Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Mendapat Promo, Ada yang Diuntungkan dan Ada yang Dirugikan, Masih Mau Ambil?

6 Desember 2023   21:25 Diperbarui: 7 Desember 2023   12:48 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, saya berkomitmen untuk tidak menawar harga bila berbelanja di pasar tradisional. Berapapun harga yang disebutkan penjual akan saya terima.

Tak ada tawar menawar yang akan saya lakukan di pasar tradisional, ini saya terapkan karena bagi saya penjual di pasar tradisional harus sejahtera. Mungkin yang saya lakukan hal kecil yang efeknya tidak signifikan. Tapi bila dilakukan sebagai sebuah gerakan "Tidak Menawar di Pasar Tradisional", saya yakin hal ini akan menjadi sebuah kebaikan untuk para penjual.

Kedua, saya akan membayar lebih untuk ongkos transportasi konvensional seperti angkot, opang. Kadang saya lakukan juga untuk driver online ketika saya membayar tunai.

Ini saya dapatkan dari kebiasaan ayah saya, ia tidak pernah membayar di bawah harga kesepakatan. Jadi kalau naik bajaj, ayah saya tetap tawar menawar namun ketika membayar selalu dibayar lebih dari kesepakatan harga. Juga ketika naik bus kota yang zaman itu diminta abang kondektur.

Ayah saya juga selalu membawa uang receh untuk para pengamen dan pengemis. Uang receh itu selalu ada di kantongnya. Saya masih ingat ketika naik kereta zaman dulu, yang masih 'parah' sebelum digantikan KRL.

Semua orang yang mengamen dan meminta minta pasti akan dikasih oleh ayah walau tentu dengan uang recehan. Hal ini terpatri di otak saya dan menjadi hal yang perlu diteruskan.

Ketiga, berbelanjalah di warung tetangga. Kurangi berbelanja di minimarket yang dimiliki pemodal besar. Karena di warung tetangga banyak produk yang dititipkan milik umkm. Dengan berbelanja di warung tetangga, ekonomi lokal akan bergeliat. Uang akan berputar di sekitaran rumah tetangga.

Kesimpulan untuk promo, kita mungkin akan merasa beruntung dengan promo yang kita dapatkan. Namun jangan sampai promo yang kita dapat memiliki dampak yang merugikan pihak lain. Promo itu menarik tapi lebih baik bila kita bijak untuk memastikan promo yang kita nikmati tidak merugikan pihak lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun