Pertama, yang paling kuat pengaruhnya adalah keluarga Tb Chasan Sochib di Serang lalu ada keluarga Mulyadi Jayabaya di Lebak dan terakhir keluarga Ismet iskandar di kabupaten Tangerang.
Sebelum menuliskan profil masing-masing, saya memberikan data-data tentang masalah yang dihadapi banten, hal ini penting karena salah satu esensi lahirnya pemimpin daerah melalui kontestasi Pilkada adalah dampak perbaikan dan perubahan di daerahnya. Potret buram tentang Banten akan hilang, minimal ada masalah yang terselesaikan.
Sebagai warga Banten, saya sangat berharap Banten bisa lebih maju dan sejahtera siapapun pemimpin yang akan terpilih nanti. Artikel ini khusus saya akan kirimkan kepada semua calon pemimpin perempuan di Banten.
Problem Banten yang Masih Kusut
Provinsi Banten memiliki luas 9.163 km2, terdiri dari empat kota dan empat kabupaten, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon.
Hal yang paling disorot dari Banten adalah tingginya angka pengangguran, bahkan tercatat sebagai yang tertinggi secara nasional. Mengutip data BPS berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional (sakernas) yang dilakukan pada Februari 2024. Tercatat angka pengangguran terbuka sebesar 7,02%.
Hasil survei terdata jumlah pengangguran pada februari 2024 sebesar 425.000 orang, angka ini bila dikonversi per 100 orang tenaga kerja, maka ada 7 orang yang menganggur. Dari jumlah tenaga kerja 5,63 juta yang bekerja di sektor formal sebesar 2,83 Juta sisanya bekerja pada sektor informal.
Kemiskinan ekstrem menjadi masalah Banten yang perlu diperhatikan dan ditangani secara serius. Dalam Data BPS Maret 2024, tercatat 791.61 ribu penduduk Banten hidup di bawah garis kemiskinan.Â
Cukup memprihatinkan karena angka kemiskinan Banten merupakan yang tertinggi dipulau jawa. Menurut data Dinas Sosial (Dinsos) yang diambil dari Kemenko PMK ada 27.500 keluarga terdata masuk dalam kemiskinan ekstrem. Menurut BPS, keluarga miskin di Banten menanggung rata rata 5,09 anggota keluarga.
Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang menjadi penyumbang terbesar kemiskinan ekstrem. Kemiskinan juga akan berimbas pada banyak masalah lainnya, seperti gizi buruk, stunting, angka putus sekolah, dan kesehatan. Selain berimbas pada masalah sosial lainnya,
Angka stunting Banten menurut data Kemenkes.go,id tercatat 23,9 %. Angka ini masih tergolong tinggi. Kemiskinan memang terkait erat dengan angka stunting. Ini menjadi masalah yang harus menjadi perhatian bila Banten tak ingin kesulitan dalam pengembangan sumber daya manusia.