munchen

7 September 2024   08:13 Diperbarui: 8 September 2024   07:31 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFP/CHRISTOF STACHE via KOMPAS.com

"Pakeeet," teriak abang kurir yang menyembul dari balik pagar.

Saya segera bergegas menyambut bungkusan hitam cukup besar. atas nama saya sendiri. Ajaib pikir saya. Merasa tak pernah belanja online dalam seminggu ini.

Penasaran, segera saya cek nama yang dituju. Yes, my name. saya segera tersenyum untuk memastikan barang yang dikirim benar untuk saya. Setelah mengkonfirmasi ke abang kurir. Secepatnya ia melajukan sepeda motornya.

Saya cek darimana paket ini dikirim, Oh yess, ini adalah hadiah writing competition yang saya menangi beberapa minggu yang lalu. Segera saya buka, yang isinya adalah...

Satu jersey klub sepakbola Jerman Bayern Munchen!

Jersey ini berwarna putih dengan lis merah tertera logo Bayern Munchen. Jersey dengan nomor punggung 10 tertulis: SANE. Dan ada coretan tanda tangan menggunakan spidol. Dugaan saya ini ditandatangani si pemain Bayern Munchen itu sendiri.

Wow, ini bukan jersey sembarangan pikir saya, sebagai orang yang minim literasi terkait dunia sepakbola khususnya liga Jerman. Saya menebak ini SADIO MANE, tapi ternyata saya salah, yang benar, Leroy Aziz Sane. 

Benar benar saya tak paham tentang klub bola Bayern Munchen, sekedar tahu nama besar klubnya saja.Apalagi debut dan karir dari Leroy Sane, saya benar benar gelap.

Merasa harus berterima kasih, saya pun sibuk mencari tahu siapa sebenarnya Leroy Sane ini, yang mau mengirimkan jerseynya sekaligus memberikan tanda tanganya, maksud saya ingin berterima kasih kepada Viessmann sebuah perusahaan Jerman yang menjadi sponsor resmi Bayern Munchen yang sudah mengadakan writing competition.

Leroy Sane merupakan pemain Jerman yang lahir di Essen pada 11 Januari 1996, ia memulai bermain sepak bola sejak berusia 5 tahun di Klub SG Wattenscheid 09, saya bisa bayangkan bagaimana seriusnya keluarga Sane mempersiapkan seorang Leroy Sane memulai karirnya. Usia 5 tahun sudah lancar menggiring si kulit bundar. Saya ketika berusia 5 tahun masih mengejar layangan putus di lapangan bola.

Jersey bertanda tangan Leroy Sane (dok Pribadi) 
Jersey bertanda tangan Leroy Sane (dok Pribadi) 

Empat tahun berikutnya, saat berusia 9 tahun, Leroy Sane bergabung ke klub Schalke 04. Inilah yang membuat rata rata pemain Eropa sangat terampil dan profesional, mereka menjalani sepakbola secara konsisten sejak usia dini.

Selain memang, seluruh perangkat mulai dari klub, lapangan, pelatih hingga sistem sudah terbangun dengan baik.Ekosistem pembinaan berjalan dengan baik. Klub sepakbola juga membangun tim dengan golongan umur sejak anak anak.

Di usia 12 tahun Leroy Sane bergabung dengan klub Bayer Leverkusen, namun tak lama kembali ke akademi pemuda klub Schalke pada 2011. Usia Leroy Sane sudah memasuki 14 tahun. 

Debut profesional Leroy Sane dimulai pada 2014, dengan menandatangani kontrak selama 3 tahun di Schalke. Bermain pertama kali di Bundesliga melawan VfB Stuttgart, dan gol pertama ia lesatkan ke gawang FC Koln walau kalah 2-1.

Leroy Sane juga terpilih mewakili timnas Jerman kelompok usia 19 tahun hingga 2015, bakat sepak bolanya mengalir dari sang ayah Souleyman Sane yang juga pemain sepakbola profesional yang lahir di Senegal. Kisah Souleyman Sane menjadi pemain bola juga sangat menarik. 

Souleyman Sane merupakan anak seorang diplomat Senegal, yang akhirnya berpindah kewarganegaraan. Ia memilih Jerman dan menikah dengan atlet peraih medali perunggu olimpiade Regina Weber. Dari pernikahan berbeda benua ini Souleyman dan Regina dikarunia 3 orang anak yang salah satunya sangat berbakat menjadi pemain bola: Leroy Aziz Sane.

Selebarasi Leroy Sane saat membuat Gol (sumber: Laman resmi FC bayern Munchen)
Selebarasi Leroy Sane saat membuat Gol (sumber: Laman resmi FC bayern Munchen)

Si Anak Ajaib yang Bisa berlari Sangat Cepat

Adalah pelatih Schalke U-19 Norbert Elgert yang menemukan bakat anak didiknya, Leroy Sane. Ia sudah bisa memprediksi Leroy Sane akan menjadi pemain sepak bola besar. Bakatnya sudah terlihat sejak remaja. Maka tak menunggu lama Leroy mulai dilirik publik sepak bola Jerman. Di Usia 19 tahun Leroy Sane sudah bergabung bersama tim nasional Jerman di bawah pelatih Joachim Loew. 

Salah satu peristiwa penting saat Leroy Sane berhasil membuat gol ke gawang klub raksasa Real Madrid dan membawa Schalke menang dengan skor 4-3. 

Talenta Leroy Sane terus terasah saat ia bermain bersama Schalke, di tahun 2016 pelatih dunia Josep Guardiola yang menukangi Klub besar Bayern Munchen mengajak Leroy Sane pindah ke Liga Inggris.Karirnya semakin mengkilap saat Leroy bergabung dengan Manchester City dengan nilai transfer 37 juta poundsterling.

Karirnya di Liga Premier Inggris sangat luar biasa, tampil menawan bersama the citizen di setiap laga. Selama di Manchester City, Leroy Sane sukses mengantarkan klubnya memenangi gelar juara Liga Primer, juara Piala Liga, dan juara Piala FA. 

Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk anak muda yang berumur 21 tahun.Maka sebuah penghargaan sebagai pemain muda terbaik didapatkan Leroy Sane PFA Young Player of the Year: 2017--2018.

Karir Leroy Sane di liga premier Inggris terhitung empat musim hingga 2020 sebelum akhirnya kembali pulang ke Jerman dan bergabung dengan tim besar Bayern Munchen hingga saat ini. Selama di Munchen karir sepak bola Leroy Sane semakin bersinar, 

Pilihan kembali ke Jerman dengan nilai transfer sebesar 55 juta poundsterling, Kepindahan Leroy Sane meninggalkan Manchester City dan Guardiola karena klub Bayern Munchen merupakan mimpi sang ayah yang tak pernah kesampaian. Selain itu kepindahannya karena pelatih yang sangat dikenal, Hans Dieter Flick.

Pelatih bertangan dingin yang dikenal Leroy Sane saat ia masih di tim nasional junior Jerman. Di tangan Hansi Flick, Leroy Sane menempati posisi gelandang serang. Posisi yang diingini Leroy Sane.

Gaya bermain Leroy Sane terutama saat mendribling bola mengingatkan fans Bavaria atas Arjen Robben pemain asal Belanda yang pernah membela Bayern Munchen. Berlari sambil meliuk liuk melewati pemain lawan. Namun Leroy Sane bukan tidak memiliki kekurangan, dirinya dinilai kurang gigih saat timnya kehilangan bola. 

Salah satu ciri khas Bayern Munchen adalah pressing football saat kehilangan bola. Gaya ini kadang tidak cocok dengan Leroy Sane. Maka seringkali Leroy tidak diturunkan dalam setiap pertandingan. Apalagi di posisinya banyak penyerang muda yang juga diandalkan pelatih Hansi Flick.

Namun hal itu tidak menjadi masalah bagi Leroy Sane, ia paham seorang pelatih harus berlaku adil terhadap semua pemain. Sekelas Bayern Munchen dimana banyak sekali pemain bintang yang harus juga berkontribusi dalam setiap laga.

Leroy Sane memang telah melewati kebesaran sang Ayah, ia telah menjadi pemain besar yang dikagumi sekaligus di segani di Eropa. Klub sekelas Liverpool juga mengincarnya, gaya permainannya mirip Mohamed Salah yang diberitakan akan hengkang dari Liverpool.

Namun nampaknya Leroy Sane lebih memilih Bayern Munchen ketimbang pindah kembali ke Liga premier Inggris. Sampai sejauh mana Leroy Sane terus berkiprah di Bayern Munchen kita tunggu saja.

Saya secara pribadi berterima kasih telah mendapatkan jersey Leroy Sane, inilah satu satunya Jersey yang saya miliki, saya memang tidak pernah berpikir untuk mengoleksi jersey tim sepak bola nasional atau dunia. Saya masih seorang pengoleksi diecast kelas murah meriah.

Jersey ini saya pajang di ruang tamu sebagai sebuah memorabilia, bersama beberapa benda yang juga saya peroleh dari hasil menulis, terima kasih sekali lagi kepada Viessmann, atas kiriman jersey, postcard, tumbler dan topi. 

Ini juga sebagai 'obat' dan penyemangat saya untuk terus menulis, biar dunia paham, menulis bukan sekadar menumpahkan ide tapi lebih dari itu, membuat sejarah.

Solear City, 6/9/24.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun