Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendaki Gunung Prau, Mendaki Kepasrahan Hidup

12 Agustus 2023   15:13 Diperbarui: 12 Agustus 2023   15:20 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuju Pos 2 | Sumber Foto: Tim Pendaki/Dok Pribadi

Jadilah kami makan seadanya, masak nasi yang tidak sempurna karena belum tanak, beruntung ada mie instan  sebagai pelipur lara. Kami makan dengan 'brutal'. Malam hari suhu terus turun. Dingin semakin menggigit. Tapi malam itu saya cukup tahan, entah karena persedian lemak didalam tubuh cukup banyak.

Tengah malam saya terbangun untuk buang air kecil, saya takjub juga karena ditengah malam tenda sudah banyak terpasang. Rupanya banyak juga pendaki yang memulai perjalanan di akhir sore atau saat malam hari.

Suasana malam menjadi ramai karena banyak pendaki yang sedang memasang tenda. Tapi karena kantuk sayapun terlelap dengan mimpi indah.

Mencapai Puncak | Sumber Foto: Tim Pendaki/Dok Pribadi
Mencapai Puncak | Sumber Foto: Tim Pendaki/Dok Pribadi

No Point To Return

Pagi hari suasana begitu cerah, gunung sindoro dan gunung sumbing  terlihat jelas. Pemandangan yang membuat saya takjub , kami pun sarapan pagi sebelum berkemas untuk menuju puncak lalu turun dengan lintas jalur Dieng.

Perjalanan menuju puncak kami lakukan tanpa kendala, setelah melewati punggung punggung bukit kami lanjutkan mendaki menuju  tugu puncak gunung Prau. Ritual foto Bersama dilakukan sebagai bukti pencapaian misi pendakian Gunung yang memiliki ketinggian 2590 MDLP.

Setelah puas sejenak diatas puncak kami memutuskan turun agar menjelang siang sudah di basecamp Dieng. Perjalanan turun walau harus dilakukan lebih jauh tapi tidak terlalu curam. Jalur turun menuju basecamp Dieng sebenarnya hampir sama dengan jalur kalilembu Dwarawati , igirmranak.

Jalur akan terpisah menuju masing masing basecamp pada persimpangan. Ada petunjuk jelas kapan jalur akan menuju basecamp berbeda.

Kami terus mengikuti petunjuk jalur turun yang didominasi tanah merah, batuan dan akar akaran. Setelah posko 2 jalur mulai didominasi oleh kebun pertanian. Bahkan menjelang basecamp Dieng terhampar pertanian sayuran yang menyejukkan mata.

Total waktu turun sesuai dengan perkiraan , sebelum siang kami sudah masuk basecamp dan mulai bersih bersih. Saya sendiri sempatkan mandi dengan air yang sangat dingin seperti air es. Sayang ada tragedy kecil saat kami akan keluar dari basecamp Dieng dan dapat diselasaikan dengan baik walau akhirnya memakan waktu.

Tragedi kecil yang membuat kami sadar tentang tata cara naik gunung yang baik dan benar.  Kami bisa banyak belajar tentang menjaga lingkungan.

Pemandangan dari Tenda | Sumber: Tim Pendaki/Dok Pribadi
Pemandangan dari Tenda | Sumber: Tim Pendaki/Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun