Malam Berdarah yang Tak Terlupakan
Perkenalan dan kedekatan ini menjadi berita untuk anak anak muda lainnya. Dan hal ini ternyata tidak sesederhana ceritanya kemudian. Persaingan yang tersembunyi itu nampaknya berbuah kejadian.
Disuatu malam Ketika pesta muda mudi usai, tanpa rasa curiga ayahku pulang ke rumah. Berjalan sendirian karena pasa saat itu suasana normal dan sudah menjadi hal biasa. Tanpa diketahui Ayahku dari sisi belakang dengan rasa pengecut seseorang melayangkan tikaman senjata tajam yang merobek kulit dibawah telinga hingga leher. Darah segar tersembur , ayahku berteriak kesakitan dan tubuhnya terhuyung huyung.
Tindakan pengecut menikam dari  belakang membuat ayahku menderita luka serius. Nyawanya terancam . Beruntung teriakannya didengar orang lain yang segera datang dan membantu. Keadaannya begitu cepat dalam hitungan detik.
Upaya meyelamatkan ayahku dilakukan , beruntung robek yang didapat ayahku tidak terlalu dalam dan cepat dilakukan pertolongan. Hal ini tentu membuat cemas Nenekku, anak satu satunya akan dibunuh seseorang. Keluarga besar ayahku bereaksi . Salah satu adat orang lampung ketika salah satu anggota keluarganya diserang atau dilukai maka akan memantik tindakan balasan. Dan ini akan membuat pertumpahan darah.
Sejak kejadian itu suasana berubah, ayahku menjadi tidak tenang. Walau sudah membawa senjata tajam bila akan berpergian sebagai alat membela diri. Tapi tetap hal itu belum menjadikan dirinya aman
Karena saat itu siapa yang menyerang tidak diketahui, motif yang kuat diduga adalah persaingan mendapatkan pujaan hati. Sebagian hanya menduga duga, tak ada yang mau bertanggung jawab. Kejadian ini sangat membuat resah nenekku, hatinya selalu diliputi kecemasan.
Karena kejadian itulah ayahku selalu mendidik  anak laki lakinya memiliki ilmu beladiri dan secara khusus mempelajari ilmu kebal senjata tajam (hal ini akan aku ceritakan lebih detil). Rupanya trauma masalalunya begitu membekas.
Kembali Ke Jakarta
Rupanya kejadian penyerangan malam itu memiliki sisi baiknya. Sang Kakak yang berada di Jakarta yang telah mendapatkan cerita kejadian langsung bereaksi. Ia segera meminta agar ayahku pindah tugas dan bekerja di Jakarta. Ia  berupaya mencarikan sekolah di Jakarta untuk ayahku mengajar.
Tak lama ada kabar  sekolah di Jakarta membutuhkan guru yang segera disambut baik ayahku. Tak menunggu waktu lama Ayahku pindah tugas ke Jakarta. Dan memiliki kehidupan baru sebagai guru di sebuah sekolah dasar di Tanah Tinggi Johar Jakarta Pusat.