Mohon tunggu...
Nova Hesti Sarwendah
Nova Hesti Sarwendah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Gizi

Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketahanan Pangan Keluarga di Masa Pandemi

15 Juni 2021   21:20 Diperbarui: 15 Juni 2021   21:43 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan produksi pangan dapat ditempuh dengan cara pengembangan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. 

Keanekaragaman tanaman pangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan, salah satunya adalah umbi-umbian yang bermanfaat sebagai sumber karbohidrat. 

Jenis umbi-umbian yang bisa dimanfaatkan secara lebih optimal diantaranya adalah ubi kayu, ubi jalar, talas, kimpul, garut, dan ganyong yang dapat menjadi bahan pangan utama pengganti beras.

Salah satu umbi-umbian yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan adalah tanaman kimpul (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott). 

Kimpul belum dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kimpul hanya dimanfaatkan sebagai sumber pangan alternatif di daerah-daerah tertentu.

Kimpul merupakan tanaman batang, daun dan umbinya yang mirip dengan talas.  Tanaman ini kaya akan pati. Bobot daging kimpul yang dapat dimakan adalah 80% per 100 gram dan menghasilkan energy sebesar 145 Kal. 

Kandungan gula dan lemaknya cukup rendah sehingga cocok untuk di konsumsi oleh penderita diabetes, jantung, dan esteorosis dan hipertensi. 

Selain itu kimpul empunyai sifat basa, sehingga tidak akan merusak gigi. Kimpul baik untuk kesehatan dan mudah ditanam sehingga berpotensi dikembangkan sebagai sumber kalori.

Kimpul termasuk salah satu komoditi sumber karbohidrat, salah satu keunggulan yang terdapat pada umbi kimpul adalah adanya kandungan senyawa bioaktif yaitu senyawa diosgenin. 

Senyawa diosgenin ini diketahui bermanfaat sebagai anti kanker. Keunggulan lain dari kimpul adalah patinya mudah untuk dicerna. Hal ini dikarenakan patinya terdapat amilosa dalam jumlah yang cukup banyak, yaitu sekitar 20-25 % dan ukuran dari granula patinya cukup kecil. Selain itu, kimpul juga bebas dari gluten, sehingga pangan hasil olahan dari kimpul dapat dikonsumsi oleh individu yang alergi gluten.

Kekurangan kimpul yaitu mengandung asam oksalat. Adanya senyawa oksalat pada kimpul saat dikonsumsi dapat menyebabkan rasa gatal pada rongga mulut dan tenggorokan. 

Rasa gatal tersebut dapat diakibatkan oleh adanya tusukan dari jarum kristal yang ada pada kalsium oksalat yang terbungkus dalam kapsul transparan yang berisi cairan yang ada di antara sel-sel umbi. 

Kadar oksalat dapat dikurangi dengan melakukan perlakuan pendahuluan secara benar. Rasa gatal dari asam oksalat dapat dihilangkan dengan cara perebusan, pengukusan, maupun perendaman selama 16 jam.

Kimpul umumnya ditanam di pedesaan sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija lain. Umbi kimpul biasanya diolah secara sederhana dengan direbus atau dengan sedikit variasi dibuat berbagai produk olahan antara lain getuk, keripik, dan sebagainya. Umbi kimpul dapat pula dimanfaatkan untuk pembuatan chip dan peung. 

Di Jepang umbi kimpul telah menjadi bahan makanan sehari-hari yang sangat dibutuhkan, akan tetapi Jepang sendiri baru dapat memenuhi kebutuhan tersebut kurang dari satu persen. Salah satu permasalahannya adalah iklim yang tidak mendukung yaitu adanya musim gugur yang menyebabkan kimpul mudah membusuk.

Kimpul merupakan tanaman yang mudah ditanam dan cukup potensial, sehingga sangat layak untuk dikembangkan. Kimpul termasuk jenis tanaman talas-talasan yang berasal dari benua Amerika. Talas kimpul sering disebut juga dengan talas Belitung. Kimpul memiliki nama ilmiah Xanthosoma sagittifolium. Budidaya tanaman kimpul yang intensif memerlukan pengethauan mengenai karakter fisiologinya. Produktifivitas tanaman dapat megalamai gangguan manakala tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh optimal nya. Tumbuahn akan memebrikan tumbuh optimalnya. Tumbuhan akan memeberikan tanggapakan terhdapat kondisi lingkungan yang tidak sesuai atau lazim disebut sebagai stress atau cekaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun