Selain burungnya saya juga mengoleksi sangkar burung kelas kontes yang harganya ratusan ribu hingga jutaan. Sangkar ini menaikkan pamor pemain burung. Terutama saat burung yang akan diadu  pada kontes.
Untuk membeli seekor burung bekicau, saya menggunakan uang khsusus. Biasanya uang yang saya gunakan bukan dari gaji utama tapi dari uang lembur atau uang bonus. Maka saat saya sudah menikahpun saya tak punya masalah dengan istri karena membeli burung berkicau yang harganya lumayan mahal.
Untuk biaya perawatan burung berkicau tidaklah mahal, sama seperti hewan peliharan lainnya seperti memelihara kucing atau anjing.
Menurut saya memelihara burung berkicau malah lebih memguntungkan, karena harga burung bisa naik karena telah gacor (istilah untuk burung yang sudah rajin berkicau). Saya biasanya membeli burung 'bahan' lalu saya rawat hingga rajin berkicau.
Saya tidak terlalu berminat untuk ikut kontes burung karena waktu saya terbatas karena bekerja. Dan juga kurang percaya diri bila harus beradu dengan burung burung kelas kolektor yang harganya bisa puluhan juta rupiah.
Burung Paling Mahal yang Pernah Saya Beli
Sepanjamg saya memelihara burung berkicau hingga tulisan ini dibuat, burung murai lah yang paling mahal.Â
Saya membeli dari seorang teman seharga dua juta rupiah (saya berharap khusus artikel ini tidak dibaca istri saya, he he). Karena biasanya saya tidak akan memberitahukan secara terbuka kepada istri saya, khawatir ia bisa pundung karena untuk urusan burung saya bisa tidak masuk akal,
Saya pernah memiliki lebih dari 12 kandang burung berkicau, berbagai jenis yang bila ditotal harganya bisa mencapai sepuluh juta rupiah. Harga ini tentu biasa berubah tergantung kondisi burung. Semakin fit dan rajin berbunyi, maka harganya bisa meningkat.
Memelihara burung butuh ketekunan, kesabaran dan luasnya pertemanan. Rajin belajar dari sesama penghobi burung , belajar tips untuk meningkatkan performa burung. Mulai dari pakan tambahan, memandikan dan menjemur burung.