Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Usai Pesta Ada Rencana yang Tuhan Siapkan (Autobiografi #5)

8 Juni 2023   23:33 Diperbarui: 8 Juni 2023   23:38 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam Berdarah yang Tak Terlupakan

Perkenalan dan kedekatan ini menjadi berita untuk anak anak muda lainnya. Dan hal ini ternyata tidak sesederhana ceritanya kemudian. Persaingan yang tersembunyi itu nampaknya berbuah kejadian.

Disuatu malam Ketika pesta muda mudi usai, tanpa rasa curiga ayahku pulang ke rumah. Berjalan sendirian karena pasa saat itu suasana normal dan sudah menjadi hal biasa. Tanpa diketahui Ayahku dari sisi belakang dengan rasa pengecut seseorang melayangkan tikaman senjata tajam yang merobek kulit dibawah telinga hingga leher. Darah segar tersembur , ayahku berteriak kesakitan dan tubuhnya terhuyung huyung.

Tindakan pengecut menikam dari  belakang membuat ayahku menderita luka serius. Nyawanya terancam . Beruntung teriakannya didengar orang lain yang segera datang dan membantu. Keadaannya begitu cepat dalam hitungan detik.

Upaya meyelamatkan ayahku dilakukan , beruntung robek yang didapat ayahku tidak terlalu dalam dan cepat dilakukan pertolongan. Hal ini tentu membuat cemas Nenekku, anak satu satunya akan dibunuh seseorang. Keluarga besar ayahku bereaksi . Salah satu adat orang lampung ketika salah satu anggota keluarganya diserang atau dilukai maka akan memantik tindakan balasan. Dan ini akan membuat pertumpahan darah.

Sejak kejadian itu suasana berubah, ayahku menjadi tidak tenang. Walau sudah membawa senjata tajam bila akan berpergian sebagai alat membela diri. Tapi tetap hal itu belum menjadikan dirinya aman

Karena saat itu siapa yang menyerang tidak diketahui, motif yang kuat diduga adalah persaingan mendapatkan pujaan hati. Sebagian hanya menduga duga, tak ada yang mau bertanggung jawab. Kejadian ini sangat membuat resah nenekku, hatinya selalu diliputi kecemasan.

Karena kejadian itulah ayahku selalu mendidik  anak laki lakinya memiliki ilmu beladiri dan secara khusus mempelajari ilmu kebal senjata tajam (hal ini akan aku ceritakan lebih detil). Rupanya trauma masalalunya begitu membekas.

Kembali Ke Jakarta

Rupanya kejadian penyerangan malam itu memiliki sisi baiknya. Sang Kakak yang berada di Jakarta yang telah mendapatkan cerita kejadian langsung bereaksi. Ia segera meminta agar ayahku pindah tugas dan bekerja di Jakarta. Ia  berupaya mencarikan sekolah di Jakarta untuk ayahku mengajar.

Tak lama ada kabar  sekolah di Jakarta membutuhkan guru yang segera disambut baik ayahku. Tak menunggu waktu lama Ayahku pindah tugas ke Jakarta. Dan memiliki kehidupan baru sebagai guru di sebuah sekolah dasar di Tanah Tinggi Johar Jakarta Pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun