Untuk sementara kebutuhan makanan bisa teratasi dengan memakan ikan segar, untuk air minum Mia mengambilnya dari air hujan. Harapan Mia untuk selamat cukup besar Ketika ada burung camar hinggap diatas peti kemas.
Mia yakin daratan tidak akan jauh lagi, berharap peti kemasnya bisa terus terdorong ke tepian pantai dan ia bisa segera mendapat pertolongan. Harapan tinggal harapan, peti kemas terus kemasukan air laut. Batas maksimal telah terlewati walau Mia sudah mati-matian membuangnya keluar.
Di akhir akhir akan tenggelamnya peti kemas, Mia masih sempat membuat rakit kayu dengan wadah plastik sebagai alat pengambangnya. Kabel-kabel earphone ia gunakan sebagai tali pengikat.
Lalu bagaimana kisah Mia dan Noa selamat dari tengah laut, silahkan di tonton sendiri filmnya. Adegan adegan di film ini cukup menarik. Dari pengambilan gambar, film ini berhasil memperlihatkan cara-cara penyelamatan yang bisa digunakan.
Tentu sebagai film, ada hal yang menjadi catatan seperti kisah handphone Mia yang berada di tengah laut namun ada adegan ia mendapat telpon dari Nico, sang suami. Adegan percakapan yang menguras perasaan ini, mengisahkan perpisahan antara suami dan istri karena Nico akhirnya menyerah karena tertembak dan kekurangan darah.
Ada adegan Mia menjahit sendiri luka di pahanya yang cukup lebar, Mia menjahit dengan menggunakan serat kabel earphone. Sebuah adegan yang berlebihan karena Mia dikisahkan dalam film ini berprofesi sebagai guru bukan sebagai dokter.
Tapi secara keseluruhan film ini layak ditonton, ada muatan edukasi penyelamatan, mitigasi bencana dan sebuah perjuangan seorang ibu untuk anak yang sangat dicintainya.
Itu yang saya review dan saya tuliskan dari film yang menjadi peringkat nomor satu di Netflix Spanyol. Tetap  berhati-hati, selalu siaga untuk bencana yang mungkin terjadi.
Salam Bahagia