Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Usai Pesta Ada Rencana yang Tuhan Siapkan (Autobiografi #5)

8 Juni 2023   23:33 Diperbarui: 8 Juni 2023   23:38 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel ini adalah sambungan dari artikel sebelumnya, disila baca disini

Setelah kembali dari Jakarta karena kakekku meninggal, Ayahku menjadi tulang punggung keluarga. Anak yatim berumur 15 tahun itu menjadi Nelayan lalu belajar menjahit dan akhirnya impiannya menjadi guru tercapai setelah menyelesaikan penddidikan guru atas (PGA)

Lanjutan dari kisah sebelumnya

Kehidupan ayahku jauh lebih baik. Statusnya sebagai seorang guru telah mengangkat martabatnya. Anak seorang Janda yang tinggal disebuah  rumah sederhana di dekat Pelabuhan.Mantan seorang nelayan dan seorang penjahit.

Salah satu tanda status seorang pria diperhitungkan di kampungku , seringnya ia mendapat undangan untuk pesta muda mudi saat ada kegiatan Lebaran, atau saat ada perhelatan pernikahan. Ajang kumpul dan saling kenal para muda mudi. Dan kelak akan menjadii pasangan hidup.

Dan salah satu daya tarik yang harus dimiliki cerita ayahku adalah bernyanyi. Bermain musik dan memiliki penampilan yang rapi . Dalam pesta muda mudi tiap laki laki akan memperlihatkan 'auranya'. Saling lirik bila ada kecocokan.

Usia muda ayahku dan gejolak ketertarikan lawan jenis tentu telah mempengaruhi kehidupannya. Adat kebiasaan laki laki dan Wanita  muda di pesisir barat biasanya akan dimulai pada perkenalan disaat pesta muda mudi. Karena hampir semua muda mudi akan muncul dan terlihat.

Tak terkecuali ayahku, dengan penampilannya dan status sosialnya sebagai guru sebenarnya cukup untuk menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi ada embel embel pernah bersekolah di Jakarta. Sebuah prestise tersendiri bagi anak pesisir barat yang pernah bersekolah di Jakarta.

Nama harum Jakarta masih dinilai wah di kampungku saat itu. Anak anak pesisir akan semakin bersinar bila memiliki catatan bersekolah di Jakarta.

Ayahku tentu memiliki harapan untuk mendapatkan tambatan hati, sebuah kebanggan bila seorang lelaki muda telah memiliki pekerjaan tetap (walau masih honor) disukai gadis impiannya. Hal ini dinilai wajar.

Dimulai dari perkenalan , Ayahku mendapatkan kesempatan dari seorang gadis . Sayang ayahku tak pernah mengungkapkan nama gadis tersebut.

Malam Berdarah yang Tak Terlupakan

Perkenalan dan kedekatan ini menjadi berita untuk anak anak muda lainnya. Dan hal ini ternyata tidak sesederhana ceritanya kemudian. Persaingan yang tersembunyi itu nampaknya berbuah kejadian.

Disuatu malam Ketika pesta muda mudi usai, tanpa rasa curiga ayahku pulang ke rumah. Berjalan sendirian karena pasa saat itu suasana normal dan sudah menjadi hal biasa. Tanpa diketahui Ayahku dari sisi belakang dengan rasa pengecut seseorang melayangkan tikaman senjata tajam yang merobek kulit dibawah telinga hingga leher. Darah segar tersembur , ayahku berteriak kesakitan dan tubuhnya terhuyung huyung.

Tindakan pengecut menikam dari  belakang membuat ayahku menderita luka serius. Nyawanya terancam . Beruntung teriakannya didengar orang lain yang segera datang dan membantu. Keadaannya begitu cepat dalam hitungan detik.

Upaya meyelamatkan ayahku dilakukan , beruntung robek yang didapat ayahku tidak terlalu dalam dan cepat dilakukan pertolongan. Hal ini tentu membuat cemas Nenekku, anak satu satunya akan dibunuh seseorang. Keluarga besar ayahku bereaksi . Salah satu adat orang lampung ketika salah satu anggota keluarganya diserang atau dilukai maka akan memantik tindakan balasan. Dan ini akan membuat pertumpahan darah.

Sejak kejadian itu suasana berubah, ayahku menjadi tidak tenang. Walau sudah membawa senjata tajam bila akan berpergian sebagai alat membela diri. Tapi tetap hal itu belum menjadikan dirinya aman

Karena saat itu siapa yang menyerang tidak diketahui, motif yang kuat diduga adalah persaingan mendapatkan pujaan hati. Sebagian hanya menduga duga, tak ada yang mau bertanggung jawab. Kejadian ini sangat membuat resah nenekku, hatinya selalu diliputi kecemasan.

Karena kejadian itulah ayahku selalu mendidik  anak laki lakinya memiliki ilmu beladiri dan secara khusus mempelajari ilmu kebal senjata tajam (hal ini akan aku ceritakan lebih detil). Rupanya trauma masalalunya begitu membekas.

Kembali Ke Jakarta

Rupanya kejadian penyerangan malam itu memiliki sisi baiknya. Sang Kakak yang berada di Jakarta yang telah mendapatkan cerita kejadian langsung bereaksi. Ia segera meminta agar ayahku pindah tugas dan bekerja di Jakarta. Ia  berupaya mencarikan sekolah di Jakarta untuk ayahku mengajar.

Tak lama ada kabar  sekolah di Jakarta membutuhkan guru yang segera disambut baik ayahku. Tak menunggu waktu lama Ayahku pindah tugas ke Jakarta. Dan memiliki kehidupan baru sebagai guru di sebuah sekolah dasar di Tanah Tinggi Johar Jakarta Pusat.

Begitulah kejadian yang kadang tidak mengenakkan berujung dengan cerita baik. Ayahku malah mendapatkan posisi yang lebih baik. Dari sisi penghasilan jauh lebih baik dan kesempatam menjadi PNS di ibukota Jakarta telah terbuka lebar.

Walau  menunggu waktu cukup lama,   dengan  instruksi presiden (Inpres) pengangkatan guru dilakukan pemerintah di tahun 1972. Ayahku resmi menjadi PNS dilingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( P & K) dan di tempatkan di SDN Tanah Tinggi

Setahun kemudian ayahku mengenal ibuku Ketika pulang kampung. Seorang Wanita , anak seorang polisi dengan jabatan Kapolsek. Sebuah kebanggan dan kebahagian bagi ayahku .

Proses perkenalan Ayahku dan Ibuku juga terjadi di sebuah pesta muda mudi usai perhelatan pernikahan seorang teman mereka. Perkenalan lalu dilanjutkan ke proses saling kenal lebih dalam. Ayahku kembali ke Jakarta dan meninggalkan sang kekasih di Pesisir Barat. Jalinan kasih jarak jauh dengan menggunakan surat menyurat.

Tak mudah Ayahku menyakinkan keluarga ibuku. Seorang Lelaki anak seorang Janda  yang hidup sangat sederhana. Tak ada yang menonjol dari keluarga besar ayahku. Rata rata hidup pas pasan. Apalagi ayahku tak memiliki warisan  yang banyak. Hanya sebuah rumah yang ditempati dan sebidang tanah yang tidak terlalu luas disamping rumah.

Nilai plus ayahku   adalah seorang guru PNS dan bekerja di ibukota Jakarta. Dan itulah nilai yang akhirnya meyakinkan keluarga besar Ibuku. Untuk meyakinkan ayahku harus beberapa bolak balik pulang kampung. Cinta yang benar benar harus diperjuangkan.

Proses lamaran dilakukan keluarga besar ayahku, melamar seorang anak kapolsek di zaman itu sebuah hal yang membanggakan. Resepsi pernikahan digelar secara meriah , Kakekku secara khusus menyembelih satu ekor sapi untuk merayakan pernikahan anak keduanya.

Dan selanjutnya ia harus rela melepaskan putrinya diboyong ke Jakarta. Dari kelima anaknya hanya Ibuku yang merantau jauh ke Jakarta. Dan dari keduannya kelak lahir tiga orang cucunya . ( Bersambung....)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun