2. Resistensi Gulma: Penggunaan herbisida secara berulang dapat menyebabkan beberapa jenis gulma berkembang menjadi kebal terhadap herbisida tersebut, sehingga mengurangi efektivitasnya.
3. Dampak terhadap Keanekaragaman Hayati: Herbisida yang diterapkan secara luas dapat membunuh tanaman yang tidak diinginkan, namun juga dapat mempengaruhi spesies tanaman yang bermanfaat bagi ekosistem, termasuk tanaman penyerbuk dan tanaman pakan bagi hewan.
4. Dampak Kesehatan Manusia: Paparan jangka panjang terhadap herbisida, terutama bagi petani dan pekerja lapangan, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti iritasi kulit, gangguan pernapasan, atau bahkan kanker jika herbisida mengandung bahan kimia berbahaya.
5. Kerusakan pada Organisme Non-Target: Herbisida dapat merusak organisme non-target seperti serangga, burung, dan hewan lain yang terpapar langsung atau melalui rantai makanan.
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan herbisida secara bijak dan mengikuti petunjuk penggunaannya, serta mempertimbangkan alternatif ramah lingkungan jika memungkinkan, seperti penggunaan metode pengendalian gulma alami atau mekanis.
 Penggunaan herbisida harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk untuk memaksimalkan efektivitasnya serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam penggunaan herbisida yang benar:
1. Pemilihan Herbisida yang Tepat
Pilih herbisida yang sesuai dengan jenis gulma yang ingin dikendalikan. Ada herbisida selektif yang hanya membunuh gulma tertentu tanpa merusak tanaman utama, dan ada juga herbisida non-selektif yang membunuh semua tanaman yang terpapar.
Pastikan herbisida yang digunakan aman untuk tanaman yang diinginkan dan sesuai dengan jenis tanah atau iklim.
2. Pengaturan Waktu Penerapan
Waktu yang Tepat: Herbisida harus diterapkan pada waktu yang tepat, misalnya pada fase pertumbuhan gulma yang paling rentan atau ketika kondisi cuaca mendukung (misalnya, tidak ada hujan selama 24 jam setelah aplikasi).