Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Joko Sulistyo Alirkan Air dari Gua Bawah Tanah untuk Atasi Kekeringan

10 Oktober 2023   22:17 Diperbarui: 10 Oktober 2023   22:28 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembangunan Bendungan di Gua Suruh (dok : Joko Sulistyo)

Musim kemarau masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Cuaca panas dan kering membuat banyak wilayah mulai terdampak kesulitasn air bersih. Tombol sinyal darurat kekeringan mulai ditekan kepala daerah. Sawah, ladang, kebun , hewan ternak mulai merasakan dampaknya. Tak terkecuali  sumur warga yang tak lagi mengalirkan air bersih.

Kalaupun keluar jumlahnya sangat sedikit dan kualitasnya tidak baik. Keruh, berbau dan kadang berminyak. Kekeringan di Indonesia diprediksi lebih panjang hingga bulan November. Kekeringan di Indonesia juga dipengaruhi fenomena El Nino.

Mengutip Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A. Fachri Rajab, Fenomena El Nino dapat memicu musim kemarau lebih panjang dari biasanya sehingga menyebabkan kekeringan, curah hujan  semakin berkurang dan peningkatan suhu yang signifikan.

Kesulitan air bersih merupakan kendala yang mengimbas pada bidang lainnya, seperti ekonomi karena ada pengeluaran tambahan yang cukup besar karena harus membeli air, Kesehatan karena air baku yang ada tidak memenuhi syarat air bersih sehingga berpotensi menyebabkan penyakit kulit, belum lagi masalah untuk pertanian, perikanan dan peternakan.

Kekeringan tentu lebih parah dirasakan didaerah karst, daerah dengan batuan kapur berpori yang tidak bisa mengendapkan air. Air akan langsung merembes masuk kedalam lapisan bumi. Seperti inilah yang dialami di Kabupaten Wonogiri. 

Sebagian wilayah Kabupaten Wonogiri termasuk  dalam keadaan kekeringan yang cukup parah, pada tahun ini ada delapan kecamatan yang terkena dampak kesulitan air bersih. Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, Giritantro, Giriwoyo, Eromoko, Tirtomoyo, Jatisrono dan Selogiri. Sebagian wilayah berada ditanah berkapur (karst) yang memang sulit mendapatkan air.

Joko Memberikan Pengertian kepada warga (dok : Joko Sulistyo)
Joko Memberikan Pengertian kepada warga (dok : Joko Sulistyo)
Dari Masalah Jadi Berkah

Masalah yang hadir seringkali membuat kita merasa terganggu, kadang membuat kegundahan yang mengganggu hati. Padahal bila dilihat dari sisi berbeda bisa jadi masalah malah menjadi sumber kekuatan. Jalan keluar masalah bisa muncul dari akar masalah itu sendiri.

Seperti yang terjadi di Desa Pucung Kecamatan Eromoko. Desa yang seringkali menghadapi masalah kesulitan air. Awalnya desa ini hanya memiliki satu pompa air sebagai sumber air seluruh warga desa. Letaknya juga harus ditempuh 2 km perjalanan. Cukup menyita waktu karena warga harus membawa wadah berupa derijen plastik.

Jumlah air yang bisa dibagikan juga tidaklah banyak, karena harus berbagi agar semua warga bisa mendapatkan air bersih. Belum lagi bila pompa air mengalami masalah atau masuk ke musim kemarau. Debit air sangat kecil bahkan nyaris tak mengeluarkan air sama sekali.

Kalau sudah begitu, warga terpaksa membeli  air dalam truk tangki 6000 Liter, harganya antara 150-200 ribu. Sudahlah harus merogoh kocek masing masing, jumlah airnya juga terbatas. Tak sampai 3 hari air sudah habis. Musim kemarau pengeluaran warga jadi lebih besar.

Pemasangan pipa untuk dinaikkan ke permukaan (Dok : Joko Sulistyo)
Pemasangan pipa untuk dinaikkan ke permukaan (Dok : Joko Sulistyo)
Adalah  Joko Sulistyo, seorang yang memilki ide brilian. Awalnya ditahun 2001 ia merupakan seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang tergabung dalam klub pencinta alam KMPA Giri Bahama.

 Joko -- biasa ia disapa-  menyukai aktifitas  melihat langsung  keajaiban perut bumi dengan menjelajahi gua gua di desa pucung. Total ada 13 gua yang pernah disambangi Joko bersama  teman temannya.

Joko Sulistyo ,Seorang Local Champion bertangan dingin (Dok : Joko Sulistyo)
Joko Sulistyo ,Seorang Local Champion bertangan dingin (Dok : Joko Sulistyo)
Munculnya Harapan  dari Gua Suruh

Dari 13 gua, ada  gua yang ternyata memiliki Sungai bawah tanah yang cukup besar. Gua Suruh, sebuah gua vertical yang cukup disegani warga karena mitos dan dijadikan tempat wingit.

Perlu kemampuan khusus untuk bisa memasuki Gua Suruh. Joko dan anggota Giri Bahama mengajak perwakilan warga untuk ikut melihat Sungai bawah tanah ini. Gua yang selama ini tak pernah dimasuki warga desa. Selain itu Joko merekam apa yang ada didalam Gua Suruh dan memutar videonya di balai desa.

Warga bergotong royong membawa material pembangunan Instalasi Air Bersih (dok : Joko Sulistyo)
Warga bergotong royong membawa material pembangunan Instalasi Air Bersih (dok : Joko Sulistyo)
Sebagian besar warga merasa bahagia melihat ada sumber air didalam gua. Dan setuju bila air dari dalam gua bisa digunakan untuk keperluan pemenuhan air bersih warga desa.  Tapi menaikkan air dari dalam gua ke permukaan saat itu menjadi problem sendiri.  Karena sumber air yaitu Sungai bawah tanah letaknya beberapa puluh meter  dibawah tanah sehingga diperlukan teknologi atau mesin submarine.

Dalam wawancara jarak jauh, Joko mengungkapkan adanya kendala utama adalah medan atau kondisi di dalam gua dengan lorong vertical 17 meter, dan 11 meter, keterbatasan pencahayaan (gelap abadi) hanya mengandalkan cahaya senter, keterbatasan ruang dalam proses pekerjaan pembuatan bendungan, ancaman banjir saat musim hujan. Selain medan kendala dirasakan adalah faktor sumber daya manusia karena proses pengerjaan memerlukan ketrampilan khusus dan mental yang berani  karena memiliki resiko tinggi. Selain harus mampu menggunakan peralatan vertical dan rope acces.

Bisa dibayangkan teknologi yang harus digunakan dan biaya yang harus disiapkan. Selain itu perlu dibuatkan material untuk membendung air sungai sehingga air yang terkumpul akan disedot oleh mesin yang mendorongnya ke atas.

Setelah air berhasil didorong keatas, maka akan dialirkan melalui pipa khusus lalu  ditampung dalam  tangka penampungan ukuran besar, karena air sungai bawah tanah merupakan air baku yang masih bercampur dengan zat kapur. Perlu ada proses pengendapan agar air yang akan disalurkan kembali dari tanki penampungan lebih bersih dan bisa dipakai untuk keperluan sehari hari.

Pembangunan Bendungan di Gua Suruh (dok : Joko Sulistyo)
Pembangunan Bendungan di Gua Suruh (dok : Joko Sulistyo)
Pemanfaatan air sungai bawah tanah yang berasal dari Gua Suruh bukan perkara mudah, selain memerlukan biaya yang tidak sedikit, awalnya tak ada pihak yang mau membantu pembiayaan. Proposal permintaan dana sudah disebar kebeberapa pihak hasilnya belum ada yang mau membantu.

Bahkan pihak yang sudah melihat langsung dan turun kedalam gua belum yakin akan program ini. Hal ini sempat membuat Joko miris. Beruntung dukungan masyarakat mulai terbangun saat tokoh masyarakat dan perangkat desa ikut turun dan menyaksikan langsung sumber air yang berpontensi untuk di angkat kepermukaan guna kebutuhan air baku, pada saat itu benar benar merasakan kekeringan yang setiap tahun melanda

Joko juga mengungkapkan melakukan pendekatan kultural dan sosial budaya, kita coba presentasikan kondisi dan rencana berupa video dan  foto pada waktu acara adat setempat, pertemuan warga, rapat desa, kumpulan arisan warga

Perjuangan mengalirkan air dari Gua Suruh bila dihitung sejak ditemukan pada tahun 2001 hingga berhasil dimanfaatkan pada tahun 2013, maka total waktu yang dibutuhkan 12 tahun. Hitungannya sejak Joko masih duduk dibangku kuliah hingga telah menikah dan memiliki momongan.

Tapi itulah perjuangan yang dilakukan Joko, perjalanan yang berliku liku, dari warga yang masih pesimis hingga mau bahu membahu melakukan segala daya upaya hingga air mengalir ke rumah rumah warga.

Tak kurang 500 KK terbantu memilki sumber air dari dalam gua, bila dihitung rumah yang teraliri terhitung 400 rumah. Apa yang dilakukan Joko melakukan perubahan nyata untuk warga masyarakat. Bukan saja proses mengalirkan air dan membangun fisik bangunan, tapi yang lebih penting merubah pola pikir masyarakat untuk berani mengambil perubahan walau resiko yang diambil tidaklah ringan.

Material dibungkus plastik karena medan yang sulit (dok : Joko Sulistyo)
Material dibungkus plastik karena medan yang sulit (dok : Joko Sulistyo)
Perubahan midset warga ini juga memberikan benefit secara ekonomi dengan mengurangi biaya pembelian air dari truk tangki dan memangkas waktu untuk antri dan membawa derijen dari sumber air ke rumah masing masing. Saat ini warga bisa pekerja dengan normal tanpa harus tersita waktunya.

Apa yang dilakukan Joko sesuai dengan semangat ASTRA untuk perubahan hari ini untuk Indonesia yang lebih baik. Joko Sulistyo mendapatkan anugerah Semangat ASTRA Untuk (SATU) Indonesia pada tahun 2013 dalam kategori lingkungan. Sejatinya bukan penghargaan yang menjadi semangat Joko melakukan perubahan tapi lebih dari panggilan jiwa untuk berbuat kebaikan untuk warga yang kesulitan air.

Pengambilan survey air di Gua Suruh (dok : Joko Sulistyo)
Pengambilan survey air di Gua Suruh (dok : Joko Sulistyo)
Uang hadiah dari hasil SATU Indonesia sebagian juga digunakan Joko untuk membangun instalasi air dari gua ke rumah warga. SATU Indonesia merupakan penghargaan untuk individu atau kelompok masyarakat yang memberikan manfaat untuk lingkungannya. Gelaran ini sudah memasuki tahun ke-14. Tahun ini tema yang diangkat adalah : Perubahan hari ini untuk Indonesia yang lebih baik.

Di Indonesia permasalah air bersih masih menjadi problem yang harus dicarikan solusinya. Khususnya wilayah yang masuk dalam kawasan sulit air, karena tanah berkapur atau rendahnya curah hujan.  Apa yang dilakukan Joko Sulistyo menjadi role model yang bisa diduplikasi di tempat lain.

Local Champion yang mampu menggerakkan masyarakat lingkungannya, mengajak kolaborasi pihak pihak lain dan bersinergi untuk sebuah perubahan nyata yang berguna.

Referensi Artikel:

Wawancara Jarak Jauh Joko sulistyo

Data BMKG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun