Sehingga bila dilakukan wajib uji emisi, mobil lawas berpeluang tidak lolos. Selain spare part yang sudah banyak yang KW, perawatan juga menjadi sebab mobil lawas tidak sebaik mobil keluaran terbaru dalam urusan gas buang.
Ini yang menjadi saya gamang, ada saja orang bertanya, "Emang bisa masuk Jakarta sekarang pak?" Saya paham arah pertanyaan orang ini. Saya paling menjawab diplomatis, selagi masih bisa saya akan masuk Jakarta.
Sempat terpikir juga untuk menjual mobil lawas saya, tapi kok saya merasa berat karena sejarah yang dimiliki mobil ini. Selain performanya yang masih baik dan tidak pernah bermasalah di jalan. Hitungan saya, kalau dijual pun harganya akan ditawar murah dan itu sangat membuat sakit hati.
Hingga saat ini saya masih mempertahankan mobil lawas ini walau hanya dipakai bila libur saja  atau jalan jalan santai saat olahraga pagi hari. Rencana mobil lawas ini akan dijadikan perpustakaan keliling tapi masih dalam taraf wacana. Sambil menunggu ada dana khusus untuk menyulap si "aki aki ganteng" jadi tempat buku buku yang menarik.
Jadi bagi pemilik mobil lawas se-Indonesia perlu bersatu untuk mengajukan uji aturan gas emisi ke MK, dengan materi: paling lama berusia 50 tahun atau paling tidak sudah pernah meng-aspal lebih dari 50.000 km dengan baik maka masih diizinkan untuk beroperasi di jalan raya. Ini joke ya...jangan dibawa serius.
Salam Bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H