Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Upacara Bendera di Tengah Reruntuhan Gempa

21 Agustus 2023   16:51 Diperbarui: 21 Agustus 2023   17:28 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Gondang mengikuti upacara bendera sumber : Kemenag NTB

Makna Perayaan Kemerdekaan Untuk Relawan Kemanusian

Kalau ingat upacara bendera saat itu saya masih terkenang wajah teman teman relawan. Mereka datang dari berbagai daerah. Ada yang dari  Bali,  Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan , Maluku dan NTT. Hampir dari seluruh wilayah di Indonesia.

Mereka anak anak muda yang tidak mementingkan diri sendiri. Disaat orang menghindar lari karena takut terkena dampak bencana , mereka malah datang berduyun duyun. Tak perduli dengan keselamatan jiwa mereka sendiri. Mereka hadir tak lama setelah gempa pertama mengguncang dan sebagian lagi saat gempa kedua meluluhlantakan 3 kabupaten di Lombok.

Ada relawan dari Klaten Jawa Tengah yang naik sepeda motor khusus ke Lombok. Keduanya berboncengan sambil membawa bantuan titipan teman teman mereka. Keduanya benar benar nekat pikir saya. Berapa ratus kilometer yang mereka lalui untuk membawa bantuan dan bekal seadanya. Saat mereka tiba, wajah mereka nampak sangat lelah dengan baju kotor oleh debu selama perjalanan.

Mereka tiba di Lombok lalu ditempatkan diposko penanganan bencana di kecamatan Tanjung. Mereka berdua bersedia menjadi relawan kemanusian. Apa saja mereka siap lakukan untuk membantu pengungsi gempa.

Ada lagi relawan yang bersedia naik kendaraan umum dari Bima. Mereka membawa bekal uang hasil tabungan mereka. Tak ada  keluhan Ketika  mereka bergabung menjadi relawan di Lombok. Bahkan dengan rela mereka mau mencucikan baju baju teman relawan lainnya.

Banyak kisah relawan yang 'ajaib' menurut saya, ada yang rela berhenti kerja hanya ingin tetap menjadi relawan di Lombok. Ada yang rela mendapatkan SP karena terlambat kembali ke kantor karena masih di Lombok.

Banyak kisah pengorbanan yang dilakukan relawan untuk membantu saudara mereka yang terkena bencana. Padahal mereka tak mendapatkan materi apa apa. Bahkan mereka tidur seadanya di posko yang penuh dengan barang barang bantuan dan makan sama seperti pengungsi yang lain. 

Menjadi manusia Indonesia yang mau berkorban, membaktikan diri untuk orang lain yang mungkin mereka tidak kenal, bukan keluarga, bukan saudara kandung.

Makna yang bukan cuma retorika dan teori belaka. Para relawan ini bebas merdeka untuk menentukan pilihan mereka. Mereka memilih untuk berada dijalan sunyi tanpa gemerlap pemberitaan. Mendatangi satu satu pengungsi sambil membawa bantuan, memastikan tidak ada korban bencana yang tidak mendapatkan bantuan.

Hari ini saya seperti terlempar kembali kemasa masa itu. Melihat Merah putih berkibar gagah dibalik reruntuhan sekolah, rumah, toko dan berbagai macam bangunan lainnya.

Melihat anak anak kecil memberikan hormat bendera sambil menyanyikan lagu lagu perjuangan. Tak ada hiburan untuk mereka selain mereka bertemu dengan sahabat mereka yang masih selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun