Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Joko Sulistyo Alirkan Air dari Gua Bawah Tanah untuk Atasi Kekeringan

10 Oktober 2023   22:17 Diperbarui: 10 Oktober 2023   22:28 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Material dibungkus plastik karena medan yang sulit (dok : Joko Sulistyo)

 Joko -- biasa ia disapa-  menyukai aktifitas  melihat langsung  keajaiban perut bumi dengan menjelajahi gua gua di desa pucung. Total ada 13 gua yang pernah disambangi Joko bersama  teman temannya.

Joko Sulistyo ,Seorang Local Champion bertangan dingin (Dok : Joko Sulistyo)
Joko Sulistyo ,Seorang Local Champion bertangan dingin (Dok : Joko Sulistyo)
Munculnya Harapan  dari Gua Suruh

Dari 13 gua, ada  gua yang ternyata memiliki Sungai bawah tanah yang cukup besar. Gua Suruh, sebuah gua vertical yang cukup disegani warga karena mitos dan dijadikan tempat wingit.

Perlu kemampuan khusus untuk bisa memasuki Gua Suruh. Joko dan anggota Giri Bahama mengajak perwakilan warga untuk ikut melihat Sungai bawah tanah ini. Gua yang selama ini tak pernah dimasuki warga desa. Selain itu Joko merekam apa yang ada didalam Gua Suruh dan memutar videonya di balai desa.

Warga bergotong royong membawa material pembangunan Instalasi Air Bersih (dok : Joko Sulistyo)
Warga bergotong royong membawa material pembangunan Instalasi Air Bersih (dok : Joko Sulistyo)
Sebagian besar warga merasa bahagia melihat ada sumber air didalam gua. Dan setuju bila air dari dalam gua bisa digunakan untuk keperluan pemenuhan air bersih warga desa.  Tapi menaikkan air dari dalam gua ke permukaan saat itu menjadi problem sendiri.  Karena sumber air yaitu Sungai bawah tanah letaknya beberapa puluh meter  dibawah tanah sehingga diperlukan teknologi atau mesin submarine.

Dalam wawancara jarak jauh, Joko mengungkapkan adanya kendala utama adalah medan atau kondisi di dalam gua dengan lorong vertical 17 meter, dan 11 meter, keterbatasan pencahayaan (gelap abadi) hanya mengandalkan cahaya senter, keterbatasan ruang dalam proses pekerjaan pembuatan bendungan, ancaman banjir saat musim hujan. Selain medan kendala dirasakan adalah faktor sumber daya manusia karena proses pengerjaan memerlukan ketrampilan khusus dan mental yang berani  karena memiliki resiko tinggi. Selain harus mampu menggunakan peralatan vertical dan rope acces.

Bisa dibayangkan teknologi yang harus digunakan dan biaya yang harus disiapkan. Selain itu perlu dibuatkan material untuk membendung air sungai sehingga air yang terkumpul akan disedot oleh mesin yang mendorongnya ke atas.

Setelah air berhasil didorong keatas, maka akan dialirkan melalui pipa khusus lalu  ditampung dalam  tangka penampungan ukuran besar, karena air sungai bawah tanah merupakan air baku yang masih bercampur dengan zat kapur. Perlu ada proses pengendapan agar air yang akan disalurkan kembali dari tanki penampungan lebih bersih dan bisa dipakai untuk keperluan sehari hari.

Pembangunan Bendungan di Gua Suruh (dok : Joko Sulistyo)
Pembangunan Bendungan di Gua Suruh (dok : Joko Sulistyo)
Pemanfaatan air sungai bawah tanah yang berasal dari Gua Suruh bukan perkara mudah, selain memerlukan biaya yang tidak sedikit, awalnya tak ada pihak yang mau membantu pembiayaan. Proposal permintaan dana sudah disebar kebeberapa pihak hasilnya belum ada yang mau membantu.

Bahkan pihak yang sudah melihat langsung dan turun kedalam gua belum yakin akan program ini. Hal ini sempat membuat Joko miris. Beruntung dukungan masyarakat mulai terbangun saat tokoh masyarakat dan perangkat desa ikut turun dan menyaksikan langsung sumber air yang berpontensi untuk di angkat kepermukaan guna kebutuhan air baku, pada saat itu benar benar merasakan kekeringan yang setiap tahun melanda

Joko juga mengungkapkan melakukan pendekatan kultural dan sosial budaya, kita coba presentasikan kondisi dan rencana berupa video dan  foto pada waktu acara adat setempat, pertemuan warga, rapat desa, kumpulan arisan warga

Perjuangan mengalirkan air dari Gua Suruh bila dihitung sejak ditemukan pada tahun 2001 hingga berhasil dimanfaatkan pada tahun 2013, maka total waktu yang dibutuhkan 12 tahun. Hitungannya sejak Joko masih duduk dibangku kuliah hingga telah menikah dan memiliki momongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun