Tapi Eli menjawab bisa membaca dan menulis walau saya lihat Eli tidak berusaha menuliskan pesan di gawai yang ia bawa. Eli mengirim pesan suara (voice note) dengan bahasa Baduy kepada seseorang.
Eli menjelaskan bahwa orang Baduy Dalam dan Baduy Luar kerap melakukan perjalanan keluar untuk mencari tambahan penghasilan dengan menjual madu dan aksesoris Baduy.
Badui Dalam melakukan perjalanan secara berkelompok biasanya 5 orang bisa juga lebih. Baduy dalam tidak menggunakan kendaraan, mereka berjalan kaki sepanjang perjalanan.
Pakaian Baduy Dalam selalu mengenakan pakaian putih dengan ikat kepala putih, salah satu ciri perbedaan antara Baduy Dalam dan Baduy Luar. Selain itu Baduy Dalam tidak pernah menggunakan alas kaki seperti sendal atau sepatu  kemanapum mereka pergi.
Eli sendiri sudah memiliki istri dan satu orang anak, dikampungmya Istrinya juga ikut mencari penghasilan  dengan bertani beberapa tanaman, simgkong , Jagung, Padi dan tanaman sayuran. Hasil tanamannya sebagian dijual dan sebagian dikonsumsi sendiri.
Wanita Baduy adalah wanita mandiri dan tangguh. Ketika saya berkunjung ke Baduy  saya menyaksikan sendiri, para Wanita Baduy membawa anak anak mereka  ke kebun , mereka tak canggung  mengambil air bersih yang mereka simpan dalam bambu bambu
Dalam perjalanan kali ini Eli dan Riwan membawa 10 botol madu harga yang ditawarkan perbotol Rp 150.000 namun masih bisa ditawar. Â Bila semua madu habis Eli dan Riwan bisa membawa pulang paling tidak lebih dari satu juta rupiah.
Tapi seringkali tidak semua madu terjual dan dibawa kembali pulang. Bisa hanya separuhnya saja yang terjual. Biasanya Eli dan Riwan menambah jumlah hari umtuk berkelana menjajakan madu. Lokasi keramaian menjadi sasaran. Stasiun, pasar, atau halte dimana mereka bisa meletakkan madu mereka.
Cara berjualan orang Baduy unik, mereka tak pernah menawarkan secara persuasif apalagi secara atraktif, mereka hanya duduk duduk , diam tak menawarkan produk mereka. Mungkin ini yang disebut  silent marketing.
Orang baduy baru berbicara ketika ada calon pembeli yang datang dan menanyakan harga.'Tak berupaya melakukan promosi , madu yang mereka bawa madu asli dari lebah pohon yang tumbuh di hutan hutan Baduy.
Keberadaan Baduy dan Perubahan Zaman
Sebagai suku yang dianggap masih dengan ketat memegang tradisi dan ketentuan adat yang berlaku. Baduy mengalami 'benturan' budaya, riak riak perubahan zaman, kemajuan teknologi dan tarikan kesenangan menjadi 'gula gula' yang mempengaruhi anak muda Baduy.
Khususnya anak anak muda Baduy Dalam yang masih memegang aturan ketat terhadap teknologi. Wlaau pada akhirnya saya melihat ada perubahan yang akhirnya mempengaruhi orang baduy. Sentuhan budaya luar seperti menggoda anak anak baduy. Saya bisa merasakan bagaimana gawai yang mereka miliki dan jaringan internet yang mereka nikmati akhirnya memberikan hal hal baru.