Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Kereta "Senyap" dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Tugu

2 Agustus 2023   13:39 Diperbarui: 2 Agustus 2023   13:45 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa , setiap menjelang maghrib sekitar jam 6 sore saya tiba di stasiun Manggarai lalu akan berganti kereta di jalur 6 atau 7 . Saya biasanya sholat Maghrib di lantai 2 namun karena penuh luar biasa saya memilih  mushola sementara (non permanen) yang berada sisi timur di gedung lama. Sejenak saya tertegun ada satu tulisan cagar budaya pada baru prasasti di dinding salah satu bangunan stasiun dan dalam keterangan diprasasti  inilah ruangan persiapan perpindahan ibukota Jakarta ke Yogyakarta.

Karena hal inilah saya menulis cerita kemerdekaan pasca proklamasi 17 Agustus 1945. Kisah suasana pasca proklamasi dan  perpindahan ibukota negara ke Yogyakarta yang menurut saya menarik diulik kembali.

Inilah Kisah yang coba saya tuliskan....

Berita proklamasi 17 Agustus 1945 saat itu sedang gencar diinformasikan ke seluruh nusantara dan dunia. Lewat teknologi yang ada saat itu. Menggunakan stasiun radio yang bisa direlay dibeberapa lokasi  atau media lainnya  walau dengan ancaman dan kekhawatiran.

Tapi semangat mengabarkan kemerdekaan sangatlah tinggi. Karena saat itu situasi yang memaksa harus berbuat seperti itu. Proklamasi Kemerdekaan dibacakan saat Jepang masih berkuasa penuh, bala tentaranya masih menguasai Indonesia. Tangsi militer Jepang masih kuat walau kalah perang dari sekutu dalam perang dunia 2. Persenjaatan Jepang masih lengkap.

Amerika berhasil menguasai beberapa pulau strategis di Jepang pasca serangan Jepang terhadap Pearl Harbor, Hawai pada 1941. Dan  pukulan paling telak adalah dijatuhkannya bom atom pertama di Hiroshima pada 6 Agustus lalu dilanjutkan dengan bom atom ke 2 di Nagasaki pada 9 Agustus 1945

Bom yang membunuh dan membuat kesengsaraan ratusan ribu orang bahkan jutaan yang terdampak. Seketika Jepang seperti tersengat kaget, entah bagaimana jadinya bila Bom atom ketiga dijatuhkan di Tokyo dan berhasil membunuh kaisar Jepang ketika itu.

Kejadian bom atom ini tersiar keseluruh dunia, termasuk didengar seluruh pasukan militer Jepang yang sedang menguasai beberapa negara di Asia termasuk di Indonesia.

Setelah pernyataan menyerah kepada sekutu yang diucapkan Kaisar Hirohito pada 15 Agustus 1945 berakhirlah kekuasaan Jepang. Penarikan pasukan Jepang dari seluruh wilayah jajahannya. Polemik mulai terjadi, saat Jepang mundur Sekutu sang pemenang perang merasa bisa menggantikan peran Jepang.`

Sebelum sekutu masuk beberapa insiden terjadi, pemuda Indonesia yang mendapatkan pelatihan militer dari Jepang merasa harus mengambil alih persenjaatan dan fasilitas militer Jepang. Proses pengambil alihan ini ada yang mudah karena Jepang sengaja memberikan fasilitas militernya namun sebagian lainnya berbuah bentrokan fisik.

Pertempuran bersenjata yang memakan korban, termasuk peristiwa Lengkong di Tangerang yang membuat hampir seluruh pejuang Indonesia gugur, hanya menyisakan beberapa orang yang selamat. Peristiwa ini menunjukkan tidak mudah proses pasca kemerdekaan walau Jepang sudah menyerah kalah perang.

Sekutu yang mulai masuk Indonesia pada 15 September 1945 melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Dipimpin oleh Letjend Sir Phillips Christison. Didalam rombongan pertama juga ikut pejabat Belanda bernama C.H.O Van der Plas yang akan mengurusi Indonesia. Van der Plas adalah orang kepercayaan Van Mook. Satuan tugas itu diberi nama Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI)

AFNEI  memiliki kepentingan untuk membebaskan tahanan militer Jepang. Karena masih banyak militer atau orang Belanda yang ditahan Jepang. Proses pengambil alihan kekuasaan Jepang  di Indonesia oleh Sekutu yang saat itu diwakili militer Inggris. Pertanyaannya kenapa tidak pasukan Amerika yang datang ?

Jawabannya, pusat militer Amerika lebih foKus untuk mengurus Jepang secara langsung, melucuti seluruh kekuatan Jepang dan membuat perjanjian yang melemahkan kekuatan Jepang saat itu.

Bala tantara Inggris yang datang tidak sendirian, Belanda ikut cawe cawe dengan hadirnya AFNEI. Karena merasa bekas wilayah jajahannya, Belanda sangat berkepentingan untuk meneruskan hegemoninya menguasai Indonesia. Padahal Indonesia melalui proklamasi kemardekaan 17 Agustus 1945 sudah menyatakan kemerdekaannya.

Maka sejak akhir 1945 hingga 1949 terjadilah perang kemerdekaan. Senjata hasil rampasan Jepang, ditambah SDM militer dari pelatihan jepang dan Belanda , barisan sipil yang mengangkat senjata, sayap sayap ormas , santri santri,  dan siapapun yang tergerak akhirnya terlibat perang terbuka seperti peristiwa 10 November Surabaya, Perang Ambarawa, Bandung Lautan Api, dan berbagai perang lainnya.

Perpindahan Ibukota Ke Yogyakarta

Pemerintahan Indonesia saat itu belum memiliki sumberdaya yang cukup, struktur negara seperti dasar negara, undang undang dasar, bendera negara, lagu kebangsaan memang telah dibuat sebelumnya melalui BPUPKI dan dilanjurkan oleh PPKI.

Kabinet Menteri juga sudah dibentuk dan provinsi juga sudah ditetapkan. Namun memang belum bisa berjalan karena situasi yang terus tak terkendali seiring masuknya Sekutu.

Jakarta yang sudah tidak aman sejak AFNEI mendarat lalu membentuk Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang membuat aturan aturan yang semakin menyulitkan penduduk sipil. Pembatasan yang membuat pergerakan penduduk semakin sulit.

Karena alasan itulah Bung Karno mengadakan rapat tertutup di kediamannya  pada 2 Januari 1946.  Kepindahan ini disiapkan pada 3 Januari melalui Stasiun Manggarai yang terletak tak jauh dari rumah Bung Karno kurang lebih 300 meter.

Satu rangkaian kereta C 2809 buatan Jerman bergerak pelan  dengan lampu dimatikan menjemput Bung Karno dan rombongan. Perjalanan kereta ini menjadi penentu masadepan pemerintahan Indonesia yang masih belia. Bila misi rahasia ini terbongkar dan terjadi penangkapan bisa jadi pemerintahan Indonesia dinyatakan lenyap.

Keesokan harinya rombongan Bung Karno tiba di stasiun Tugu Yogyakarta dan langsung dijemput Sri Sultan Hamengkubuwono , Pakualam VIII , Jenderal  Sudirman dan petinggi negara lainnya. Misi perjalanan kereta rahasia dinyatakan berhasil. Mungkin inilah salah satu perjalanan kereta api paling bersejarah di Indonesia.

Kepindahan ke Yogyakarta memiliki alasan khusus, pertama karena ada jaminan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Pakualam VIII yang akan membantu secara material dan keamanan. Kedua, Yogyakarta masih dinilai lebih kondusif dan memiliki perangkat yang  bisa digunakan untuk menjalankan pemerintahan.

Ketiga, Kekuatan militer Indonesia lebih banyak di tengah pulau Jawa. Sehingga dari sisi kekuatan bisa menjadi satu bukti pemerintahan Indonesia nyata adanya. Di Yogyakartalah cikal bakal TNI dibentuk. Awalnya hanya berupa Badan Keamanan Rakyat (BKR) lalu dirubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) karena kritik Letnan Jendral Urip Sumoharjo ketika itu, "negara kok tidak punya tentara"

Yogyakarta menjadi Ibukota negara hingga 19 Desember 1948. Setelah agresi militer kedua, Yogyakarta di bombardir, Bandar udara Maguwo direbut dan Bung Karno beserta Bung Hatta di tangkap dan diasingkan ke Bangka Belitung.

Kisah penangkapan Bung Karno di Yogyakarta seharusnya bisa mempermalukan Indonesia, tapi gaya Bung Karno yang tetap gagah , tersenyum dan memberikan lambaian tangan membuat foto dan rekaman kamera bisa menghilangkan kesan tersebut.

Yogyakarta akhirnya  jatuh ketangan NICA , pertempuran terus terjadi secara sporadis, Jenderal Sudirman bergerilya dengan ditandu meneruskan perlawanan. Begitu juga perjuangan melalui saluran diplomatik terus berjalan.

Pada 1 Maret 1949, menjelang pagi buta atas usul Sri Sultan Hamengkubuwono IX dilancarkan serangan militer mendadak, komandan lapangannya saat itu Letkol Suharto yang kelak menjadi Presiden RI Kedua. Serangan ini lebih dikenal dengan serangan umum 1 Maret, atau 6 jam di Yogyakarta. Peranan serangan ini cukup membantu wakil diplomat Indonesia di PBB, sebagai dalih bahwa pemerintahan Indonesia masih ada walau Presiden dan wakil presiden sedang diasingkan.

Berkali kali terjadi perundingan damai dan berkali kali pula dilanggar pihak Belanda,  Perjanjian Linggar Jati,Perjanjian Renville,  Perjanjian Roem Royen hingga  Konfrensi Meja Bundar di Den Haag. Perundingan yang pada ujungnya berbuah manis.

27 Desember 1949 Indonesia dinyatakan secara sah secara hukum (de yure) oleh Belanda. Peran PBB juga cukup nyata dengan menekan pihak Belanda untuk angkat kaki dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Termasuk pengakuan negara negara sahabat  seperti Mesir, Palestina, Arab Saudi, Lebanon, Suriah, Irak, Vatikan , Yaman, Afganistan dan Turki.

Jadi begitu berat dan penuh perjuangan untuk lepas dari cengkeraman kolonialisme. Begitu berharga sebuah nilai kemerdekaan.

Jangan sia siakan kemerdekaan , Isilah kemerdekaan dengan hal positif. Akhirnya saya sampai juga di stasiun Tigaraksa. Perjalanan 1 jam 30 menit terasa panjang karena melawati banyak peristiwa kemerdekaan yang masih harus dibaca ulang.

Salam Bahagia...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun