"Peminat semangka pada awal dibukanya toko ini cukup banyak, apalagi bulan ramadhan yang pasti banyak orang membeli buah untuk berbuka puasa." Kata Rinto, pemilik UMKM.
Namun menjelang hari-hari biasa apalagi masa saat ini yang lagi-lagi karena dampak dari pandemi Covid 19 yang semakin merebak, penjualan semangka mulai menurun. Rinto menjelaskan kalau biasanya semangka adalah makanan pencuci mulut saat oraang-orang sedang mempunyai hajat atau acara seperti pesta dan lainnya sehingga cukup banyak pembeli yang datang.
Semenjak pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan memutus penyebaran virus corona, sudah jarang orang-orang yang menggelar pesta.Yang datang untuk membeli dagangan di warung ini mungkin hanya beberapa ibu-ibu yang membeli untuk stok persediaan di kulkas dan pedagang sop buah.
Terkait hal itu Rinto berinisiatif mempromosikan warung semangkanya lewat online atau sosial media. Ia mulai membuat promosi lewat snap whatsapp dan lain-lain. Dengan bantuan teman dan iming-iming pesan antar, promosi ini cukup efektif. Karena dirasa mudah dan tidak membuang tenaga, pembeli pun mulai berdatangan memesan semangka di tempat ini.
"Dalam masa seperti ini, teman-teman saya yang paling mensuport dan membantu saya sehingga saya bisa bertahan."
Rinto juga memberlakukan diskon bagi pembeli. Yaitu pembeli yang membeli semangka lebih dari 35 ribu rupiah akan mendapat diskon sebesar 5%. Hal ini dilakukan Rinto untuk menarik antusias pelanggan agar semangka ditempatnya.
Kebijakan PSBB tersebut cukup berdampak pada sektor ekonomi serta menjadi pukulan bagi para pelaku UMKM apalagi yang berfokus pada penjualanan makanan seperti Rinto. Pasalnya, menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha UMKM.
"Kalau dalam kondisi sekarang yg semakin hari semakin banyak kasus pandemi pembeli mulai mengurang. Dan itu sangat menyulitkan perekonomian saya dan keluarga. Apalagi dimasa pandemi kebutuhan semakin banyak tapi usaha gitu gitu aja" Terang Rinto Pamungkas.
Krisis ekonomi yang dialami UMKM tanpa disadari dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu pembinaan dan bantuan untuk pelaku UMKM di masa pandemi perlu menjadi perhatian banyak sektor terutama lembaga pemerintah.