Waktu terus bergulir, kurang dari dua bulan usia pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera berakhir. Suksesi kepemimpinan nasional akan segera terjadi dari Jokowi ke Prabowo yang menang pilpres pada 14 Februari.
Semuanya paham, pergantian kursi presiden akan berjalan damai , karena pemerintahan yang baru kelak juga akan masih diwarnai  'tangan' Jokowi melalui putra sulungnya yang terpilih sebagai wakil presiden. Mayoritas orang menyebutnya dinasti politik, tapi toh dinasti politik banyak terjadi di daerah daerah. Bahkan juga terjadi di tampuk kepemimpinan partai politik.
Baik dan buruknya dinasti politik masih perlu diuji. Tapi secara etika dan akses regenerasi kepemimpinan, dinasti  politik punya pengaruh yang buruk. Pergantian kepemimpinan akan berputar pada cluster yang itu itu saja. Maka Dinasti politik sering dikaitkan dengan  Raja Jawa.Â
Seorang Raja akan mengamankan kekuasaannya kepada trah yang ia inginkan. itu berlaku umum  untuk semua sistem pemerintahan kerajaan. Hanya saja di republik ini, rakyat punya hak suara. Nah, tinggal bagaimana hak suara itu bisa dipengaruhi dan dikuasai.Â
Saya tidak akan membahas dinasti politik atau dinasti kekuasaan karena terlalu berat, jadi biar Dilan saja yang merasakan.  Saya hanya  akan menuliskan apa yang akan dilakukan Jokowi pasca lengser ke prabon  madeg pandito. Karena menurut saya inilah titik penting dalam pusaran politik Indonesia. KIta tak bisa melewatkan unsur Jokowi dalam setiap pergerakan politik mungkin untuk 5 tahun kedepan.
Sebagai orang yang telah bertahun tahun hidup didunia politik dan kekuasaan, Jokowi pasti telah memiliki peta yang sangat jelas. Ia paham betul, episentrum kekuasaan, pemegang 'kartu truf'. hingga para 'pemain' yang ikut mewarnai perpolitikan di Indonesia.
Jokowi telah merancang semua rencana sebelum kekuasaan tertinggi tidak ada ditangannya. Â Kemana arah layar kekuasaan akan bergerak. Koalisi besar sudah dibangun. Partai partai penentu juga sudah dalam satu atap, hanya menyisakan partai yang mencoba beroposisi.Â
Saat kekuasaan berpindah pada 20 Oktober, Jokowi akan menjadi warga  biasa. Tampuknya telah ia serahkan. Apa yang akan Jokowi lakukan setelah 20 Oktober. Apakah akan kembali ke Solo seperti yang sering kita dengar saat Jokowi ditanya awak media kemana setelah pensiun.
Ini 5 Tebakan Pasca Tak Menjadi Presiden
Berikut tebakan apa yang akan dilakukan Jokowi, sebagai disclaimer : Â sebuah tebakan bisa 100% benar bisa juga 100% salah. Jadi hal ini tidak ada hubungannya dengan benar atau salah. Berikut tebakan apa yang akan dilakukan Jokowi.
Pertama, Jokowi kemungkinan besar akan kembali ke Solo. Kota ini  kemungkinan lebih memberikan rasa damai dan tenang. Dari Solo, Jokowi bisa memulai aktivitasnya. Seperti kembali mengurus bisnis mebel, bisnis penyewaan gedung serbaguna, atau bisnis lainnya. Tapi nampaknya yang saya sebutkan sudah terlampau sederhana untuk orang sekelas Jokowi. Tantangannya kurang greget.
Kedua, Jokowi akan membangun kekuatan politik. Lebih tepatnya menyalurkan energi politik ke beberapa sumber politik. Ada dugaan Jokowi akan masuk ke dalam parpol besar dengan menduduki ketua dewan pembina atau ketua dewan pakar. Santer terdengar Jokowi akan merapat ke salah satu parpol besar sekaligus parpol senior.
Ketiga, Jokowi akan membangun partai sendiri. Seperti  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membangun partai Demokrat yang mengantarkannya ke kursi kepresidenan selama dua periode. Mirip dengan SBY yang memiliki anak anak yang patuh bergerak di bidang politik, Jokowi malah lebih 'cerdas' dengan langsung mengunci anaknya untuk posisi kekuasaan. Kalau Jokowi membangun partainya sendiri, dua putra dan mantunya bisa bergabung. Sebuah skema menghadapi 2029.
Keempat, menggunakan partai yang sudah dibangun sebelumnya. Kaesang Pangarep yang sudah menjadi ketua partai PSI. Kiprah politik Kaesang jauh lebih jelas dan terang benderang, di usianya yang belum genap tiga puluh tahun  ia sudah bisa melakukan manuver politik. Walau gagal menjadi partai parlemen, PSI punya bargaining yang lumayan besar. Jokowi bisa mengikuti jejak putra bungsunya menggunakan kekuatan partai yang sudah terbangun. Ongkosnya mungkin lebih mahal namun bisa lebih efektif. Partai mana yang akan digunakan, kita akan lihat nantinya.
Kelima, Jokowi mendapatkan posisi strategis di sebuah institusi pemerintahan Prabowo. Sebagai ketua Badan atau lembaga, atau sebagai ketua dewan penasehat presiden Prabowo. Dimana nasehat dan arahannya masih bisa dijalankan untuk pemerintahan Prabowo. Di zaman Presiden Jokowi hal itu pernah dilakukannya, memberikan posisi kepada presiden kelima, Megawati Soekarnoputri sebagai ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2021.
Dari kelima tebakan ini, mungkin ada yang keenam atau ketujuh, perkembangan politik masih sangat dinamis terutama mengamankan  Pilkada serentak yang merupakan  medan pertarungan kekuasaan. Apa yang akan dilakukan Jokowi pasca tak menjadi Presiden tentu kita harus bersabar untuk dua bulan kedepan.Â
Yang pasti kita semua berharap apa yang akan dilakukan punya kontribusi positif untuk bangsa ini. Memberikan efek yang baik bagi perkembangan dan kontestasi politik. Sayang bila manuver politik yang dilakukan Jokowi malah kontraproduktif.Â
Kita sebenarnya lebih membutuhkan para negarawan, orang  bijak yang mampu berdiri adil disemua golongan. Seorang yang membangun legacy kebermanfaatan, yang memang sejalan dengan apa yang diinginkan rakyat Indonesia. Bukan sekedar ego pribadi yang dipaksa paksa agar terlihat keinginan rakyat.Â
Sudah tujuh puluh sembilan tahun bangsa ini merdeka, sudah saatnya kita merdeka dalam kebebasan  mengambil peran politik, tanpa rasa was was apalagi ancaman dan intimidasi. Semua orang berhak dipilih dan memilih sesuai peraturan yang tidak dipaksa sesuai keinginan golongan tertentu.
Akankah Sama Gaya Jokowi dan Prabowo Dalam Memimpin
Warna dan corak pemerintahan yang baru pasti akan berbeda, gaya dan misi Prabowo juga akan berbeda. Walau dalam berbagai kesempatan Prabowo sering memuji Presiden Jokowi, bahkan membelanya ketika banyak pihak yang menghujat. Prabowo adalah prabowo, ia punya latar belakang yang berbeda dari Jokowi.Â
Bila berkaca dari dua mantan presiden Indonesia sebelumnya, Megawati dan SBY. Keduanya masih aktif dalam perpolitikan , terutama Megawati yang masih menjadi ketua umum sejak 1993 hingga saat ini. SBY walau lebih sering melakukan hal yang menyenangkan seperti melukis, membuat lagu, berkunjung ke beberapa tempat yang menyenangkan, SBY masih aktif mengikuti perkembangan politik di Indonesia terutama yang menyangkut dengan Partai Demokrat.
Maka tak berlebihan bila Jokowi akan mengikuti jejak kedua seniornya, tetap terlibat aktif dalam politik. Apalagi dua anak dan satu mantunya sudah dalam posisi on driving. Maka keluarga solo ini  akan menjadi satu kubu yang sangat diperhitungkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H