Senin (24/7) walau melesat sedikit dari rencana peluncuran pada pertengahan Juli 2023, Â produk Pertamina Pertamax Green 95 akhirnya diluncurkan. Sebagai produk yang digadang gadang memiliki keunggulan karena ramah lingkungan, Pertamax Green 95 adalah produk kedua dari Pertamina yang menggunakan bahan nabati , energi terbarukan karena dihasilkan oleh tumbuhan.
Etanol bisa diperoleh dari  beberapa jenis tanaman salah satunya tebu. Selain Molasses tebu, etanol juga bisa dihasilkan dari cassava atau singkong, jagung .
Soal harga, Pertamax Green 95 dipatok Rp 13.500 per liter. Lebih mahal dari pertamax RON 92 dan lebih murah dari Pertamax Turbo (RON 98). Namun harga yang ditawarkan Pertamax Green 95 akan bersaing dengan produk Shell V Power  (RON 95) yang dibenderol antara Rp 13.780-14.080
Selain Shell, produk yang bermain di RON 95 ada Vivo dengan harga Rp 13.200 dan BP ultimate yang dihargai Rp 13.400 per liter.
Persaingan BBM di kelas RON 95 akan menjadi ketat dengan kehadiran Pertamax Green 95. Sebagai BBM nonsubsidi , harga pertamax Green akan fluktuatif mengikuti harga di pasar dunia.
Apa Keunggulan BBM Bioetanol
Mengutip informasi dari Direktorat Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi. Berikut manfaat dari BBM Bioetanol.
Pertama, penggunaan bioethanol memiliki  tujuan penurunan emisi karbon. Pengurangan emisi efek rumah kaca mencapai angka 43% , selain itu terjadi penurunan untuk  karbon dioksida, nitrogen oksida dan partikel PM2 . Hal ini dinilai akan menaikkan bauran energi terbarukan yang ditargetkan pada 2025 mencapai angka 23% dan target nol emisi karbon (net zero emission) pada tahun 2060.
Reduksi emisi ini dimungkinkan terjadi karena sifat etanol sebagai gasohol yang memiliki angka oktan (RON) 128. Bila dikawinkan dengan bensin akan menaikkan kadar oktan dan performa pembakaran BBM didalam mesin kendaraan baik roda dua atau roda empat.
Kedua, dengan penggunaan Bietanol menjadi jalan untuk terwujudnya kemandirian energi di Indonesia. Hal sudah sepatutnya dilakukan untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar negara lain.
Dibeberapa negara seperti Brazil pemakaian bensin dan etanol sudah sangat populer, negara yang tidak memiliki cadangan minyak bumi biasanya akan memilih campuran bensin dan etanol atau alcohol.
Perbandingan bensin dan etanol di berikan kode E, E10, E25, E80. Artinya perbandingan etanol untuk kode E10 adalah etanol 10%, begitu juga dengan kode E25 yang menandakan campuran etanol 25%.
Untuk Pertamax Green 95, penggunaan etanol sebesar 5%. Untuk ke-iritan nampaknya penggunaan etanol tak memiliki banyak pengaruh. Konsumsi hampir sama dengan penggunaan bensin. Namun dari sisi emisi , penggunaan etanol lebih ramah lingkungan.
Bersaing dengan SPBU SwastaÂ
Pertamina sejatinya pernah memiliki produk BBM RON 95 dengan nama Pertamax Plus, namun produk BBM ini dihentikan pada 2016.
Maka sejak 2016 Pertamina praktis tak memiliki produk sejenis (RON 95), yang dimiliki SPBU Swasta pesaingnya. Konsumen yang menginginkan BBM beroktan tinggi akhirnya harus mengantri BBM di SPBU Swasta.
Hal ini tentu membuat pihak pertamina  ingin menguasai pasar  BBM RON 95 . Langkah peluncuran Pertamax Green 95 merupakan jawaban atas 'perang di RON 95'.
Menurut Riva Siahaan, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga,  tujuan utama Pertamina meluncurkan Pertamax Green 95 adalah Upaya melengkapi seluruh produk Pertamina dan kelengkapan layanan Pertamina. Sehingga konsumen Pertamina bisa memilih produk yang paling sesuai.
Bagi konsumen yang menginginkan oktan tinggi namun dengan harga yang lebih murah bisa memilih Pertamax Green 95. Dari sisi market , konsumen saat ini memiliki banyak pilihan. Namun jumlah SPBU Pertamina yang dominan tentu akan menguntungkan, Wilayah yang belum memiliki jaringan SPBU Swasta  akan memilih SPBU Pertamina.
Mau isi BBM jenis apa ?
Salam Bahagia...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H