Anak anak Baduy Dalam sendiri diam diam juga memiliki gawai pintar yang mereka simpan di teman atau keluarga mereka yang sudah menjadi Baduy Luar. Bahkan anak anak Baduy Dalam juga mandi memakai sabun dan sanpho ketika mandi di luar wilayah Baduy Dalam.
Anak anak baduy juga mulai tertarik untuk belajar membaca dan menulis bahkan sebagian sudah mulai mengenyam pendidikan formal. Ada cerita anak Baduy yang menjadi santri disebuah pondok pesantren.
Tradisi Baduy memang menghadapi tantangan dari kemajuan zaman. Kemudahan dan kenikmatan dunia luar yang  mereka lihat dan dorongan untuk mencoba hal baru nampaknya menarik minat sebagian orang Baduy
Saya menilai menjaga budaya dan tradisi itu memang perlu namun memberikan hak untuk anak anak Baduy bisa bersekolah, mendapatkan pendidikan  hingga jenjang perguruan tinggi harus diberikan dan difasilitasi.
Terutama ilmu yang bersifat praktik yang bisa digunakan seperti ilmu pertanian, peternakan, pembuatan pupuk, perikanan atau ilmu pengolahan pasca panen.
Saya melihat masih banyak orang Baduy yang hidup dalam kekurangan, rumah yang tidak sesuai dengan standar Kesehatan. Karena saya pernah menginap satu malam didalam rumah orang Baduy Dalam yang tidak memiliki sekat untuk dijadikan kamar.
Selain rumah utama, orang Baduy juga memiliki rumah kebun yang bentuknya kecil dan hanya digunakan untuk beristrirahat. Saya berharap perubahan yang dilakukan bukan untuk menghilangkan tradisi dan budaya tapi memperkaya dengan perubahan zaman yang sesuai.
Salam Bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H