Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ini Cara Frugal Living yang Saya Lakukan

21 Juli 2023   08:30 Diperbarui: 21 Juli 2023   13:47 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pexels.com

Hidup memang seperti roda. Pernah di sisi atas lalu turun ke sisi bawah. Seperti itu yang saya rasakan. Pernah memiliki pekerjaan mapan dengan penghasilan cukup sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan menabung. Lalu karena sesuatu hal, lembaga tempat saya bekerja berhenti operasi karena sesuatu hal yang belum pernah terbayangkan.

Kaget karena tiba-tiba kehilangan pekerjaan. Jangankan uang pesangon barang pribadi di kantor raib entah siapa yang mengambil. Masa masa itu pernah saya rasakan.

Dua kali saya merasakan jadi pengangguran, menjadi beban negara. Menambah angka pengangguran nasional. Beruntung masa sulit itu cepat berlalu. Roda itu pelan pelan terungkit kembali ke atas.

Kejadian masa sulit itulah yang membuat saya menyiapkan diri untuk keadaan darurat. Dengan beban keuangan yang tinggi, karena empat anak masih membutuhkan biaya besar.

Mengenal frugal living

Gaya hidup ini semakin dikenal orang dan viral di sosial media. Frugal living adalah gerakan yang berkembang sejak 1992, dikenalkan pertama kali  oleh ahli finansial bernama Vicki Robin dan Joe Domingues. 

Dari sisi Bahasa, frugal memiliki arti hemat, sedang living sendiri memiliki arti gaya hidup. Jadi frugal living adalah gaya hidup hemat.

ilustrasi : pexels.com
ilustrasi : pexels.com

Frugal living sebuah gaya hidup yang cocok diterapkan saat terjadi krisis ekonomi atau resesi. Dimana stabilitas keuangan terganggu, sulitnya pendapatan, harga barang yang naik, tingkat inflasi yang meroket.

Orang orang yang menerapkan frugal living akan menghitung setiap pengeluaran, tidak terpancing oleh trend atau barang konsumsi yang menggoda. Fokus untuk mengurangi pengeluaran dan menaikan jumlah tabungan.

Bahkan secara eksrem, menghapus semua aplikasi belanja online dan aplikasi yang menyedot pengeluaran yang sifatnya tidak penting hingga menutup kartu kredit.

Selain itu merubah kebiasaan dengan mengurangi makan di luar, lebih suka membawa bekal dengan memasak sendiri di rumah, memilih transportasi publik yang murah meriah ketimbang naik taksi atau menggunakan aplikasi yang lebih mahal.

Lebih aware terhadap barang diskon atau promo bila terpaksa harus membeli barang atau makanan. Mengumpulkan uang receh kembalian dalam satu dompet khusus. Dan tak segan berbelanja dengan uang receh yang telah dirapikan.

Menerapkan frugal living di kehidupan sehari hari

Tak mudah menerapkan gaya frugal living, butuh mindset yang kuat. Paham akan rencana keuangan jangka menangah dan jangka panjang. Apalagi bagi orang punya kebiasaan hidup hedon dengan slogan mematikan "Kayak orang susah aja Lo... "

Menurut data BPS pengeluaran terbesar orang Indonesia pada tahun 2022 adalah makanan dan minuman dengan total Rp 995,39 Trilyun. Angka yang sangat besar. Dan mirisnya Indonesia tercatat juga sebagai negara nomer 2 di dunia yang menyisakan makanan.

Pengeluaran terbesar kedua adalah transportasi dan komunikasi sebesar Rp 498,20 Trilyun. Pengeluaran ini termasuk ongkos transportasi, BBM, pulsa dan paket internet. Pengeluaran ini terkait sangat aktifnya orang Indonesia di sosial media, rajin menonton film baik yang berbayar maupun gratisan hingga bergame online berjam jam yang kadang tidak kenal waktu dan tempat.

Memulai gaya hidup frugal living harus dimulai secara terencana dan tidak tiba-tiba. Lakukan dengan tahapan tahapan, mulai dari mengurangi belanja online yang tidak perlu, mengurangi jajan kekinian yang sedang hit, mencoba transportasi publik dengan kenyamanan yang mungkin berkurang.

Mengalokasikan dana diawal Ketika menerima gaji untuk tabungan, donasi dan keperluan primer yang wajib dibayarkan seperti biaya listrik, asuransi. Merencanakan tujuan finansial sangat penting di sini. Jangan sampai kita bingung sendiri apa tujuan kita.

Tantangan terbesar adalah orang yang ada di sekitar bila mereka paham dan mendukung maka akan mudah menerapkan frugal living. Cibiran dan buliying mungkin akan menerpa. Apalagi yang biasanya royal tiba-tiba jadi sangat perhitungan. Yang biasanya gampang mentraktir kini menghindar kabur.

Walau kelihatannya mudah dilakukan frugal living bahkan untuk sebagian orang bisa tak masuk akal dan akan sangat sulit untuk dilakukan. Gaya hidup memang tak mudah diubah dalam waktu singkat.

Sebelum menjalankan frugal living ada baiknya melakukan beberapa hal berikut ini:

Pertama, berkonsultasi kepada orang yang lebih dulu dan sukses menjalankan gaya hidup ini, atau bila perlu bekonsultasii dengan ahli perencanaan keuangan.

Kedua, beritahu pasangan, keluarga dan teman dekat rencana menjalankan frugal living sehingga mereka paham dan tidak berpikiran negatif atas perubahan yang akan dilakukan

Ketiga, berikan jeda waktu bila dirasa ada hambatan yang cukup mengganggu, misal ada tantangan dari keluarga dekat.

Hal yang saya lakukan untuk frugal living

Pasca jobless yang pernah saya rasakan di pertengahan tahun 2022, saya melakukan langkah dengan menurunkan biaya yang masih bisa dihemat. Sebenarnya hampir semua orang akan melakukan penghematan bila sumber pemasukan menurun drastis. Hal yang lumrah.

Untuk biaya konsumsi harian, saya dan istri sepakat untuk memaksimalkan makanan di rumah, belanja ke pasar untuk kebutuhan 2-3 hari kedepan. Sebisa mungkin bahan makanan yang mudah dimasak tanpa proses yang rumit tapi tetap memperhatikan gizi yang seimbang.

Sumber makanan murah tapi kaya gizi, seperti tempe dan tahu cukup banyak di beli, sumber protein dari telur.

Dan saya menghindari ada sisa makanan, kalau ada sisa akan di modif untuk menjadi jenis makanan lainnya. Contoh sederhana, bila ada sisa nasi di rice cooker maka akan diubah jadi nasi goreng.

Anak-anak juga pahamkan untuk bisa mengikuti penghematan, dengan mengurangi jajan di luar. Sebagai kompensasinya, istri saya membuat makanan camilan sendiri di rumah. Makanan ala ala yang disukai anak anak.

Untuk penghematan biaya transportasi, saya upayakan menggunakan transportasi publik sebisa mungkin. Walau akan memakan waktu lebih lama sedikit. Bahkan bila bisa ditempuh dengan jalan kaki akan saya jalani, anggap saja sambil berolahraga 1000 langkah per hari.

Untuk komunikasi, saya menggunakan paket internet bulanan yang murah, untuk ini saya mengganti operator yang lebih murah karena saya sudah hampir tak pernah lagi kepedalaman Indonesia (semoga paham maksud saya). Untuk komunikasi saya terbantu wifi gratis di kantor dan di rumah.

Untuk fashion dan perlengkapan rumah saya mengandalkan barang barang murah yang ditawarkan di aplikasi live atau situs barang bekas tapi berkualitas.

Untuk pendidikan, bersyukur anak anak saya bisa meraih beberapa keringanan dan beasiswa prestasi yang mengurangi biaya cukup signifikan. Dua anak saya yang duduk di perguruan tinggi malah sudah bisa mendapatkan passive income yang lumayan.

Itu yang saya dan keluarga lakukan untuk frugal living ala saya. Apakah sudah benar yang saya lakukan, saya juga tak tahu. Artikel ini hanya sekedar sharing.

Oh ya, frugal living menurut saya juga harus dimodifikasi dengan menambal pendapatan, baik passive income atau second income dari usaha lainnya. Selain hemat tapi juga berusaha menambah penghasilan.

Sebuah opini: dampak frugal living yang bisa merugikan

Walau frugal living banyak manfaat untuk orang yang menjalankan tapi punya dampak negatif bila dilakukan tanpa perencanaan yang baik. Ibarat ingin menurunkan berat badan dengan diet, kalau salah malah bisa masuk UGD.

Bila frugal living jadi gerakan massal misal diikuti setengah warga Indonesia ada dampak penurunan ekonomi, terutama pada sektor sektor retail, perdagangan mikro hingga industri kecil. Angka penjualan merosot karena daya beli melemah. Bila itu terjadi dalam rentang waktu yang panjang bisa dibayangkan bisa berdampak tutupnya warung, toko, lapak lapak usaha mikro. Sektor riil yang akan kena imbas

Distribusi uang akan lebih banyak mengalir ke sektor jasa keuangan. Sedang jasa keuangan tidak bisa mengembangkan dana karena sektor riil melemah. Bila itu terjadi malah terjadi resesi. Untuk hal ini bisa berdiskusi lanjutan.

Frugal living cocok dilakukan oleh golongan yang memiliki penghasilan terbatas dan golongan menengah yang memiliki rencana keuangan jangka panjang misal ingin membeli rumah, membeli kendaraan atau biaya perjalanan ibadah.

Untuk orang orang makmur, memiliki asset dan uang yang banyak, sejatinya cukup tidak menghamburkan uang untuk yang tidak perlu dan yang paling utama jangan pamer harta kekayaan di sosial media.

Perlu diingat baik baik, frugal living tidak membuat orang menjadi kaya raya. Frugal living hanya membantu untuk hidup hemat, mampu merancanakan keuangan, tahu prioritas kebutuhan, terhindar dari hutang, membeli karena fungsi bukan karena status.

Jadi jangan berhenti sampai frugal living, tapi lanjut ke good living dengan banyak membantu saudara saudara lain yang kekurangan dan membutuhkan.

Salam Bahagia...

*Artikel ini opini pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun