dasar negara. Lima Sila yang digali oleh bapak dan ibu bangsa. Bukan perkara mudah untuk menentukan dasar yang cocok untuk sebuah negara yang akan lahir. Â Apalagi bangsa majemuk yang luasnya hampir setara dengan eropa.
Setiap tanggal 1 Juni seharusnya jadi hari sakral karena bangsa ini memilikiProsesnya memerlukan pemikiran brilian. Hanya Indonesia yang memiliki dasar negara yang dibuat khusus. Tarik ulur dan saling berdebat. Sila sila yang ada sekarang adalah buah kompromi kebangsaan yang bila menemui kebuntuan akan berimbas pada proses kemerdekaan.
BPUPKI yang mengadakan rapat dari tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Dalam rapat tersebut mendengarkan pidato dari tokoh tokoh bangsa yang mengusulan dasar dasar negara. Tanggal 1 Juni giliran Bung Karno yang berpidato.
Dalam pidato Bung Karno tercetuslah Pancasila , lima dasar atau lima asas. "Di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi " Seru Bung Karno dalam pidatonya yang berapi api. Pada momen tersebut Bung Karno mengajak istrinya Fatmawati untuk duduk dan mendengarkan pidatonya secara langsung.
Gedung yang dipakai untuk rapat adalah Gedung yang berada dijalan Pejambon persis disamping Gedung Kementrian Luar Negeri. Gedung yang dibangun zaman Belanda itu beberapa kali digunakan ontuk berbagai kepentingan.
Sejatinya Pancasila dengan sila silanya baru diputuskan tim sembilan yang dibentuk kemudian. Baru pada tanggal 22 Juni 1945 Pancasila telah diputuskan dengan sila yang hampir mirip dengan yang kita kenal saat ini.
Hasil pembahasan tim sembilan dituangkan dalam Piagam Jakarta atau biasa disebut Jakarta Charter. Pancasila sebagai dasar negara dicantumkan dalam mukadimah UUD 1945. Penetapan resmi Pancasila sebagai dasar negar dilakukan satu hari pasca proklamasi 17 Agustus 1945.
Dalam pidato yang bersejarah Bung Hatta mengumumkan penghapusan tujuh kata dalam sila pertama, "Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya ".
Sejak tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi menjadi dasar negara hingga saat ini. Namun dalam sejarahnya Pancasila mengalami beberapa kali cobaan. Secara politik , Pancasila hampir saja tergantikan oleh ideologi lain.
Pada tahun 1956 Bung Karno mulai menyebut nyebut Nasakom ( Nasiomalis Agama Komunis) sebagai pilar negara.Hal inilah yang menjadi pemicu perpisahan Bung Karno dan Bung Hatta. Ditahun itulah Bung Hatta secara resmi mundur sebagai wakil presiden karena tak cocok bekerjasama dengan komunis dan menilai Bung Karno akan semakin otoriter.
Demokrasi Terpimpin yang diterapkan Bung Karno sejak 1959 mulai menguatkan konsep Nasakom. Bahkan secara gambling Bung Karno menyebutkan dalam sebuah pidato pada peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1961 Siapa yang setuju kepada Pancasila, harus setuju kepada NASAKOM; siapa yang tidak setuju kepada NASAKOM, sebenarnya tidak setuju kepada Pancasila," lantang Sukarno