Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Pasar yang Tak Pernah Terlupakan

18 Agustus 2024   11:46 Diperbarui: 18 Agustus 2024   11:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Terapung Banjarmasin (sumber Travel Kompas)

Tak lama kami tiba di lokasi pasar di tengah sungai, satu persatu kapal kayu penjual berdatangan. Merapat dan menawarkan barang dagangan. Sebentar saja, kapal kami sudah dikelilingi kapal kapal kayu. 

Yang membuat kami kaget adalah pedagang yang semuanya ibu ibu sangat aktif menawarkan barang dagangannya. Malah seperti memaksa. Mereka naik ke atas kapal kami membawa barang dagangannya. 

Bayangkan semua pedagang naik dan minta dibeli barang dagangannya. Berbagai cara dilakukan. Ada yang menawarkan barang dengan berpantun, ada yang sambil bernyanyi, ada yang sambil merayu, ada yang menawarkan dengan muka iba, ada yang menawarkan dengan bahasa lokal yang kami tak paham. 

Setiap kami tawar selalu saja diberi, kalau kami bilang kami tidak berniat beli mereka memasang wajah iba dengan keukeuh barangnya harus dibeli. kalau tidak dibeli semua, beli sebagiannya saja. Bahkan ada yang memberikan harga dengan diskon besar asal barangnya dibeli.

Yang unik bila kita membeli dari pedagang pertama, si pedagang pertama membantu agar kita juga membeli ke pedagang kedua. Begitu seterusnya, benar benar bisa menguras isi dompet. Tapi semua tetap dalam suasana yang menyenangkan. Masih tetap dalam suasana kondusif. Beruntung teman saya dari Makassar benar benar menjadi saudagar dengan memborong semua barang yang ditawarkan. 

Pengalaman inilah yang membuat saya tidak pernah melupakan pasar terapung Lok baintan. Wajah wajah polos pedagang yang kita lihat di tayangan TV ternyata tidaklah sama dengan kenyataan di tengah sungai. Mereka pedagang tangguh dengan kemahiran marketing yang harus diakui. 

Pokoknya barang harus terjual dengan cara yang agresif , tapi tetap saya melihat banyak kelucuan saat mereka berupaya keras menawarkan barang dagangannya. Kadang mereka iri karena harga barangnya lebih rendah padahal jenis barang yang sama dari pedagang yang lain yang menawarkan harga lebih tinggi. Unik memang.

Dari keseruan transaksi diatas sungai , saya tetap berpendapat ibu ibu pedagang di atas kapal kayu merupakan orang yang ramah. Hanya gimmick saja bila mereka terlihat marah, kesal, atau kecewa. Buktinya setelah selesai berbelanja mereka tetap tersenyum ramah dan mengucapkan permohonan maaf. 

Momen kapal kapal kayu mereka meninggalkan kapal kami juga menarik. Mereka terus mendayung mencari kapal kapal lain yang berniat berbelanja. Tak berputus asa, tak mudah menyerah , mereka pejuang ekonomi keluarga yang sesungguhnya. 

 Pasar Terapung punya magnet tertentu, rasanya sayang bila tidak merasakan langsung berbelanja di tengah sungai. Dari kapal ke kapal dengan nuansa yang unik dan menarik.  Kalau ke Banjarmasin sempatkan mengunjungi pasar terapung. Rasakan suasana yang unik dan menarik.

Tips saya tidak banyak, saat berkunjung ke Pasar Terapung bawalah uang dalam pecahan kecil agar mudah dalam transaksi, ajak teman dari Banjarmasin sebagai pemandu bila tidak mau kesulitan . Bila mungkin, cukupkan uang yang akan dibelanjakan,  anggap saja sedang berbagi untuk para UMKM.

Semangat berbelanja...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun